Destiny
•yoonmin•Jimin mengerjap pelan disaat bel pulang sekolah berbunyi, tersenyum senang kemudian memasukkan bukunya yang bahkan masih kosong, apakah ia mencatat apa yang diterangkan gurunya? Tentu saja tidak, ia hanya sibuk bermain ponsel dengan di tutupi bukunya sedari awal kelas dimulai.
"Hoy Jim" panggil Jungkook yang kini berdiri di depan pintu kelasnya.
Memang kelas Jimin dan Jungkook berbeda, Jimin yang dapat IPA dan Jungkook yang masuk IPS, entah mengapa Jungkook pun tak mengerti. Bahkan Jimin lebih bodoh darinya menurut Jungkook.
Jimin mendekati Jungkook kemudian merangkulnya untuk berjalan beriringan.
Mereka asik mengobrol hingga sampai didepan gerbang sekolah Jungkook menghentikan langkahnya, kemudian menoleh ke arah Jimin yang ikut berhenti disebelahnya.
"Kau dijemput?" Tanya Jungkook yang membuat Jimin mengernyit.
Bukankah Jimin sudah bilang jika ia akan pergi dengan Jungkook tadi, lalu kenapa Jungkook malah bertanya lagi.
Jimin melihat arah yang di tunjuk Jungkook, kemudian ia melihat ada mobil hitam yang terparkir di depan gerbang sekolahnya, tentu Jimin mengenal mobil itu, mobil yang selalu mengantarnya ke sekolah.
"Aku sudah bilang untuk tidak dijemput.. sebentar, akan ku pastikan" Jimin menghampiri mobil tersebut kemudian mengetuk kaca bagian kemudi.
"Pak roni, kenapa kau menjemputku?" Tanya Jimin langsung saat kaca mobil sudah sepenuhnya turun.
"Maaf tuan, nyonya menyuruh saya menjemput tuan"
"Bukannya aku sudah bilang tidak ingin dijemput? kau boleh mengantarkan aku kesekolah, tapi tidak untuk menjemput, apa kau tak mengerti?"
"Maafkan saya tuan, tapi nyonya yang menyuruh saya langsung menjemput anda"
"Ck.. memangnya ada apa?"
"Saya pun tidak tahu tuan"
Tak lama ponsel Jimin berdering menampilkan nama kontak sang ibu.
"Ibu, bukankah sudah kubilang aku tak suka dijemput" serbu Jimin langsung saat setelah mengangkat panggilannya.
"Ya anak nakal, jika kau tak dijemput kau akan pulang terlambat atau bahkan tidak pulang, cepat pulang ibu dan ayah menunggu, ada hal penting yang akan kami sampaikan padamu"
Setelah berbicara begitu, sambungan dipotong sepihak oleh ibunya, membuatnya mengumpat kesal pada ponselnya.
"Hhh.. pak tunggu sebentar, aku bicara dulu dengan temanku"
Setelahnya Jimin mendekati Jungkook lagi, menampilkan wajah kesalnya yang di balas kernyitan dahi oleh Jungkook.
"Ada apa?"
"Ibuku memintaku pulang cepat Jungkook"
"Yasudah sana"
"Lalu kau?"
"Aku?.. entahlah. Sudahlah itu biar aku yang pikirkan, kau pulang saja daripada ibu mu makin cerewet padamu"
"Yasudah kalau begitu, aku duluan yah" ucap Jimin kemudian berlalu saat Jungkook mengangguk dan berlambai tangan padanya.
Jika saja Taehyung masuk hari ini mungkin Jungkook akan menebeng padanya.
Saat akan mengeluh ponselnya berdenting, satu buah pesan masuk yang mengharuskan ia terburu memesan taksi dan berlalu.
.
."Aku pulang" ucap Jimin yang baru saja membuka pintu utama.
Saat diluar tadi ia mengernyit bingung kenapa ada mobil asing yang tak pernah ia lihat sebelumya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Destiny •yoonmin•
ФанфикKehidupan Jimin berubah seratus delapan puluh derajat setelah menikah dengan Min Yoongi, orang yang tak pernah ia sangka akan menjadi suaminya. Jimin yang ingin hidup bebas kini harus terikat dengan orang yang sama sekali tak ia cintai, atau mungkin...