04 Girls Squad 💋

669 55 6
                                    

Title : Girls Squad

Cast : Sania Alexandra Hutami (Twice's Sana), Jennifer Marlene Putri (BlackPink's Jennie), Jocelyn Yvanna Sinaga (Red Velvet's Joy), and  Seyla Joanita Gunawan (Idol-Actress).

Genre : Friendship, drama, youth


▪◼▪


Terlahir dari kalangan elit, tidak membuat semua orang bahagia atas hidupnya. Terlebih bagi Sania yang kehilangan sosok orang tua kandung dari usia muda. Kehidupan di tengah keluarga konglomerat yang kompetitif dan penuh persaingan, membuatnya merasakan sedikit kasih sayang bahkan dari keluarga terdekatnya. Bagi mereka Sania tak ubahnya duri dalam daging, dan seolah menjadi pelampiasan kekesalan mereka terhadap mendiang ayahnya. Putera tertua keluarga Hutomo, yang digadang-gadang akan menjadi penerus dari konglomerasi bisnis HR Group. Namun meninggal beserta istrinya karena sebuah kecelakaan pesawat saat usia Sania beranjak 5 tahun.

Praktis Sania menjadi yatim-piatu saat itu juga. Kehidupan masa kecilnya dihabiskan di bawah pengasuhan Omanya mungkin salah satu dari beberapa orang yang tulus menyayanginya. Namun setelah beliau meninggal, Sania harus merasakan kepahitan diasuh oleh keluarga adik-adik ayahnya yang memperlakukannya seperti musuh dalam selimut. Tante Rachel, saudara bungsu ayahnya menjadi satu-satunya keluarga yang baik padanya, namun sayangnya ia tidak bisa selalu ada. Karena harus tinggal berpindah-pindah mengikuti suaminya yang bekerja sebagai seorang diplomat.

Kepahitan hidup kembali ia rasakan di usianya yang menginjak 15 tahun, ketika tidak ada yang bisa membantu Sania menolak keputusan sang kakek mengirimnya untuk belajar di luar negeri. Karena sebuah kesalahan yang bahkan tidak ia lakukan di awal bangku SMA, Sania bahkan diperlakukan layaknya aib keluarga dan harus dibuang jauh dari pandangan mereka.


Singapore, Early 2007

Sania POV

Empat bulan sudah aku tinggal di luar negeri dan bahkan tidak ada keluargaku yang sekedar menanyai kabarku, kecuali Tante Rachel yang sesekali menelpon dan menguatkanku. Aku tinggal lebih lama sebelum masa studi yang di mulai bulan Januari untuk mempersiapkan ujian penerimaan bagi siswa asing yang masuk ke secondary 3 class (Setara kelas 9/10 di Indonesia)

Beberapa hari setelah pengumuman Admission Exercise for International Student, orang kepercayaan Kakeknya yang ditugasi mengawasi aku membawaku ke calon sekolahku untuk empat tahun ke depan. Private school terkemuka di Singapura.

Setelah di antar ke gedung administrasi Nanyang Girl's High School, seorang guru laki-laki menanyaiku. Adakah wali yang bisa dimintai tanda tangan untuk surat pernyataan, dan aku hanya menggeleng. Guru perempuan lain beretnis Chinnese memberitahu untuk tidak khawatir dan akan diurus olehnya.

"You're Sania, right?".

Aku hanya mengangguk.

"Come with me, i'll take you to boarding house".

Di perjalanan menuju asrama sekolah, aku melihat beberapa gadis seusiaku sedang berolahraga sore di lapangan sekolah.

Sedangkan yang lain tampak belajar bersama di bangku-bangku taman.

"This will be your room, Sania". Guru perempuan yang mengenalkan diri sebagai Mrs. Lee itu membawaku ke kamar no 21 di gedung asrama.

"Where is my roomate?". Tanyaku.

"She is in School now, you can unpack your stuff and this is supposed to be your bed and closet".

"Okay, Thank You, Miss Lee".


MY DEAR SANA | Sana X BoysTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang