79. Jordy's Wish

4.8K 789 15
                                    


Keesokan harinya di meja makan, saat sarapan pagi bersama di apartemen. Tiga orang duduk berhadap-hadapan dengan suasana ceria.

"Coba, coba ngomong lagi!"

"Aku. sayang. Love!"

"Ha ha ha... Denger tuh, Jor! Denger! Your Daddy, your beloved Daddy say he loves me. Ha ha ha," pamer Love bangga pada Jordy yang sudah memasang wajah suram sejak bangun pagi dan mendengar Love mengucapkan kata-kata yang sama.

Sementara sang Daddy juga melakukan hal bodoh yang berulang kali tanpa keberatan.

"I love you too, Jordy," kata Mike sambil mengelus kepala putranya. "Ve, sudah... entar Jordy nangis kamu godain terus."

Bibir Love mengerucut. "Idiih, gitu aja mau nangis. Cowok harus keren. Tuh kayak Daddy-mu." Love berpaling pada Mike. Kali ini ia mengangkat ponselnya. "Coba, coba ngomong lagi, Mas! Bilang I Love you aja deh. Love mau rekam aaah."

Mike tak bisa menahan tawa. Tapi dengan patuh ia mengulangi permintaan Love. "I love you so much, My Love."

"Ha ha ha... Yuhuuu! Akhirnya..." Dengan bangga, Love menyetel kembali rekaman itu dan mendengarkan kalimat yang paling ia sukai itu.

Tapi ternyata Love tak berhenti sampai di situ. Gadis itu terus mengulang kalimat itu, bahkan membuat rekaman ulang yang bisa mengulang kalimat itu berulang kali. Ketika mereka berada di mobil untuk pulang ke rumah, Love masih terus menyetel rekaman itu.

"Aunt, can you stop? Aku tidak suka! So silly."

Love mengangkat bahu. "I know. Itu sebabnya Tante ulang terus." Ia mencondongkan diri ke belakang. Mengedipkan mata pada Jordy. "Karena membuatmu marah itu adalah pekerjaan paling menyenangkan. Ha ha ha."

"Love... please, stop! Bagaimana aku bisa menjelaskan ke Mama kalau ia sampai dengar itu tapi kemudian aku jawab kalau kamu menolak lamaranku?" Akhirnya Mike pun tak tahan.

Mendengar kata-kata penolakan, mata Jordy membesar. Ia menatap Love tak percaya. Ia mengira kerja samanya membiarkan perempuan ini mengerjai dirinya dan Daddy seharian kemarin, akan membuat Love mau menerima mereka.

Kenapa? Kenapa ia menolak Daddy? Bukankah ia begitu senang saat Daddy bilang love her? Apa karena dia bukan anak yang sebenarnya? Apa karena Mommy membuangnya, sekarang wanita ini juga tidak menginginkannya?

Tak ada jawaban yang diharapkan Jordy. Tangan Love bergerak mematikan rekaman, dan Mike hanya menggelengkan kepala sambil tersenyum.

Dengan bingung, Jordy hanya bisa menghembuskan napas kuat-kuat. Orang dewasa memang membingungkan. Ia akan bertanya pada Grandma. Grandma tahu segalanya.

Ketika akhirnya Love kembali ke rumahnya dan Mike mengajak Jordy naik ke kamarnya untuk bicara, barulah Jordy mengerti.

"Daddy belum berhasil, Jordy. Aunt Love bilang dia takut tidak bisa menjadi bunda yang baik untukmu. So, can you help me? Convince her and make sure she accepts us?"

"Yes, Dad. I will."

Mike memegang kedua bahu Jordy. "Tapi Jordy... kamu benar-benar ingin Aunt Love as your step mom? Daddy ingin kamu juga bahagia."

"Bahagia. Aku bahagia, Dad. I like her so much. I want her. Only her. Be my mom."

"Good. At least you know she is the kind lady."

[TN: Bagus, setidaknya kamu tahu dia perempuan yang baik hati]

"Ya Daddy. I have no worries. She is too silly to be a devil mom. I'll help you."

[TN: ya Daddy. Aku tidak kuatir. Dia terlalu bodoh untuk menjadi ibu yang jahat. Aku akan membantu]

Wajah Mike berubah. Tapi kemudian ia mengangguk setuju.

Kesepakatan dua pria itu pun diakhiri dengan pelukan erat. Janji dua pria itu pun tersegel.

Sebenarnya Jordy ingin bertanya lebih banyak. Kenapa wanita itu takut? Apa yang perlu ditakutkan darinya dan Daddy? Tapi ekspresi lelah di wajah Daddy membuat Jordy mengurungkan niatnya.

Sama seperti Love, Jordy juga takut kehilangan Daddy, Grandma, Grandpa... bahkan Uncle konyol yang selalu membelikannya sesuatu yang aneh. Mereka adalah hal terbaik yang datang padanya. Jordy bahkan masih semuanya terasa seperti mimpi.

Meski harus ia akui, Jordy juga merindukan Daddy Tony. Pria itu tak sebaik dan selembut Mike, tapi Daddy Tony tidak pernah menyakitinya seperti Mommy. Setidaknya Daddy Tony selalu memastikan ia tak pernah kelaparan.

"Dad... "

Mike yang sedang mengganti baju menoleh. "Ya?"

"Daddy... Tony? Bagaimana dia?" tanya Jordy pelan.

Tubuh Mike membeku sesaat. Ia menatap Jordy cukup lama.

Jordy panik. Ia takut Daddy Mike salah paham. "I mean... Daddy Tony never... He... dia selalu baik padaku, Dad. I just... just..."

Sebuah senyum tipis muncul di wajah Mike. Pria itu merasakan kegugupan putranya. Ia terkejut karena ini pertama kalinya Jordy bertanya soal ayah kandungnya. Setelah berbulan-bulan. Tentu saja Mike tahu bagaimana Tony dulu memperlakukan Jordy.

"If you promise me, you'll give him the best education, the best family and the best thing in this world for him, make him happy and give what I couldn't give, I'll give my permission, Mike. I don't need money or else, just promise to me."

[TN: Jika kamu berjanji padaku, kamu akan memberinya pendidikan terbaik, keluarga terbaik dan semua hal terbaik di dunia ini untuknya, membuat dia bahagia dan memberikan apa yang aku tidak bisa berikan, aku akan memberikan izinku, Mike. Aku tidak butuh uang atau apapun, hanya berjanjilah pada me.]

Kata-kata Tony saat Mike mendatanginya ke penjara kembali terngiang. Sahabat yang tak pernah peduli apapun, tertunduk malu sepanjang pertemuan, hanya mengatakan hal itu begitu Mike menyinggung soal adopsi.

Mike menutup pintu lemari dan berjongkok di depan Jordy. "Kamu rindu Daddy Tony? Kamu mau ketemu?" tanya Mike.

Sudah lama Mike ingin mempertemukan Tony dengan Jordy. Ia tahu Jordy pasti tahu di mana Tony saat ini. Ia tak pernah merahasiakannya. Rahasia hanya akan menimbulkan keraguan di hati Jordy yang masih dipenuhi luka.

Mendengar pertanyaan itu, ada kilat harapan di mata Jordy. "May I?" tanyanya balik tak percaya.

Mike mengangguk. "Uncle Sam akan datang menjenguk Daddy Tony, semoga dia bisa mendapat izin menelponmu dengan video call, jadi Daddy Tony bisa melihatmu. Okay?"

Jordy mengangguk penuh semangat.

Mike tertawa, menepuk bahu Jordy. "Jordy, jangan pernah ragu bicara dengan Daddy, whatever you want. Kalau itu keterlaluan, Daddy akan bilang. Daddy akan larang kalau perlu. Tapi keluarga... artinya saling jujur, so let's be honest each other. Just like this."

[TN: ... apapun yang kau inginkan... jadi mari kita jujur satu sama lain. Seperti sekarang.]

"Ok, Daddy!"

Jordy tak membutuhkan apapun. Ia hanya ingin bersama Daddy, dan semua orang yang ada di rumah ini. Tentu jika boleh, ditambah Kakek baik hati yang tinggal di sebelah rumah Grandma. Oh... tentu saja, wanita yang selalu membuat Daddy bahagia.

*****

CLBK (Cinta Love Bikin Kesal)  TAMATTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang