Erwin POV
Aku berjalan, rumah demi rumah aku lewati. Langkah demi langkah mengikis jarak antara aku dan kediamanku. Pikiranku campur aduk
"Apakah ini saatnya aku memberitahumu?"
Banyak yang menyapaku namun aku tak menghiraukan mereka, aku tenggelam dalam pikiranku. Tidak tahu harus berkata apa kepadanya saat waktunya datang, sementara itu waktuku tidak tersisa banyak
Ku buka pagar rumahku, lalu menutupnya kembali. Berjalan melewati halaman rumah hingga sampai didepan pintu rumahku
"Aku pulang"
"Ah kau sudah kembali, apakah...
Kau sudah mengatakannya?""Belum, aku tidak tahu harus berkata apa. Aku tidak siap jika harus melihatnya bersedih"
"Yasudah tidak apa-apa, masih ada besok. Sekarang kita masuk, makan malam sudah menunggumu"
"Ya bu"
Aku masuk kedalam rumahku, lalu aku memutuskan untuk membersihkan diri terlebih dahulu
-Keesokan hari-
Aku memutuskan untuk mengajaknya ke suatu tempat yang belum pernah ia kunjungi sebelumnya, tempat yang luas seperti tak memiliki batas. Sejauh apa-apa kau memandang kau tak akan melihat ujungnya, sejauh apa kau menyelam kau juga tak akan menemukan dasarnya
Ya, laut. Tempat yang ia mimpikan saat dia masih anak-anak, aku mengajaknya kesana untuk sekedar menikmati angin sepoi-sepoi disana lalu duduk dihamparan pasir yang lumayan luas
Aku mengetuk pintu rumahnya, lalu menunggu seseorang membukakan pintu untukku. Tak lama kemudian pintu pun terbuka
"Ya? Siapa?"
"Ini aku"
"Ah Erwin ada apa?"
"Aku ingin mengajakmu ke suatu tempat"
"Sepertinya menyenangkan, tapi bagaimana jika ibu pulang cepat? Dia pasti akan mengkhawatirkanku"
"Nanti akan aku telfon ibumu"
"Ah baiklah, ayo!"
Aku menuntunnya, lalu membukakan pintu mobil untuknya. Setelah ia masuk aku pun menutup pintu mobil lalu masuk dari pintu sebelahnya
Aku mulai mengemudi menuju pantai yang dulu aku kunjungi. Tempatnya memang terpencil tapi indah, aku tak sabar dengan reaksinya
-Pantai-
Aku keluar dari mobil dan membukakan pintu untuknya lalu menuntunnya ke arah pantai. Angin sepoi-sepoi mulai terasa
"Wah ini suara apa?"
"Itu suara ombak"
"Apakah itu adalah air yang bergulung seperti yang kau bilang dulu?"
"Ya [Y/N], itu suara ombak"
"Wah... Andai aku bisa melihatnya"
Dia nampak murung, aku pun mulai mencari cara agar wajah ceritanya kembali
"[Y/N] coba lepas sepatumu"
"Sepatu? Baiklah"
Dia pun melepas sepatunya, lalu ia terkejut karena ia merasa ada sesuatu yang aneh dengan permukaan yang ia pihak
"A-apa ini !?"
"Itu pasir pantai"
"Rasanya aneh"
"Lama-lama kau akan terbiasa. Ayo, ku antar kau ke ombak"
"Ha?! Katamu ombak itu sangat besar?"
"Aku lupa bercerita jika ada ombak kecil"
"Dasar kau"
Aku menuntunnya menuju pasir yang basah, lalu tak lama kemudian air laut menyentuh kakiku dan kakinya
"Ku kira airnya akan dingin seperti dikamar mandi rumah"
"Tentu tidak, karena air laut terkena sinar matahari"
"Ah begitu..."
Hening... Hanya desiran ombak saja yang terdengar, tak ada satupun yang berani memecah keheningan ini. Tak lama kemudian aku memberanikan diri untuk memberitahunya sesuatu
"[Y/N]..."
"Ya? Ada apa?"
"Jika..."
-Thank you for reading this fanfiction!-
Anzu Hamasaki
KAMU SEDANG MEMBACA
𝑩𝑳𝑰𝑵𝑫 - [Erwin Smith x reader]
Novela Juvenil𝐈 𝐜𝐚𝐧 𝐬𝐞𝐞 𝐲𝐨𝐮 𝐢𝐧 𝐦𝐞 -☆゚.*・。°- Note: Slow update-! Modern AU Shingeki no Kyojin hanya milik Hajime Isayama, saya disini hanya meminjam beberapa karakter dari karya beliau-! Art credits to artist <3 First chapter: 22 Januari 2021 Last c...