🌹 EMPAT PULUH TIGA🌹

64.6K 3.6K 64
                                    

Alang dan Kenzo turun ke bawah, menemui Andin yang siap-siap di meja makan.

" Good morning, Mama," salam Kenzo riang.

Andin membalikkan tubuhnya. Andin membalas senyum Kenzo dengan lebar.

" Morning, jagoan Mama,"

Kenzo menatap Alang dengan tatapan polos.

Alang mengerti keinginan Kenzo.

" Hhm.., selamat pagi," sapa Alang pelan.

" Pagi juga, Mas,"

Kenzo menggeleng heran.

" Papa ni ndak romantis. Iya kan, Ma?" celetuk Kenzo tiba-tiba.

" Hah?? Iya sayang," jawab Andin meringis.

Alang mengangkat alisnya. Alang menatap Kenzo.

" Nggak romantis? Papa ini pria romantis, Jagoan," protes Alang tidak terima.

Kenzo memutar bola matanya jengah.

Kenzo duduk di kursi dan menyantaikan pantatnya.

" Mana ada. Masa nyapa Mama aja, harus Kenzo suruh dulu,"

Alang ternganga menatap Kenzo. Alang tidak menyangka kalau anaknya sudah pintar berbicara seperti itu.

Alang menatap Andin. Andin tersenyum tipis. Alang berdehem karena di kritik oleh anak nya sendiri. Malu rasanya jadi Alang.

" Duduk, Mas," tawar Andin. Alang menarik kursi dan duduk dengan gelisah. Alang menatap memicing ke arah Kenzo yang santai dan cuek.

" Kamu tanya aja sama Mama kamu. Gimana romantisnya Papa dulu," tutur Alang tiba-tiba.

Gerakan Andin yang hendak menuangkan kecap untuk Kenzo terhenti. Andin menatap Alang kemudian anaknya.

" Benar, Ma?" tanya Kenzo penasaran.

Alang menunggu jawaban Andin. Andin mengangguk pelan.

" Iya, sayang. Papa orangnya romantis sekali. Papa sering loh bawain Mama hadiah kalau Mama lagi ngambek," jawab Andin menatap Alang tersenyum.

Alang kembali mengingat ke belakang. Alang memang sering membawakan Andin hadiah jika Andin sudah mulai ngambek dan merajuk kepadanya. Alang tersenyum tipis saat menyadari ternyata Andin masih mengingat kenangan masa lalu mereka.

" Yaudah. Sekarang makan. Ken nggak mau Mama bilangin. Jangan banyak makan. Nanti sakit perut. Sekarang baru terasa, kan?" Omel Andin namun tetap mengaduk bubur untuk Kenzo.

" Habis, makanannya enak, Mom."

Andin mendesah pelan.

" Papa juga izinin, Kok." bela Kenzo pelan melirik Papanya.

" Aku nggak mau pake bawang goreng,"

" Ken nggak mau bawang goreng, Mama,"

Alang dan Kenzo serentak berucap. Andin menatap kedua nya.

" Wah, ternyata Papa juga tidak suka Bawang gorengnya?" Sama dong kayak Ken," jerit Kenzo tertawa.

" Nggak enak sayang. Papa nggak suka. Itu tandanya kamu beneran anak Papa," sahut Alang cepat.

Kenzo mengangguk senang. 

" Ken kan memang anak Papa," jawab Kenzo bangga. Alang mengusap kepala Kenzo dengan sayang.

" Mama, ayo ambil lagi bawang gorengnya," rengek Kenzo.

" Nggak. Bawang nya harus di makan. Coba dulu, Nak. Bawang nya enak loh. Harum lagi. Tanpa pake bawang, bubur ayamnya itu hambar," jelas Andin tegas.

Kakak Iparku, Ayah Anakku (Ready Ebook Di Playbook/Playstore)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang