Meninggoy

1.2K 135 19
                                    

Minggu pagi hari pukul 5.30 bunda dan mira sudah bergelut di dapur. Sedang membuat satu poci besar berisi teh panas

Sembari menunggu air panas, bunda dan mira sedikit berbincang di depan kompor membicarakan sekolah daring mira

"Selamat pagi"

Mira dan bunda yang sedang berbincang itu, segera menoleh dan melihat mark yang datang menghampiri mereka

Mark bare face, kaosan, celana kolor. CUY??? INI IDOL KORIYA ATAU BUJANG DKI JAKARTA SI. Melokal banget. Udah berasa rumah sendiri kayaknya ini mark, mana bahasa indonesianya fasih gitu

"Ahahahaha your indonesian language is getting better huh?" Canda bunda sambil nuangin teh tubruk ke dalem poci

"Yeah.. not really, I can only say selamat pagi, terima kasih, apa kabar" mark yang sedikit tersipu malu karena ucapan bunda. Mira yang dari tadi jadi kang nyimak udah nahan diri, ambil napas buang ambil napas buang. 'Ya allah minta dihalalin banget' batin mira

Habis itu mark duduk di meja makan, sambil merhatiin bunda dan mira yang kembali sibuk. Karena dia juga gak tau mau bantu apaan. Bunda sekarang sedang membakar roti, manual, katanya biar ada rasa asepnya. Iya aja udah. Sedangkan mira yang mengambil alih untuk membuat teh, menuangkannya ke dalam 9 gelas satu persatu

"Ada yang bisa saya bantu?" Mira sama bunda kaget, masalahnya itu suara orang asing, macam robot, ga mungkin mark. Pas mereka balik badan, mark sedikit menyodorkan hp nya, dan ternyata saat mira cek, itu suara mbak mbak gugel translate

Mira cengo, sedangkan bunda nahan ketawa, gemes sama kelakuan mark, dia mencoba berbagai cara untuk bisa berkomunikasi. Salah satunya meminta bantuan kepada embak gugel translate. Bunda yang gemes mengusak rambut mark gemas dan tersenyum lebar, "you're so cute, boy"

Mark salting lagi dibilang kiyowo sama bunda. Seketika mark jadi kangen mama di kampung halaman. Padahal baru terhitung 5 hari mereka di Indonesia, tapi, perlakuan bunda barusan membuat mark jadi kangen rumah

Mark merasa diperhatikan, mark berpikir, sepertinya tidak akan terlalu berat untuk tinggal disini sementara masalah di perusahaan berangsur membaik. Bunda benar-benar memperlakukan 9 bujang itu layaknya anaknya sendiri

"Dek, coba tanya mark itu temen-temennya udah pada bangun belum, pake bahasa korea, bunda males mikir bahasa inggris" mira yang denger permintaan bunda cuma muterin bola matanya malas

*cuy, ini mah alesan gue aja biar ga pake bahasa inggris 😭 ga bakat takut salah

"Mmm kak mark. Yang lain udah pada bangun belum?" Tanya mira sedikit gugup. Padahal udah 5 hari bareng, tetep aja gugupnya bukan maen

"Sepertinya belum" kata mark

"Bun, katanya belum pada bangun" ucap mira sambil membantu merapikan roti bakar isi cokelat diatas piring

"Kamu bangunin gih, bunda mau ngobrol ngobrol sama mark" mira udah jedag jedug aja jantungnya. Biasanya bunda yang minta member lain atau kak rendy buat bangunin, cuma emang bunda kayaknya lagi mau ngetes imannya mira, makanya nyuruh mira

Mira pun naik ke atas dengan langkah yang berat. Segala susah dibangunin sih rendy, jadinya mira yang sekarang jadi tumbal buat bangunin kedelapan bujang lainnya

"Bismillah bismillah bismillah. Tarik napas mir.. tarik nap-"

Ceklek

"INNALILLAHI YA GUSTI..." Mira kaget yang kaget banget. Padahal masih kumpulin nyali, nyawa, dan iman buat mengetuk pintu di depannya. Kayak ada hal mistis di pintunya, rasanya berat banget. Halah itu mah si mira nya aja yang alay

NCT 127 Numpang [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang