Dinner

694 138 10
                                    

Seminggu setelah kedatangan Meira ke rumahnya, Sunghoon dan Mika tak lagi memiliki waktu untuk sekedar bertegur sapa. Keduanya sama-sama saling menjauhkan diri, terlebih Mika. Ia rasanya tidak lagi memiliki keberanian untuk berada di dekat sang kakak apalagi sekarang ada hati yang haru ia jaga.

Tepat setelah kepergian Meira, malam itu juga Mika mendapat pesan dari gadis yang berbeda 2 tahun darinya itu. Pesan yang Meira kirim berupa ajakan untuk makan malam bersama, lebih tepatnya lagi sih ajakan ke kakaknya, Sunghoon.

Meira berpesan agar Mika bisa mengajak Sunghoon untuk bertemu dengannya. Lalu apalagi yang wanita cantik itu inginkan? Jelas saja kehadiran Sunghoon. Mungkin saja ia mengahak Mika hanya sebagai umpan agar kakaknya itu mau pergi bersama dengannya. Yaaa, pikiran kotor itu seketika hinggap di kepala Mika.

"Mmmm, Lusa mau jalan ngga sama aku?". Tutur Mika hati-hati.

Hari ini mereka sedang free time di rumah. Seperti biasa tidal ada siapapun dirumah ini kecuali mereka. Mama dan Papah Sunghoon baru akan pulang sekitar 5 mingguan lagi itu artinya dalam 5 minggu kedepan mereka akan tetap tinggal berdua, plus asisten rumah tangga.

Sunghoon menatap kearah meja makan yang di tempatin oleh Mika, sedangkan dirinya sedang duduk di sofa ruang tengah sambil menonton siaran televisi kesukaannya.

"Ada apa?". Tanya Sunghoon kelewat dingin. Ia masih merasa kesal terhadap Mika. Bukan apa-apa sih, hanya saja ia tak habis pikir dengan apa yang di inginkan oleh adiknya itu.

Sunghoon tahu, benar-benar tahu dengan jelas kalau Mika memang memiliki perasaan seperti yang ia rasakan kepadanya. Tapi bukannya membalas perasaan itu Mika malah mengorbankan dirinya dan memilih untuk mendukung orang yang sama sekali tidak di inginkan oleh Sunghoon. Persetan dengan status ini, yang jelas sampai kapanpun ia akan tetap mempertahankan perasaannya kepada adik sambungnya itu.

"Gpp, cuma pengen keluar aja. Mau??". Mika kembali memberi pertanyaan kepada Sunghoon, berharap jika pria sedingin Es itu akan mengiyakan ajakanya.

"Yaudah". Final Sunghoon, dan Mika pun tersenyum lega setelah mendengarnya.

***

Hari ini Sunghoon berniat untuk berkunjung ke rumah Heeseung, rasanya sudah lama sekali ia tidak bertemu dengan sahabat karibnya itu dan jangan lupa dengan bocah tengil banyak omong seperti Jay, ia juga sangat merindukan teman lucknut seperti dirinya.

"Gue tunggu di tempat biasa"

" ... "

"Iya ini gue udah sama Jay"

" ... "

"Oke".

Sunghoon menutup sambungan secara sepihak. Ia berjalan menuju ke arah Gang kecil yang ada di pinggir kota. Dengan Jay yang ada di belakangnya, ia semakin mempercepat langkahnya untuk segera sampai ke tempat yang ia tuju. Pondok Sahabat.

Ya, itulah tempat yang selalu mereka datangi saat dalam waktu kosong seperti ini. Nama pondok sahabat sendiri di buat oleh Sunghoon dan juga --- Jake --- saat itu mereka masih duduk di bangku Smp. Dan ketika awal SMA Sunghoon mengenalkan tempat ini kepada Jay dan juga Heeseung. Tempat yang menjadi tongkrongan favorit nya itu adalah tempat paling terpencil dan tertutup. Bahkan tidak ada satupun orang yang tau tempat ini kecuali mereka berempat.

"Huh... Akhirnya ... ". Sunghoon menghela nafas panjang kemudian merentangkan kedua tangannya ke udara.

Pondok sahabat ini sebenarnya hanya pondok biasa yang terbuat dari bambu dan papan kayu. Tidak terlalu mewah, hanya suasana dan pemandangan disinilah yang membuat pondok ini berharga.

FIRST IMPRESSION | Park Sunghoon ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang