#2

62 8 0
                                    

Destiny
•yoonmin•

Pagi ini Jimin hanya termenung di depan cermin, ia baru saja selesai bersiap untuk pergi ke sekolah.

Cermin yang memantulkan bayangan dirinya ia tatap semakin dalam, Jimin tak habis pikir kenapa ia dihadapkan dengan keadaan seperti ini. Begitu memuakkan untuk di jalani.

"Jimin"

Ia menoleh ke asal suara, tepat di depan pintu kamar ibunya berdiri kemudian menghampirinya.

"Ayo turun, Yoongi sudah menunggu di bawah" ucapnya sambil merapikan rambut Jimin.

"Apa? Kenapa dia disini?" Ia mengenyit kesal.

"Karena Yoongi akan menjadi suamimu, maka mulai sekarang ia yang akan mengantar jemputmu"

"Tapi bu, aku tidak setuju!"

Ibunya tak menghiraukan protesan Jimin, dengan santai ia menepuk bahu sang anak kemudian berkata.

"Jimin kau harus mulai menerimanya, cobalah beberapa kali pergi bersama, ibu yakin kau akan jatuh cinta pada Yoongi.. bukankah Yoongi itu sangat tampan ?"

Jimin mendengus mendengarnya
"Tapi buu..."

"Sudahlah jangan banyak mengeluh, lebih baik kau cepat turun, sarapan bersama kami, kemudian pergi ke sekolah"

Ibunya menarik pergelangan tangan Jimin setelah menyampirkan tasnya dipundak Jimin.

Jimin hanya bisa mengumpat dalam hati atas tindakan ibunya. Saat sampai di bawah Jimin melihat Yoongi yang sedang berbincang dengan ayahnya, kemudian tatapan mata Yoongi beralih pada Jimin yang baru saja mendudukkan diri di hadapannya.

Acara sarapan itu berjalan membosankan bagi Jimin, berkali-kali ia hanya bisa berdeham saat menjawab beberapa kata.

"Aku selesai" ucap Jimin kemudian berdiri, belum sempat berlalu tangannya ditahan oleh ibunya.

"Tunggu Yoongi selesaikan sarapannya dulu"

"Ibu, aku bisa berangkat dengan supir, aku akan terlambat jika menunggunya"

"Tapi-"

"Tak apa bu, aku sudah selesai kok.. aku akan berangkat bersama Jimin sekarang" Yoongi menyahut kemudian beranjak dari duduknya dan membungkuk sopan pada kedua orangtua Jimin.

Yoongi bahkan sudah diizinkan untuk memanggil ibu dan ayah.

"Kami berangkat ibu, ayah.. ayo Jimin"

"Baiklah, hati-hati Yoongi"

Yoongi menarik Jimin pelan setelah mengangguk pada kedua orangtua Jimin.

"Lepas" Jimin menarik tangannya saat sudah berada di depan pintu mobil Yoongi.

"Masuk" ucap Yoongi yang kini sudah membukakan pintu mobilnya.

"Siapa yang mau berangkat denganmu memangnya? Aku bisa berangkat sendiri!" ia memutar langkahnya menjauhi mobil Yoongi.

"Park Jimin aku bilang masuk, aku tidak suka mengulang kata-kata ku"
Saat Jimin baru berjalan 2 langkah meninggalkan Yoongi, suara berat Yoongi menghentikannya.

 Destiny •yoonmin•Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang