Semenjak saat itu, saat Eunha melangkahkan kakinya meninggalkan Jungkook dengan ponselnya yang terus berdering. Semenjak itulah Eunha mengurangi kegiatannya di luar rumah. Eunha banyak menghabiskan waktu di rumah. Entah sejak kapan ia selalu menulis, bahkan kata Yuju tulisan Eunha bisa saja dijadikan lirik lagu.
Sowon, Yerin, Yuju, Sinbi, bahkan Umji sudah sering melakukan berbagai cara untuk membuat Eunha keluar dari rumahnya. Namun, seringkali mereka pulang dengan raut wajah sedih. Eunha sulit diajak keluar meskipun hanya sekedar untuk mencari udara segar. Gadis itu hanya akan keluar rumah ketika sekolah, urusan cafe, dan menemani orang tuanya makan malam saja. Seolah ia ingin menghindari kemungkinan ia akan bertemu Jungkook di luar sana.
Tak terasa waktu berjalan begitu cepat hingga Eunha, Yuju sebentar lagi lulus dari SMA. Begitu pun Jungkook.
Eunha menaruh kepalanya di meja perpustakaan sembari memejamkan mata. Eunha merasa begitu kelelahan setelah beberapa bulan ini ia fokus belajar. Ia mencoba fokus untuk mengejar cita-citanya sebagai pewaris perusahaan Jung company.
Denyutan di kepala Eunha kembali datang, Eunha terbangun kemudian merasakan perih kembali datang di hidungnya. Mimisan. Lagi-lagi Eunha mimisan. Mungkin karena ia lelah terus belajar, bekerja, dan juga mungkin stress karena kehidupannya terasa sepi?
Entahlah, Eunha merasakan kesepian akhir-akhir ini. Tanpa Jungkook, tanpa Taehyung juga yang sudah 1 tahun berada di luar negeri. Meskipun ada Sowon dan teman-teman entahlah Eunha masih merasa kesepian.
Tentang Taehyung, Eunha sama sekali tidak mendengar kabar tentang nya lagi. Semenjak terakhir kali mereka bertemu di bandara.
Eunha menggulung tissue kemudian menyumpal hidungnya dengan itu agar mimisannya berhenti. Jujur Eunha lelah. Di saat ia membutuhkan semangat untuk mengejar mimpinya dan saat ia merasa lelah tak ada lagi sosok yang bisa dijadikan tempatnya bergantung. Yuju pun juga memiliki kesibukan di luar sana, begitu pun Sowon, Yerin yang saat ini aktif menjadi aktris.
Setetes air mata meluncur dari mata kiri Eunha. Harusnya ia bahagia karena sebentar lagi ia akan lulus dari SMA dan akan mulai melanjutkan kariernya untuk meneruskan perusahaan papanya.
"Ada orang, Oppa." Suara itu membuat Eunha terdiam kemudian menoleh ke sumber suara. Eunha menyesali keputusannya untuk menoleh. Itu Yeri. Kim Yeri.
"Benarkah?" Dan seperti dugaan Eunha, dimana ada Yeri pasti akan ada Jungkook. Belum sempat Eunha menolehkan pandangannya, matanya bertemu dengan mata Jungkook. Sial, Eunha segera mengalihkan pandangan lalu membereskan barang-barangnya. Beserta tissue yang ia gunakan tadi. Ia tidak mau Jungkook melihat matanya. Ia takut Jungkook melihat itu, melihat bahwa di mata Eunha masih ada rasa itu. Rindu.
Eunha berjalan cepat meninggalkan perpustakaan. Kemana pun itu yang penting ia tidak bertemu dengan Jungkook.
***
Tibalah hari dimana Eunha harusnya merasa bahagia karena ia akan lulus dari SMA. Eunha sudah berdandan dengan rapi menggunakan toganya. Ia tersenyum setiap kali bertatapan dengan Yuju yang terlihat sangat antusias. Sesekali ia memanjangkan lehernya mencari dimana orang tuanya berada.
Baiklah, mulai hari ini aku harus lebih baik lagi.
Ucap Eunha dalam hati. Sedih rasanya ia tidak melihat Taehyung disana. Tak bisa dipungkiri jika dirinya juga merindukan sosok Taehyung yang selama ini sudah memerankan sosok kakak untuk Eunha.
Sebagai siswa berprestasi dan juga salah satu yang mendapatkan nilai tertinggi, Eunha maju bersama teman-temannya yang lain seperti Yuju, Dokyeom, Chaeyon, dan juga ada Jungkook disana. Mau tak mau Eunha harus melihat lelaki itu lebih dekat dari biasanya. Bahkan Jungkook berdiri di sampingnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Second Lead
Fiksi PenggemarSecond Lead: penentu alur cerita, tetapi yang lebih menderita Seorang aktris bernama Eunha tidak pernah berperan menjadi tokoh utama, bukan karena tidak ada tawaran tetapi karena ada alasan yang membuatnya berpikir "apakah dia boleh berharap menjadi...