DUA

116 10 1
                                    

Sebuah perusahaan raksasa yang terletak di jantung kota, tengah padat akan aktivitas. Seluruh penghuni gedung disibukkan dengan persiapan meeting dadakan yang diinginkan oleh bos besar mereka. Setelah menghilang beberapa minggu, kini sang atasan datang dengan perintah tak terduga.

Didalam ruangan seorang pria terus mengetuk meja dengan jari telunjuknya, matanya terfokus pada layar monitor yang menampilkan grafik penjualan bulan ini. Seorang wanita yang menjadi pembahas tengah kesulitan mengatasi rasa gugupnya. Bukan karena tak berpengalaman ataupun tak menguasai materi, hanya saja ia merasa terintimidasi oleh pria dihadapannya.

"Tingkatkan 40% lagi, minimkan biaya distribusi" Pria tersebut berujar dengan wajah datarnya

Ingin sekali wanita ini menuturkan ketidakmampuannya. Meningkatkan penjualan 40% dari 80% bukankah artinya penjualan harus mencapai 120%? Apa yang dikatakan bosnya barusan? Meminimalkan biaya distribusi? Selama tiga tahun tak ada keluhan mengenai biaya distribusi mengapa sekarang ia merasa terusik oleh dana pendistribusian?

"Baik pak" sayang sekali nyalinya amatlah kecil untuk berujar 'tidak' pada atasannya

Jangankan berujar seperti itu, matanya saja tak mampu untuk melihat pesona tampan pria di depannya. Ahh salah! Matanya saja tak mampu untuk melihat aura mencekam dari bosnya. Ya memang, pria ini memilki paras bak Dewa Yunani, visualnya begitu di agung-agungkan oleh kebanyakan orang. Seandainya dunia tau ada makhluk menawan sepertinya, mungkin perang dingin pertama antar kaum hawa dapat terjadi.

Tapi sebelum berfikir ke arah sana para kaum hawa mungkin sudah bergetar ketakutan saat berdiri disampingnya. Tatapannya mengintimidasi, tak sekalipun ia menarik bibirnya untuk sekedar tersenyum apalagi tertawa. Bukan hanya itu, wibawanya sebagai seorang pembisnis raksasa juga memperkuat seberapa angkuhnya ia.

Jayden, seorang pria berparas malaikat tapi dengan watak dan sifat iblis. Bagaimana ungkapan itu dapat dinyatakan? Sederhananya, ia bukan hanya seorang pembisnis bertangan bersih, ia ikut andil dalam perputaran keuangan dan politik negara. Sumbangsihnya berpacu dengan bisnis kotornya yang tertutup oleh perusahaan besar, membuatnya makin disegani oleh kaum terhormat sekalipun.

Jangankan untuk mengusik bisnis kotornya, menyinggung anak perusahaannya saja bisa membuat negara tercekal oleh hutang manipulatif yang Jayden buat. Manipulatif? Ralat. Hutang tersebut memang benar adanya, hutang negara pada seorang Jayden Adoff yang selama ini pemerintah tutupi dari publik.

Pertanyaan makin timbul tat kala negara yang dicap maju bisa mendapatkan suntikan dana begitu besar tanpa adanya pinjaman internasional dari negara lain. Mereka berdiri sendiri? Mengandalkan sumber daya yang ada? Salah! Mereka bertopang pada mafia besar dunia yang kebetulan bersarang di negaranya.

Keberuntungan berpihak pada negara ini, dicap sebagai 'negara maju yang mandiri'. Mendanai dirinya sendiri hingga dinobatkan menjadi salah satu negara maju oleh dunia internasional. Tahu saja negara ini disokong oleh mafia, dunia akan gempar oleh berita dan aksi anarkis pihak pembela kebenaran.

"Apa yang membuatmu tergerak hingga turun langsung kesini?" - Channe

Jayden sudah beres dengan meeting akal akalannya, kini ia tengah duduk di kursi besarnya dalam ruangan VVIP kantor, ditemani oleh sang asisten yang juga berstatus menjadi kaki tangan dalam secret businessnya.

"Itu hal yang biasa dilakukan oleh CEO bukan?" Jayden balik bertanya pada asistennya

"Kau tak perlu melakukannya, akan aku urus semuanya untukmu, dan aku pastikan tak ada secuilpun kecurigaan yang mengarah padamu" bahkan sikap dan sifat asistennya 11 12 dengan Jayden, angkuh dan 'berdarah dingin'

Hanya untuk memblokir pandangan publik dari dark businessnya, Jayden sampai harus membangun perusahaan raksasa seperti ini. Dengan begitu kemewahan yang ia miliki dapat dipamerkan dengan aman tanpa menimbulkan kecurigaan.

Give A HandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang