Part 1

763 63 2
                                    

"Bagaimana perasaanmu untuknya?" pertanyaan Taehyung membuat Eunha terdiam. Bagaimana Taehyung berpikir hingga ke sana?

"Aku membuka ponselmu dan dengan password namanya." Eunha terkejut. Kini satu hal yang disembunyikan dari Taehyung sudah terbongkar. Tak ada lagi yang bisa ia sembunyikan dari Taehyung. Pria itu masih saja menjadi orang yang selalu memahaminya.

"Aku masih menyukainya. Aku belum bisa berhenti." Jawaban Eunha membuat Taehyung kini mengangguk paham.

"Lalu bagaimana dengan rencana pernikahanmu?" Pertanyaan yang dilontarkan Taehyung membuat Eunha kembali berpikir dalam diam. Sudah ribuan kali ia berpikir tentang hal itu dan ia telah memutuskan apapun konsekuensinya akan ia terima.

"Kak, menurutmu lebih baik dicintai atau mencintai?" Kini Taehyung yang menyetir terdiam menatap Eunha dari kaca spion. Wajah wanita itu menampakkan keseriusan.

"Eunha-" Taehyung kembali terdiam ragu untuk sekedar melontarkan kata-kata. Ia hanya takut hati Wanita yang selama ini selalu dijaganya itu pecah bagaikan kaca.

"Dalam hidup ada kalanya kita tidak mendapatkan semuanya. Hidup itu pilihan, dicintai atau mencintai. Dan untukku saat ini bukan saatnya aku mencintai orang lain dan memintanya mencintaiku. Usia tidak ada yang tahu, Kak." Eunha lagi-lagi membuat Taehyung terdiam meski akhirnya pria itu tersenyum.

Gadis kecil yang sejak dulu ia jaga sudah menjelma menjadi wanita cerdas yang bijaksana. Taehyung selalu terpukau dibuatnya.

Jung Eunha malaikat kecil yang berhati mulia.

"Aku memilih untuk dicintai."

***

"NONA JUNG! DIMANA KAMU HAH?!

"NONA JUNG!"

Suara teriakan lelaki menggema di apartemen mewah dan luas itu. Lelaki tampan berjas itu terlihat sangat tampan meski terdengar menyebalkan karena teriakannya menggema di apartemen pribadi orang lain.

Semenjak masuk ke dalam, ia terlihat bergegas mencari sang pemilik apartemen mewah itu.

Lelaki itu tanpa ragu masuk ke dalam apartemen setelah pintu terbuka hingga terlihat sosok lelaki lain yang tadi mencegahnya masuk mengikutinya dari belakang. Sosok yang memakai setelan hitam-hitam itu beberapa kali menghalanginya yang tentu saja sedang terburu-buru.

"Maaf, Tuan. Jika anda belum memiliki janji, anda tidak bisa menemui Nona hari ini." ucap lelaki dengan setelan serba hitam itu. Hal itu tentu saja membuat lelaki berjas yang beberapa kali berteriak itu menahan marah, bagaimana tidak? Lelaki yang hanya sebagai pengawal pribadi itu terlalu mencegahnya untuk menghampiri wanita itu.

"Memang kamu siapa? Berani kamu menghalangi ku?!" bentak lelaki itu hingga membuat lelaki didepannya menunduk dalam.

"Dimana Nona Jung? Cepat katakan!" lelaki itu sudah kepalang marah bukan main dan tak segan-segan ingin memukul siapapun yang mengalanginya.

Namun, tetap saja ia tak akan memukul orang didepannya karena ia tahu apa itu balas budi.

"Maaf-" belum juga lelaki bersetelan hitam itu menjawab, lelaki yang sudah menahan emosi itu menginterupsi dengan keras.

"Tidak usah menyembunyikan wanita gila itu, Kak! Katakan dimana Jung Eunha?!" Pengawal Jung eunha yang masih menghalanginya itu bergeser ke kanan mempersilahkan lelaki berjas itu dapat leluasa melihat pintu kayu besar di hadapanya.

"Nona di kamar, Tuan." Ia menunduk dalam. Tanpa menunggu, sosok berjas itu sudah membuka pintu dengan kasar kemudian masuk ke dalam kamar yang didominasi warna pink keemasan.

Second LeadTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang