part 39

249 35 26
                                    

" rasa memang tak pernah terencana. Datang secara tiba-tiba dan tanpa disadari perlahan dengan berjalannya waktu rasa nyaman pun muncul tanpa disadari. Jalani prosesnya dan jangan pernah mengelak. Karena rasa tak akan mampu untuk kau elakkan. Semakin kau ingin mengelak, maka rasa akan semakin kuat.

Sudah beberapa menit berlalu, lelaki tampan yang menjadi salah satu dosen diuniversitas ternama itu masih saja menatap kearah wanita yang saat ini sibuk melahap makanan yang terhidang didepannya itu. sedangkan lelaki itu sama sekali tidak menyentuh makanan yang sudah dipesannya. Entahlah, melihat wanita itu sangat lahap memakan semua makanan yang ada dihadapannya membuat Al juga merasa sangat bahagia. Bahkan dia melupakan waktu makan siangnya. Padahal banyak sekali mahasiswinya yang sangat cantik dan mempesona yang selalu melirik kearahnya. Tetapi hanya kepada satu gadis saat ini matanya selalu tertuju. Selalu mengelak tetapi rasa itu semakin kuat memberontak. Jujur diusianya yang sudah dewasa itu dia belum pernah mengenal cinta. Baginya cinta itu hanya meninggalkan rasa sakit apalagi jika kita jatuh cinta sendirian. Tapi entah kenpa setiap dia berada didekat wanita itu, jantungnya berdetak tak karuan. Melihat air mata dari wanita itu seakan hatinya ikut tersayat, dan setiap senyum bahagia diwajah nya juga mampu membuat dirinya juga merasakan bahagia.

Sementara yang menjadi pusat perhatian pun sama sekali tidak menyadari. Yang penting saat ini dia harus mengisi perutnya agar calon baby nya tidak kelaparan. Dan anehnya Lula belum pernah merasakan ngudam yang aneh-aneh. Mungkin calon baby nya mnegerti jika Lula saat ini masih dalam kesedihan karena Nathan yang pergi begitu cepat.

Sementara itu disisi lain Arsen,byan,azka dan ketiga istri mereka juga telah tiba dikantin dan bergabung dengan Lula dan yang lainnya. Mereka sangat senang melihat adik mereka yang makan sangat lahap.

" wah sayang, kamu lahap sekali makannya." Ucap Arsen sambil mengelus lembut rambut adiknya itu. Lula pun langsung tersenyum hangat kepada kakaknya itu.

" iya dong kak, nanti Nathan sedih lagi kalau anaknya ga dikasih makan." Balas wanita itu berusaha untuk tetap tersenyum walau saat ini dia sangat merindukan suaminya itu. dia selalu berharap jika Nathan selalu melihatnya dari atas sana. Arsen, Azka dan Byan pun mengetahui jika saat ini adik mereka pasti sedang memikirkan Nathan. Sementara itu tak jauh dari mereka ternyata ada Zio dan kedua sahabatnya yang juga akan menuju kemeja Lula.

" wah princess Lula makan nya lahap banget. Calon baby kita ga rewel kan sayang?" tanya Zio menggoda wanita itu. entah kenapa dia bisa sesayang ini dengan wanita yang dulu pernah singgah dihatinya. Sementara Ufi pun langsung menyibukkan diri dengan makanannya karena kedatangan Zio. Zio pun menyadari tingkah aneh gadis itu, dia pun hanya tersenyum manis melihat gadis yang salah tingkah itu.

" ga rewel kok kak, tapi y alula pengen banget jalan-jalan sekarang." Balas Lula dengan nadas manjanya. Siapa yang akan menolak permintaan wanita itu saat ini. Sementara itu tak jauh dari mereka sekarang ada pemuda tampan yang merasa geram dan panas. Dia tak habis pikir, ada berapa lelaki yang dekat dengan wanita itu. sementara Evan pun langsung melangkahkan kakinya menuju ketempat Lula.

" baru aja tadi mau bilang ngikhlasin Lula, sekarang dah oleng aja." Ucap Gavin yang tak habis pikir dengan sahabatnya itu.

" Anjir si Evan denger dikit suara Lula aja langsung oleng ya." Sambung Raihan yang terkikik geli.

" lah Bangke gue aja ni yang bukan siapa-siapa lula demen njir dengan suara Lula yang manja-manja gitu." Ujar Zidan yang langsung disetujui oleh Gavin dan Raihan. Pantas saja Si Evan bisa oleng begitu.

" Lula kamu mau kemana? Biar aku yang anterin." Ucap Evan dengan sangat bersemangat. Padahal baru saja tadi dia ber mellow mellow dan lihatlah lelaki itu saat ini.

" enak aja lo, gue lah yang ngajak Lula pergi." Zio pun langsung merasa tak terima. Enak saja si Evan ini memotong dirinya. Dia sangat ingin berduaan dengan wanita itu. bukan karena ingin berniat menggantikan Nathan tetapi sejak dulu dia tidak pernah pergi berdua dengan Lula karena Nathan yang sangat possessive. Sementara yang lain tak ada yang berkomentar karena memang bukan pertama kali mereka rebut seperti ini. Tak apa bukan menikmati keributan mereka berdua.

" ada apa ini rebut-ribut."

Sontak mendengar suara yang taka sing itu membuat perdebatan mereka berdua terhenti dan tatapan semua orang mengarah kepadas sosok lelaki tampan berjas itu siapa lagi jika bukan Alvaro. Dosen yang dingin yang entah kenapa sering sekali muncul didekat Lula saat ini. Sudah cukup Al merasa tidak sanggup menahan rasa cemburunya ketika banyak lelaki yang berada didekat wanita itu.

" ini lo pak, Ivan mau nikung saya." Adu zio dengan nada merengeknya. Apa dia sudah gila?

" lu ga nyadar kalau pak Al juga mau nikung kita?" balas Evan yang langsung membuat Zio menatap tajam kearah dosennya itu. sementara yang lain sangat asyik melihat perdebatan didepan mereka. Ternyata begini rasanya melihat keributan secara langsung, ini akan lebih seru dibandingkan menonton di bioskop.

" untuk apa juga saya menikung kalian." Al pun berusaha untuk membantah ucapan mahasiswanya itu. lagipula dia juga bingung, kenapa dia bisa ada disana? Dan untuk apa? Untuk apa juga dia ikut campur ?

" awas ya pak kalau bapak nikung saya!" ancam Zio sambil menggandeng tangan Lula yang baru selesai meneguk habis jus jeruknya itu.

" lepasin tangan kamu dari dia." Teriak Al keras. Jangan lupa dengan sorot mata yang semakin menajam dan jari yang sudah terkepal kuat. Sontak mendengar teriakan mengerikan lelaki itu membuat semua orang yang berada dikantin tersebut langsung terdiam dan menatap kearah lelaki yang saat ini sangat jelas sedang sangat emosi. Zio pun langsung melepas genggaman tangannya dan merasa takut dengan tatapan tajam dosennya itu. termasuk ketiga putra Alexander yang juga langsung terdiam. Pasalnya baru kali ini mereka semua melihat kemarahan seorang Alvaro yang sudah mencapai level tertinggi. Begitu juga dengan Evan yang juga langsung diam seribu bahasa mendengar teriakan dosennya itu. pasalnya sangat jelas jika lelaki itu sangat marah saat ini.

" kok bapak marah sih? Tau ga sih baby aku juga kaget banget lo pak." tanya Lula dengan polosnya. Karena dia juga kaget. Sontak Al langsung tersenyum manis dan menatap wanita itu dengan lembut.

" saya ga marah kok Lula." sambung Al dengan watadosnya disaat sudah mengeluarkan teriakan yang mampu membuat semua orang takut. Lihatlah sekarang dia sudah kembali tersenyum memandang wanita itu.

" kalau ga marah, trus tadi tu nyanyi?" gerutu Zio kesal.

" lagian kenapa bapak yang marah?" tanya Cherry yang sudah greget dari tadi.

Jlebb..

Sontak pertanyaan spontan cherry membuat semua orang kembali menatap penasaran kearah ellaki itu. sementara Al juga terdiam sambil memikirkan kenapa juga dia merasa sangat marah seperti tadi?

" saya ga marah kok, suara saya aja yang keras." Al berusaha untuk mengelak.

" ga kok suara bapak yang sekarang tidak sekeras tadi." Protes Lula yang sangat bisa membedakan intonasi suara dosennya itu.

" Ah sudahlah pusing kepala saya, pokoknya kalian tidak boleh mengajak lula pergi jika tidak ada saya."

" Hhhh?"

Tanpa mendengarkan ucapan mereka lelaki tampan itu langsung pergi meninggalkan kantin. Tidakkah dia menyadari maksud dari perkataannya barusan. Memangnya dia siapaa nya Lula? semua orang semakin merasa bingung dengan tingkah dosen mereka itu. buat apa juga mereka izin kepada lelaki itu jika akan membawa Lula? sejak kapan Al menjadi wali Lula dikampus ini? Bahkan ketiga putra Alexander juga langsung syok mendengar ucapan dosen mereka itu. begitu jugan dengan mahasiswa yang menyaksikan drama didepan mereka itu. sementara Lula juga bertanya tanya kenapa dosennya bisa semarah itu. sejak kapan juga Al menjadi walinhya?

" gue tebak ni ya, tu dosen suka sama Lula." bisik Gavin kepada kedua sahabatnya.

" beh lu ga liat tu dosen kiler emosinya dah sampai ke jantung!" sambung Raihan yang akhirnya bisa bernafas dengan lega setelah dosen itu meninggalkan kantin yang masih saja hening.

" njir emosi sampai ke jantung tu kek gimana bangke?" tanya Zidan sambil menjitak kepala sahabat somplaknya itu. 

---- 

hayo napa lo Mas Al marah-marah 

kwkwkww ada-ada aja ya gaes Mas Al. si Evan juga masih oleng kalau denger suara manja bebeb Lula.  

Don't Hurt Me Again (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang