12.

205 42 10
                                    


Gabin terbangun dimalam hari, ia merasa haus dan gelas yang berada dikamar nya kosong, terpaksa ia harus beranjak dari kasur dan berjalan sempoyongan menuju dapur.

Kesadaran nya ditarik paksa ketika melihat rambut panjang yang berada di sudut.

"Anjir apaan tuh". Bahkan sampai tidak sadar berkata kasar, dan sangking terkejutnya Gabin sampai memundurkan badannya sampai mepet ke dinding.

Matanya menatap objek sama hingga kesadarannya pulih, Gabin mendekat dengan pelan, sambil meyakinkan pikirannya kalau itu bukan hantu.

Tinggal selangkah, Gabin terdiam kemudian berjongkok untuk menyamakan tingginya, menyentuh pelan pundak itu hingga sang pemilik pundak tersentak.

Safa. Yang kini tengah menatap Gabin di depannya dengan mulut menggumam sesuatu.

"Lampu".

Gabin baru sadar, lampu bawah mati, dan sebelumnya bunda tidak pernah mematikannya, Gabin berdiri kemudian menjangkau saklar untuk menghidupkan lampu, barulah Safa bisa bernafas lega di tempat.

Gabin menatap Safa kemudian berjalan ke dapur mengambilkan segelas air dan langsung ia berikan ke Safa.

Safa tidak menangis, hanya terlihat sedikit kacau.

"Lo belum tidur?". Tanya Gabin setelahnya menatap jam yang menunjukkan pukul 2.

Karena Safa tidak menjawab, Gabin menarik tangan Safa untuk bangkit, menuntunnya hingga sampai didepan kamar gadis itu.

"Tidur udah malem".

Memastikan hingga Safa sudah masuk kedalam kamar, Gabin. Dengan gelas ditangannya kembali ke dapur, menuangkan air ke gelas itu kemudian meminumnya.

Hingga "uhuk".

Menatap gelas di tangannya dengan pandangan terkejut. Hmm
Melupakan apa yang sedang ia pikirkan, Gabin kembali kekamar, merebahkan badan dikasur dengan mata menatap langit langit kamar.

Hingga Gabin tidak bisa tidur karena memikirkan hal hal yang berkaitan dengan Safa.

Tentang manis.

Atau gelap.

Atau sendirian.

[SDG]

Sudah 5 hari Ajun menghabiskan liburan dirumah Gabin, belum juga ada tanda tanda kalau Ajun mau pulang kampung, dan hari ini hari Minggu.

Tentang lampu bawah yang mati, Ajun pelakunya, dan sekarang Ajun sudah tahu, jadi dia tidak akan asal mematikan lampu, apalagi lampu dekat kamar Safa.

Gabin dengan kaus putih tanpa lengan disertakan training hitam tak lupa memakai sepatu dan masih jam 6 pagi sudah berlari lari mengitari kompleks, pokoknya muter aja, yang penting lari. Sendirian.

Tadi dia mengajak Ajun buat lari, tapi orangnya tidak bisa membuka mata alias masih ngantuk dan lanjut tidur, alhasil Gabin sendiri.

Pas lagi lari pagi, Gabin ketemu temennya, jadinya dia main dulu baru pulang, lambat deh pulangnya, matahari sudah menampakkan wujud, Gabin baru pulang.

Dan ketika memasuki rumah, Gabin terheran heran, karena tidak ada orang, harusnya sih sudah pada bangun.

Ketika menengok ke dapur, Gabin melihat Safa, yang tengah berjinjit untuk mengambil sesuatu diatas, Gabin mendengus geli kemudian mendekat.

Ditariknya satu kursi plastik yang menganggur dipojokan.

"Nih pakek kursi, pendek banget".

Safa menoleh, kemudian memicing tajam melihat Gabin, tau dia kalau pendek. Mengambil kursi yang diberikan Gabin kemudian mulai naik untuk mengambil sesuatu.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 26, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Semut & Gulanya [Soolia]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang