Bonusss!!!
Melihat gadis yang duduk tegak di sebelahnya, Ricky mengusap dahinya yang tiba-tiba berkeringat.
Gadis inilah yang membuatnya sengaja mencari alasan untuk mengalihkan pekerjaan pada Mike, agar ia bisa melihatnya sendiri. Gadis yang membuatnya ingin tahu ketika melihat fotonya yang mengenakan jubah putih di meja Leni, sekretaris kakaknya. Gadis berambut pendek yang memiliki senyum menawan.
Tapi ternyata tak mudah mendekati Yian. Mulutnya setajam silet, lebih daripada Love. Tangannya malah jauh lebih ringan. Sedikit sedikit membentuk tinju. Wajahnya yang cantik malah lebih sering memperlihatkan rengutan atau kemarahan dibandingkan senyum yang manis.
Ricky sudah kehabisan ide untuk mendekatinya. Ia bahkan bertanya pada Mike, bagaimana bisa wajah sekaku Mike itu bisa mendapatkan cinta gadis secantik Love? Atau pada Alex, yang bisa dengan mudah melelehkan hati Nona berhati dingin seperti Leni.
Dan jawaban mereka sangat kompak.
"Mau bagaimana lagi, namanya orang tampan ya pasti gak susah," jawab Alex sambil diiyakan Mike. Tentu saja dengan tatapan meremehkan pada Ricky.
Mereka sungguh bukan sumber pengetahuan yang tepat dalam soal mencari cinta. Ricky hampir menyerah. Ia pasrah. Mike sebentar lagi akan keluar rumah sakit dan ia tak lagi punya alasan untuk bertemu gadis tomboy itu. Tapi ia sudah berencana untuk bicara dengan Love. Gadis yang kini dianggap seperti adiknya sendiri itu pasti dengan senang hati mau membantunya.
Siapa sangka ia mendapat durian runtuh. Rezeki tak disangka-sangka. Walaupun menahan kegembiraan luar biasa, Ricky berusaha tetap tenang. Ia mendapat kesempatan yang tak pernah diduga sama sekali.
Sekarang, ia harus bisa memanfaatkan dengan baik. Ricky menarik napas. Bismillah!
"Gue... "
"Gue... "
Buru-buru Ricky mengangkat tangan. "Lu... eh kamu duluan! Silakan!"
Yian menggelengkan kepala. "Enggak, lu aja, Bb... Bang!"
Tapi yang terjadi adalah keheningan lagi. Mereka sama-sama terdiam. Yang satu sibuk mengusap dahi, rambut, tangan bahkan kemudian menjadikan sandaran sofa bagai meja setrikaan. Yang lain berpura-pura memperhatikan makanan satu persatu, meski ekor mata tetap ke sebelahnya.
Yian jadi ingat kata-kata Leni.
"Ricky itu calon bosku yang sebenarnya, An. Tapi karena dia masih kuliah jadi hanya sesekali bantu kalau Pak Mike sedang tidak ada. Kamu udah liat kan orangnya? Iya sih gak seganteng Pak Mike, tapi dia manis sekali. Ramah dan penyayang."
"Gak bener tuh, Kak! Selama di sini kerjaannya hanya berantem sama Pak Mike dan aku. Dia akurnya hanya sama Rani. Sampe punya panggilan sayang segala."
Tawa Leni terdengar di ujung telepon. "Kamu cemburu ya? Ha ha ha... Tenang saja! Pak Ricky itu emang gitu. Kalo dengan orang yang dia sayangi pasti gitu. Dia gak akan malu-malu nunjukin dirinya yang asli. Itu juga berantemnya sambil becanda kan? Ngomong-ngomong, dia pernah mandangin foto kamu lamaaa banget. Katanya, adikku cantik sekali."
Mengingat obrolannya, Yian tersenyum tanpa sadar. Namun, buru-buru teringat kalau sedari tadi ia hanya berdiam diri, begitupun Ricky. Lalu mata Yian beredar. Ke atas meja.
Yian menunjuk ke arah Cream Cheese Cake. "Aku mau coba itu!" katanya. Mengganti bahasanya menjadi lebih santun.
"Ooh, tentu.... Si... Sebentar!"
Bergegas Ricky menarik Cream Cheese Cake ke depan Yian. Setelah itu ia bergegas membuka pembungkus pisau kue plastik. Namun, saat ia ingin memotong kue, tangan Yian terjulur untuk mencicipi krim. Terkejut, Ricky dan Yian sama-sama menarik tangan mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
CLBK (Cinta Love Bikin Kesal) TAMAT
ChickLitLove tersenyum sangat manis. Lalu sambil menyodorkan tangannya ia berkata dengan lembut, "Haaai, Mas Mike, nama saya Love. Lo... Ve... panjangnya Love Me Forever." Tapi Mike tidak tertawa, malah wajah terlihat makin kelam. Sambil menarik napas panja...