9

1.3K 63 22
                                    

Suasana tenang dipinggir pantai dengan dihiasi oleh langit bertabur bintang, menambah indahnya malam saat ini.

Camaraderie, akhirnya memutuskan untuk berlibur ke private island milik ayah Namjoon. Tidak ada orang lain disana, hanya mereka, dan beberapa pelayan. Walaupun awalnya sempat mendapat penolakan dari para gadis, tapi akhirnya mereka menyetujuinya.

Deburan ombak dan diiringi oleh alulan musik klasik yang berasal dari gitar milik Hoseok, membuat suasana makin syahdu. Sementara, Seokjin sedang membolak-balik daging asap diatas panggangan terlihat menambah ketampanannya berkali-kali lipat, dibantu dengan Taehyung yang sebenarnya tidak terlalu jago memasak. Sementara yang lainnya, ada yang menyiapkan peralatan makan, dan alat-alat lainnya. Mereka sibuk dengan tugas masing-masing. Terkecuali, Jungkook.

Ia selalu membuntuti kemanapun Jisoo pergi. Semenjak Lisa memutuskan hubungan keduanya dan membicarakan secara gamblang bagaimana perasaan Jungkook pada Jisoo, pria Jeon itu semakin terang-terangan mengejar Jisoo. Meskipun dihadapan Seokjin.

Kim Seokjin tahu jika Jungkook hanya mengikuti kata hatinya saja. Lagipula, Jungkook tidak termasuk kedalam daftar kriteria Jisoo.

Kim Jisoo, kini sedang berjalan sendirian ke arah penginapan yang jaraknya lumayan jauh dari tempat semuanya berkumpul. Ia harus kembali, untuk mengambil alkohol yang tertinggal. Berjalan sendirian di kegelapan malam. Sejujurnya, ia masih memikirkan kejadian yang menimpa kedua sahabatnya. Bohong jika ia dengan mudahnya melupakan semua kejadian pahit itu. Ia masih trauma. Ketakutan. Takut jika pesan yang pernah ia terima memang berasal dari si pembunuh. Jisoo takut jika korban selanjutnya adalah dia.

Hingga sebuah suara derap langkah mampu menghentikan langkah kakinya. Terdiam sejenak untuk kemudian membalikkan tubuhnya, tapi dibelakang sana tidak ada siapapun. Gadis itu lantas berlari sekencang-kencangnya. Ketakutan. Pikirannya melanglang buana.

Hingga tiba di penginapan, ia kesulitan untuk membuka kunci pintu. Dadanya berdebar begitu kencang, mencoba mengatur napas yang menderu. Hingga sebuah tangan terulur dan menggenggam tangannya yang sedang kesulitan membuka kunci pintu.

"Aakkhh!"

"Ssttt, kenapa noona berteriak?"

"Sialan! Kupikir siapa! Sedang apa kau disini, Jung?!"

"Aku mengikuti noona karena tahu kau kesini sendirian."

"Aish, mengagetkanku saja."

"Ada apa?"

"Tidak ada," Jisoo masuk kedalam penginapan lalu menuju kearah dapur. Sementara, Jungkook hanya mengekor dibelakangnya.

"Noona, aku dan Lisa sudah berakhir." Ucapan Jungkook mampu membuat Jisoo menghentikan aktivitasnya. Padahal gadis itu sedang membuka lemari yang berada di dapur, dan akan mengambil beberapa botol alkohol.

"Lalu?"

"Kok lalu, 'sih? Apa noona sudah tidak mencintaiku lagi?"

"Tidak, bukan begitu. Hanya saja—"

"Sudahlah, kupikir kau sama denganku, mau memperjuangkan hubungan kita. Ternyata aku sama saja dengan yang lainnya, hanya teman ranjang."

"Bukan begitu, hanya saja dalam situasi seperti ini apakah kita pantas untuk membahas masalah ini? Ada hal lain yang lebih penting untuk dibicarakan, Jung."

"Ya, aku tahu. Terserah kau saja, aku sudah menyerah." Jisoo kemudian mendorong tubuh kekar Jungkook dengan sekuat tenaga. Membawanya keatas meja makan lalu mengunci tubuh itu dengan kaki jenjangnya. Naik dengan nakal hingga duduk diatas bagian Jungkook yang kini sudah diyakini mengeras dan tegang.

"Benarkah? Kau akan menyerah begitu saja? Bagaimana jika kuajak kau main bersama saat ini? Tidak lama, hanya sebentar saja. Milikmu masuk kedalam milikku. Bersatu dalam kenikmatan yang tergesa. Dipaksa untuk segera klimaks, bagaimana?"

Tanpa pikir panjang, Jungkook membuka resleting celananya dengan tergesa dan menyingkap rok milik Jisoo.

"Lakukan dengan segera, sebelum yang lain datang dan menginginkanmu juga." Ujar Jungkook sesuktif. Tepat dihadapan wajah Jisoo. Kedua hidung mancung itu sudah saling menyentuh. Memnuat Jisoo memejamkan mata indahnya.

"Kalau begitu, lakukan dengan liar dan kasar. Buat aku klimaks dengan segera, Jung." Tantang Jisoo sambil mengelus wajah Jungkook.

"Sial! Kalau noona seperti ini, aku bisa keluar dengan cepat. Seksi sekali, 'sih?" Jungkook kemudian menidurkan tubuhnya kembali, dna mempersilahkan Jisoo memimpin permainan.

"Woman on top?"

"Of course. Giliran noona untuk memimpin. Kendalikan aku. Kau boleh melakukan apa saja padaku." Keduanya saling membuat terangsang dengan ucapan masing-masing. Saling menantang.

Hingga akhirnya Jisoo menghentakkan tubuhnya diatas batang ereksi Jungkook. Memasukkan milik Jungkook kedalam miliknya, hingga tertancap sempurna. Besar dan penuh. Keduanya mendesah kenikmatan.

Jisoo bergerak acak dan liar, mencari kenikmatan agar semuanya bisa segera tuntas. Bukan karena tidak ingin bermain, tapi tidak ingin jika ada yang melihat mereka. Bercumbu diatas meja makan yang dingin membuat keduanya menjadi lebih agresif. Tidak mau kalah, Jungkook akhirnya menahan tubuh Jisoo untuk berjongkok diatas tubuhnya yang terbaring, dan mulai menghentakkan miliknya kedalam liang kewanitaan Jisoo.

"Nghh.. Jung.."

"Ya, begitu noona. Terus sebut namaku."

"Aku mau sampai." Akhirnya Jisoo mengeluarkan cairan cintanya. Tumpah hingga mengotori meja makan. Jungkook lantas membawa gadis itu untuk berdiri. Tubuh Jisoo ia hadapkan pada tembok, lalu menghantam liang kewanitaannya dari belakang.

"Noona, berjanjilah padaku bahwa kau akan menjadi kekasihku. Berjanjilah bahwa hanya akan ada aku di hatimu."

"Akhh.. Jung.." Jisoo hanya mendesah mendapatkan perlakuan Jungkook tanpa membalas ucapan pria Jeon itu. Sementara Jungkook masih tekun menghantam pusat tubuh Jisoo. Matanya sesekali mengerjap merasakan kenikmatan tubuh sang gadis.

"Hey! Kalian berdua ini,"

"Maafkan aku, hyung. Tapi Jisoo noona tidak bisa kulewatkan begitu saja."

"Aish, anak ini. Kalau begitu biarkan aku bergabung." Adalah Seokjin yang tiba-tiba datang dan menghampiri kegiatan Jisoo dan Jungkook.

"Tidak, hyung. Jatahmu nanti malam, sekarang biarkan aku memiliki Jisoo noona untuk sebentar saja. Aku tidak mau berbagi."

"Bahkan sedikitpun tidak boleh?" Seokjin mendekat sambil mencium bibir Jisoo. Melumatnya dengan tempo yang menuntut seakan menegaskan bahwa gadis itu miliknya.

"Akhh, hyung, jangan seperti itu, aku akan keluar.."

"Silahkan, tapi jangan mengotori rahim Jisooku." Ucap Seokjin berlalu sambil melepaskan ciumannya pada Jisoo.

"Noona, buka mulutmu." Titah Jungkook sambil mengarahkan miliknya yang akan menyembur kedalam mulut Jisoo yang kini sesang berjongkok dihadapannya.

••••••••

Pesta malam ini berjalan dengan damai. Tanpa ada hambatan, tanpa ada tuduhan, tanpa ada perkelahian. Hal ini yang dirindukan semuanya, tanpa terkecuali.

Hanya saja Jimin lebih pendiam dari biasanya. Kehilangan seseorang yang begitu dicintai memang sangat menyakitkan.

"Bagaimana kalau malam ini kita bersenang-senang?" Namjoon mulai buka suara.

"Gang-bang?" Lanjut pria yang kini sedang menenggak alkohol langsung dari botolnya itu.

TBC

Double up!
Untuk menebus dosaku karena sudah lama tidak up
Semoga suka yaa
Thanks for your support💜🖤💖

Camaraderie [M]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang