Keluarga Baru

33 1 0
                                    

"Hmm, ternyata benar dugaanku... Darah Iblis mengalir dalam nadi putraku. Biarkan Kazuya tetap hidup. Kita akan mengawasinya dari jauh, meneliti bagaimana darah Iblis itu bekerja. Dunia luar yang keras akan menggemblengnya. Dan suatu saat dia akan datang sendiri padaku... Hehehehe..." Seringai Heihachi Mishima menatap tajam kepada seorang bercadar dan berpakaian serba hitam ala 'ninja'.

Seketika pria misterius berpakaian ninja itu menghilang secepat kilat dari hadapan Heihachi Mishima...

Masa kecil Kazuya yang keras, hidup di jalanan memaksanya untuk mandiri. Bekerja keras melakukan apa saja untuk menghidupi dirinya sendiri sembari terus berlatih menyempurnakan jurus dan teknik-teknik yang dipelajarinya dari sang kakek.

Selain itu dia mengumpulkan sedikit demi sedikit uang hasil kerjanya untuk ongkos perjalanan dan biaya hidup di Hongkong tempat Wang Jin Rei berada.

Kazuya dirawat dan ditemukan pasangan kakek dan nenek Jiro yang baik hati. Pasangan tua yang hidup sebatang kara ini menemukan Kazuya yang tertidur di sebuah bangku taman berpakaian tipis menggigil diterpa udara dingin.

"Nak, kalau kau tak punya tujuan menginap saja di rumah kakek..." Begitulah katanya saat pertama dengannya.

Karena teringat pada kakeknya sendiri, Jinpachi Mishima, Kazuya tak bisa menolak tawaran itu.

"Nek cepat siapkan makanan kita ada tamu nih..."

"Ooh... iya kek tunggu sebentar..."

"Mulai sekarang dia akan tinggal disini..."

"Selamat datang kalau begitu..."

"Kalau kau belum punya tujuan. Kau boleh tinggal disini selama kau mau, menemani kakek dan nenek ya. Jangan sungkan anggap rumah sendiri ya nak..."

Kazuya hanya mengangguk ragu menjawabnya.

"Ini pakaian cucu kami semoga pas. Dipakai ya..." Sang nenek menyodorkan pakaian bersih di atas meja. "Nenek akan memanaskan tungku buat mandi..."

"Nggak perlu nek, aku bisa mengerjakannya sendiri..."

"Oh baik kalau begitu..."

"Nenek disini aja makan bersama kami..."

Sang nenek akhirnya duduk dan makan bersama di meja makan sembari berbincang dan bercanda ria dengan sang kakek dihadapan tamunya tanpa canggung.

Begitulah sepasang kakek dan nenek Jiro merawat dan membesarkan Kazuya kecil layaknya cucu mereka sendiri.

Mereka tak pernah mempertanyakan sedikitpun mengenai masa lalu Kazuya ataupun mengenai asal-usul bekas-bekas luka yang menghiasi wajah dan sekujur tubuhnya. Itulah yang membuat Kazuya merasa diterima dan kerasan tinggal bersama mereka.

Mereka bahkan memaksa Kazuya bersekolah seperti anak-anak lain pada umumnya. "Kakek sudah menyiapkan tas dan keperluan sekolahmu nak, besok kau mulai sekolah ya. Kakek sudah mendaftarkanmu di SD terdekat..."

"Sudah kubilang kan, aku nggak mau sekolah! aku bukan cucu kakek!" Bentak Kazuya dengan keras suatu kali.

"Kau memang bukan cucu kakek. Mmm ck, baiklah kakek nggak akan maksa lagi... Kakek menyumbangkan tas dan barang-barang ini kepada tetangga..." Kata kakek Jiro bernada sedih.

Nenek Jiro menghampiri dengan mata berkaca-kaca. "Kalau nggak mau ya udah, tapi jangan membentak kakek gitu dong..."

"Sudahlah nek, nggak usah diperpanjang lagi... Kau boleh melakukan apa yang kau mau. Kami nggak akan memaksamu lagi."

"Dasar anak yang tak tau berterima kasih!"

Tak tega melihat pasangan tua itu bersedih, dan mengingat sebenarnya ini juga adalah keinginannya sejak dulu, maka akhirnya Kazuya memutuskan... "Baiklah aku mau sekolah. Asal aku diperbolehkan kerja paruh waktu..."

"Kau boleh melakukan apapun, nak. Kau boleh melakukan apapun..." Air mata yang tertahan membuncah seiring senyum merekah yang menghiasi bibir pasangan kakek dan nenek Jiro...

*******

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 24, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Tekken : Mishima SagaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang