-1-

1.1K 100 0
                                    

Note:
[Y/N]: Your name
[F/N]: Full name
[L/N]: Last name / marga
[H/C]: Hair color
[E/C]: Eyes color

☜☆☞

Seorang gadis yang tak mampu melihat betapa indahnya dunia sedang berjalan-jalan dengan tongkat  disekitar kediamannya. Mencari udara segar di pagi hari, menikmati angin sepoi-sepoi yang berhembus. Setelah merasa cukup untuk menghirup udara segar ia pun memutuskan untuk pulang.

Tak lama kemudian ia sampai di kediamannya. Membuka pagar kecil yang membatasi trotoar dan kediamannya, sedikit demi sedikit pagar itu terbuka hingga gadis itu terhenti karena seseorang yang memanggilnya

"Permisi"
"Ah, iya ada apa?"

Gadis itu berbalik ke sumber suara tersebut

"Apakah betul ini kediaman keluarga [L/N]?"
"Iya betul"

Pria itu terdiam sejenak

"Saya di sini ingin memperbaiki lampu yang konslet"
"Iya, silahkan masuk"

Gadis itu berjalan melewati pagar yang telah ia buka, mempersilahkan pria itu masuk. Berjalan melewati jalan setapak yang di kelilingi oleh taman kecil yang indah. Gadis itu berjalan sangat cepat agar ia dapat membuka kan pintu kediamannya, lalu tak memperhatikan langkahnya. Hingga...

"Ah!"
"Kau tidak apa-apa?"
"Terimakasih telah menolong saya yang hampir terjatuh"
"Tak apa"

Gadis itu melanjutkan langkahnya dengan hati-hati agar ia tidak merepotkan tamunya tersebut. Tak lama kemudian ia sampai didepan pintu rumahnya lalu membuka pintu tersebut. Mempersilahkan tamunya masuk

"Bisa tolong tunjukkan dimana letak dapurnya?"
"Ah iya, silahkan ikuti saya"

Gadis itu berjalan dengan hati-hati, melewati ruangan-ruangan di dalam rumahnya. Hingga ia dan tamunya sampai di dapur rumah gadis itu

Tanpa basa-basi lagi pria tersebut langsung memperbaiki lampu yang konslet tersebut

"Em.. tuan, maaf saaya tidak bisa membuatkan minum untuk anda. Karena kondisi fisik saya yang terbatas"

"Tidak apa-apa, saya juga tidak akan lama disini" jawab pria tersebut

Gadis itu merasa bersalah karena ia tidak membuatkan sebuah minuman untuk orang yang telah berjasa membenarkan pencahayaan di kediamannya

Tak lama kemudian ada seorang wanita paruh baya yang berjalan kearah dapur, sambil berkata

"Ibu pulang"

Kemudian gadis itu menghampiri ibunya lalu memeluk ibunya. Ya, gadis itu hanya tinggal bersama ibunya. Ayahnya meninggal saat gadis itu masih berusia 4bulan

"Ah, ada Erwin"
"Apa? Siapa bu?" Gadis itu spontan bertanya kepada ibunya

Flashback

"[Y/N]!"
"Erwin! Ayo masuk!"

Teman gadis kecil itu pun masuk kedalam rumah gadis kecil itu. Anak laki-laki itulah satu-satunya teman gadis kecil yang bernama [F/N]. Tidak ada seorangpun yang ingin berteman dengan gadis tersebut karena keterbatasannya

"Kau habis liburan ke pantai ya? Pantai itu bagaimana? Ceritakan padaku!"

Gadis kecil itu sangat antusias mendengarkan cerita temannya, atau mungkin bisa dibilang sahabatnya. Anak laki-laki yang bernama Erwin Smith itu pun menceritakan tentang pengalamannya kepada gadis kecil tersebut

Usia mereka tidak terpaut jauh, usia Erwin lebih tua satu tahun dari gadis kecil yang bernama [Y/N]. Setelah Erwin selesai menceritakan pengalamannya pada gadis kecil tersebut, Erwin berkata

"Andai kamu bisa melihat pantai, kamu pasti tidak ingin pulang dari sana"

Gadis kecil itu terdiam, lalu ia berkata pada satu-satunya teman yang ia punya

"Aku harap suatu saat nanti aku bisa melihat betapa cantiknya ibuku dan betapa tampannya ayahku"

Flashback end

Thanks for reading this fanfiction!Anzu Hamasaki

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Thanks for reading this fanfiction!
Anzu Hamasaki

𝑩𝑳𝑰𝑵𝑫 - [Erwin Smith x reader]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang