***
Semakin hari eunha justru menyesali ucapannya. Ketika ia meminta Jungkook menggendong Yeri hari itu. Benar kata orang, sedikit bantuan terkadang akan menjadi bantuan-bantuan lain seterusnya.
Yeri semakin membutuhkan Jungkook. Dan jungkook mulai terbiasa membantu yeri.
Tidak, bukan karena eunha tak ingin jungkook membantu gadis itu.
Bukan juga karena eunha membenci gadis itu.
Eunha hanya merasa jungkook mulai berubah. Waktu untuknya berkurang karena setiap memiliki waktu bersama, jungkook selalu mendapat pesan itu. Pesan dari yeri yang meminta bantuan.
Eunha bahkan sudah beberapa kali mencoba menghentikan naeun dan gengnya untuk tidak melakukan pembullyan pada yeri. Namun, semua bullying itu masih berlanjut. Bahkan pihak sekolah dan siswa lainnya tampak acuh.
Sudah 1 jam setelah bel pulang berbunyi dan eunha masih disini. Masih di ruang kelas menunggu Jungkook yang tiba-tiba tak bisa dihubungi.
Beberapa kali eunha menghubungi nomor lelaki yang berstatus kekasihnya itu. Namun, hanya nada sambung yang terdengar. Eunha lagi-lagi menghela nafas lalu memandang ke luar jendela yang memperlihatkan rintik hujan.
Harusnya tadi dirinya pulang saja bersama yuju dan yang lain. Namun, entah mengapa ia ingin menunggu Jungkook yang entah kemana.
Ting.
Suara notifikasi membuat eunha membuka ponselnya dengan cepat. Mungkin saja Jungkook, kan? Tetapi lengkung bibirnya kembali menghilang.
Bukan, bukan jungkook. Jihyo mengirimkan foto yang menunjukkan dimana Jungkook berada dan bersama siapa.
Eunha menghela nafasnya lagi.
Yeri. Lagi-lagi jungkook bersama yeri. Entah apakah hanya eunha yang sadar, jungkook mulai semakin terbiasa mempedulikan Yeri dan hanya memiliki sedikit waktu untuknya.
Suara derap kaki membuat eunha menoleh ke arah seorang lelaki yang sudah berdiri di depannya. Eunha tersenyum mengetahui ternyata orang itu adalah orang yang selalu ada disaat-saat seperti saat ini.
Kim taehyung.
"eunha." Panggil taehyung begitu lembut menyapa rungu eunha.
"masih menunggu jungkook?" Eunha mengangguk sebagai jawaban untuk pertanyaan taehyung.
"mau pulang atau menunggu lagi?" Eunha tampak sedikti berpikir. Jujur, hari ini eunha merasa begitu lelah.
"kita tunggu 10 menit lagi?" Benar, nyatanya eunha tak bisa benar-benar meninggalkan jungkook.
Taehyung tersenyum kemudian duduk di samping eunha. Namun, sudah 15 menit berjalan tak ada tanda-tanda yang menunjukkan kehadiran jungkook. Hal itu membuat eunha mulai mengemasi barang-barangnya.
Taehyung yang masih setia duduk di samping eunha menatap wajah eunha yang terlihat murung. Gadis itu mengambil ponselnya dan mengetikkan sesuatu disana.
Kookie
Kook, aku akan pulang.
Belum sempat eunha melihat adanya tanda bahwa pesannya sudah dibaca, ia sudah memasukkan ponselnya ke dalam tas.
"Ayo, kak. Kita pulang." Taehyung segera berdiri dan berjalan di samping eunha menuju gerbang depan.
"kau tunggu disini sebentar. Aku akan mengambil mobil." Pamit taehyung yang segera menuju parkiran sekolah.
Pergerakan seseorang membuatnya menoleh.
"kakak belum pulang?' tanya eunha kepada lelaki tampan yang berdiri di sampingnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Second Lead
Fiksi PenggemarSecond Lead: penentu alur cerita, tetapi yang lebih menderita Seorang aktris bernama Eunha tidak pernah berperan menjadi tokoh utama, bukan karena tidak ada tawaran tetapi karena ada alasan yang membuatnya berpikir "apakah dia boleh berharap menjadi...