Dulu ketika kita masih sedekat nadi.
***
"selamat pagi, una." Sapa jungkook saat eunha masuk ke dalam mobil jungkook yang sudah terparkir di depan rumah eunha.
Seperti biasa, jungkook menjemput eunha untuk berangkat ke sekolah bersama. Sebuah rutinitas yang sudah mereka lakukan sejak kecil. Dulu mereka masih bersama kakak jungkook, wonwoo, untuk berangkat bersama. Namun, semenjak jungkook diizinkan mengendarai mobil sendiri mereka tidak bersama wonwoo.
"pagi." Sahut eunha dengan senyum yang terpatri di bibir gadis itu. Jungkook yang mendengar eunha hanya mengatakan satu kata menyebikkan bibirnya.
"pagi saja?" Tanya jungkook mengharap ada tambahan kata dari eunha.
Eunha terkekeh kemudian mengulangi jawabannya tadi. "pagi juga, kookie." Ucap eunha tak lupa dengan senyumnya yang sangat manis.
Jungkook tersenyum senang dan mengulurkan tangannya untuk mengusap kepala eunha dengan sayang. Bukan hal yang asing bagi orang-orang di sekitar mereka jika panggilan sayang untuk eunha adalah una dan untuk jungkook adalah kookie.
Selama perjalanan keduanya tak henti-hentinya saling melontarkan candaan. Sudah bersama dalam waktu yang cukup lama membuat keduanya nyaman dan menjadi diri mereka sendiri.
"una, nanti kamu pulang dengan kak wonwoo ya? Aku ada jadwal pemotretan nanti." Ucap jungkook sembari mengelus tangan eunha yang di genggamnya.
Eunha mengangguk. Sudah biasa eunha pulang bersama wonwoo meskipun suasana di antara keduanya tidak sehangat ketika dirinya bersama jungkook.
"baiklah, tapi, ingat kau harus ke café hari ini." Setiap hari sabtu eunha dan jungkook selalu mengunjungi café "rainbow" yang merupakan café milik keluarga eunha. Cafe itu awalnya adalah sebuah toko buku yang kemudian dikelola eunha dan kakak sepupunya untuk dijadikan café.
Jungkook yang juga seorang penyanyi selalu meluangkan waktunya setiap hari sabtu untuk melakukan penampilan di café milik eunha. Hal itu membuat café eunha semakin terkenal oleh publik.
Sesampainya mereka di sekolah, jungkook akan membukakan pintu untuk eunha. Padahal eunha sudah berulang kali menolak dan akan membukanya sendiri. Namun, jungkook bersikeras untuk membukakan pintu mobil untuk eunha.
Keberadaan jungkook di sekolah selalu disorot oleh siswa-siswi yang lain mengingat salah satu bintang ternama bersekolah dengan mereka. Semuanya tahu tentang kisah persahabatan keduanya yang bahkan sudah terjalin sejak masih kecil.
Ketika eunha dan jungkook berjalan di koridor banyak yang menatap memuja dan merasa gemas dengan sepasang sahabat yang sudah satu tahun meresmikan hubungan mereka menjadi sepasang kekasih.
Tak dipungkiri banyak pula mata yang menatap iri, terutama kepada eunha yang bisa berada di sisi jungkook.
"kook, semakin tinggi popularitasmu sepertinya aku akan semakin banyak memiliki haters. Pasti banyak yang tidak setuju aku bersanding denganmu." Ucap eunha yang sudah keberapa kalinya jungkook dengar. Jungkook berhenti berjalan dan menatap tak suka punggung eunha yang masih berjalan.
Eunha yang sadar jungkook tak lagi di sebelahnya berhenti dan membalikkan tubuhnya menatap jungkook yang berhenti disana.
"kook?" Panggil eunha. Tetapi jungkook masih tetap ditempatnya. Eunha mendekat ke arah jungkook dan memanggil lelaki itu lagi. Masih sama jungkook bungkam.
"jungkook?" Eunha menggenggam tangan jungkook yang masih terdiam menatap eunha tak suka. Rahang jungkook mengeras dan ia membalas genggaman tangan eunha.
KAMU SEDANG MEMBACA
Second Lead
FanfictionSecond Lead: penentu alur cerita, tetapi yang lebih menderita Seorang aktris bernama Eunha tidak pernah berperan menjadi tokoh utama, bukan karena tidak ada tawaran tetapi karena ada alasan yang membuatnya berpikir "apakah dia boleh berharap menjadi...