03. MSB

1.8K 105 20
                                        

Happy Reading

Hari sudah mulai malam, jarum jam menunjukan pukul 08:00. Caffe sangat ramai sejak tadi sore. kini Carlina sedang sibuk bolak balik mengantarkan pesanan si pelanggan yang tiada hentinya berdatangan.

Bisa di bilang Caffe ini merupakan Caffe terbesar sebagian dari perusahaan. Carlina bersyukur minggu lalu ia di terima bekerja di Caffe ini yang terbilang Caffe baru dan kebetulan Caffe ini membutuhkan beberapa karyawan.

"Lin. mending lo istirahat dulu deh, wajah lo pucet banget." ujar Ami yang terlihat sedang mencuci piring.

Carlina menggeleng tipis. "gue gak papa kok," balasnya seraya beranjak pergi mengantarkan pesanan.

"Jangan Sakit-sakitan deh lo! baru juga kerja!" Sinis Amel mendahului Carlina sambil membawa buku pesanan. namun Carlina menghiraukan toh dari pertama kerja pun Amel terlihat tidak menyukai dirinya dan ia pun tidak terlalu memikirkannya.

Jam demi jam terus berputar, begitupun dengan pelanggan yang sudah mulai beranjak pergi. Carlina sejenak menduduki bokongnya yang terlihat pegel dan bernapas lega saat itu juga.

"Lin, mending lo pulang duluan aja, Caffe juga sebentar lagi akan tutup." titah Ranty ketika melihat wajah Carlina yang terlihat lesu.

Carlina tampak berpikir. "Emm, emang gapapa?" tanya Carlina tak enak.

Ranty tertawa kecil. "yaelah, Sans aja kali. kita juga sebentar lagi pulang." Carlina yang mendengarnya pun tersenyum lalu beranjak dari duduknya.

"Yaudah, kalo gitu gue duluan ya." pamitnya yang langsung di angguki oleh Ranty. kemudian berlalu pergi.

Tanpa mereka ketahui dari kejauhan seseorang sedang memperhatikan Carlina seraya tersenyum jahat. dan berkata. "Sebentar lagi, lo akan keluar dari sini. Wanita kotor tidak pantas bekerja di Caffe mewah!"

.....

Carlina menatap jalanan dengan tatapan kosong, sesekali ia mengusap perutnya yang sudah mulai membuncit. dan sudah satu minggu lebih juga ia tidak masuk sekolah bahkan Cewek itu pun mulai menghindari Kenzi tanpa bemberi alasan apapun. namun, belum ada ikatan kata putus di antara mereka.

Ngomong-ngomong Carlina tidak menggugurkan kandunganya? sejujurnya Cewek itu pernah memakan buah nanas namun perutnya Tiba-tiba perutnya diterjang sakit bercampur perih.

Saat mengigat kejadian itu ia selalu memintaa maaf kepada sang buah hati karena hampir akan membunuhnya yang sama sekali tidak bersalah.

"Huh!" Carlina melemparkan tasnya asal saat sudah sampai di rumah minimalisnya kemudian merebahkan dirinya di atas kasur.

"gak seharusnya Gue kaya gini." gumamnya mengingat setiap kali kekasihnya menelpon selalu ia tolak.

Carlina terdiam sejenak menatap Langit-langit kamar dengan seksama, serasa Memijit-mijit kepala yang terasa amat pusing.

"Gue Bener-bener benci sama Lo Billy, Bajingan! lo Cowo Ter-brengsek yang pernah gue temui!" jeritnya penuh pilu, setiap kali mengingat kejadian di Bar bersama Billy ia Bener-bener benci dirinya yang sudah sangat kotor. melakukan hal bejad yang justru bukan orang yang ia cintai melainkan bersama sahabat Kekasinya.

Carlina yakin bahwa ia sedang di jebak melalui minuman oleh seseorang. tapi siapa? dan mengapa?

"untuk saat ini Bunda belum bisa nerima kamu, tapi kamu tenang aja. Bunda akan menjaga kamu sebaik mungkin." ujarnya serasa Mengelus-ngelus perutnya yang sudah mulai membuncit.

"Seiring berjalanya waktu, pasti Bunda membukaan pintu Lebar-lebar buat kamu, Baik-baik di sana ya." Bahkan Cewek itu belum bisa mengatakan kata 'sayang' untuk kandunganya mengingat anak yang ia kandung adalah anak Billy terlebih perkataan nya yang selalu terngiang-ngiaang di atas kepalanya. membuat ia enggan.

membuang napasnya sebentar lalu membalikkan posisinya memandam boneka beruang besar pemberian Kenzi dulu, ia tersenyum getir dadanya terasa sesak Carlina Bener-benar merasa bersalah pada Cowok itu.

.....

"Kok gue jadi pengen sate." gumam Billy segera menyudahi Gamenya membuat tiga sejolinya menengok kaget.

"Anjir! ke orang ngidam aja lu. Malam-malam pengen sate." celetuk Jaka masih pokus kelayar depan dengan tangan Mengotak-ngatik Gamenya.

"lo bukanya alergi sate?" tanya Rendy bingung.

Billy terdiam, kepalanya Tiba-tiba tertuju ke kandungan Carlina namun dengan cepat Cowok itu menepisnya Jauh-jauh, kandungan sialan itu udah gugur, batinya.

Diamnya Billy membuat mereka menatap Cowok itu curiga dan langsung menyudahi permainanya.

"Lo gak buntingin anak orang 'kan?" pertanyaan Kenzi yang Tiba-tiba membuat Billy tersedak ludahnya sendiri.

Apalagi ... AH sudahlah!

"Kagak lah!" sebisa mungkin Billy menormalkan ucapanya walau dalam lubuk hatinya terasa Was-was. saat di tanya tepat sasaran.

Jaka menggeserkan duduknya lalu mendekati wajah Billy menatapanya insten. "Gue mencium, Bau-bau kebohongan."

PLETAK!

"Anying!" pekik Jaka saat Billy menjitak kepalanya sangat keras membuat sang emfu segera Mengelus-ngelus kepalanya yang terasa Nyut-nyutan. sedangakan Rendy Cowok itu tertawa puas seraya melemparkan kulit kacang kehadapan Jaka.

"Lagian lo, keorang ngajakin Homo!" Billy bergidig ngeri lalu segera beranjak dari duduknya, entahlah Bayangan-bayangan sate itu terus saja menghantuinya. membuat Cowok itu tidak sabar ingin segera memakannya

"Lo serius anjir! pengen makan sate!" teriak Rendy saat Billy berlalu pergi tanpa mengatakan sepatah katapun.

Billy tak menyahut Cowok itu segera menyambar kunci mobilnya yang tergeletak di atas meja. tujuannya hanya satu!

Memakan sate. tidak peduli sekarang udah tengah malam pun, yang ia inginkan hanya Sate dan sate.

TBC.

My Secret Beby (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang