1. SI BOCAH TENGIL

204 15 7
                                    

Hai! Jangan lupa vote dan komen ya.

🍒🍒🍒

Jatuh cinta itu untuk siapa saja.

***

"Hai, Mbak!"

Kedatangan seorang cowok yang mengenakan hoodie hitam malam ini membuat Ulfa menghela napas berat.

Risih. Gadis berparas ayu itu tidak menanggapi sapaannya. Namun, bukannya tahu diri, Rangga malah duduk di hadapannya sambil bertopang dagu.
Kini keduanya hanya dibatasi meja etalase yang berisi berbagai macam merk ponsel. Baik keluaran lama maupun keluaran terbaru.

"Lah, disapa cowok ganteng kok nggak nyaut?"

Ulfa menghentikan pekerjaannya.

"Ada yang bisa saya bantu, Rangga?" tanya Ulfa formal seraya tersenyum manis.
Biarpun sedang kesal, ia harus bersikap profesional.

"Nggak ada." Rangga menggeleng.

"Trus ngapain ke sini?" Ulfa memutar mata, muak.

"Mau liat muka bidadari."

"Dih!"

Ulfa membuang muka.

"Lagi ngapain sih, Mbak?"

Rangga berbasa-basi yang sebenarnya sangat basi. Jelas sekali ia melihat Ulfa sedang memilah casing berbagai merek ponsel. Rangga sangat tidak kreatif.

"Lagi kerja."

"Kerja kok cemberut. Nanti rejekinya kabur loh."

Ulfa tersenyum lagi. Sangat manis.

"Nah gitu dong." Rangga tampak puas.

Setelahnya mereka berdua terdiam. Ulfa sibuk bekerja, Rangga mengamati hingga gadis itu merasa muak.

"Kenapa sih liatin saya mulu?" Ulfa menatap Rangga. Jengkel.

"Emang salah?"

"Iya! Risih tau nggak!"

"Yaudah, nggak diliatin." Rangga memalingkan muka. Menatap dinding yang dipenuhi aksesoris ponsel.

"Puas?"

Ulfa agak lega, tetapi saat ia mengederkan pandangan ke parkiran konter. Ia kembali menghela napas.

"Rangga!"

"Hm?" Rangga menyahut, mata elangnya masih menatap dinding.

"Bisa tidak kamu nggak bawa rombongan sebanyak ini?" tanya Ulfa tak tahan lagi.

Mata gadis itu menyapukan pandangan di depan counter. Di mana teman-teman Rangga yang jumlahnya enam orang itu sedang duduk di motor sport masing-masing.
Selalu begitu, datang beramai-ramai sudah seperti tempat tongkrongan saja.
Ia bergidik ketika salah satu teman Rangga berkedip manja padanya.

"Memangnya mau diapelin sendiri? Oke, gue bisa suruh mereka bubar."
Rangga segera berbalik. Belum juga bersuara sudah ditahan tangan Ulfa.

"Tidak. Bukan begitu maksud saya!" larang Ulfa panik. Berduaan dengan bocah tengil itu? Tentu ia tidak mau.

Rangga terkekeh. Tentu saja cowok itu hanya bercanda.

"Kamu itu sering banget datang rame-rame. Rasanya kayak mau ngerampok tau nggak!" keluh Ulfa yang ditanggapi senyum menyebalkan oleh Rangga.

"Kan biar nggak berduaan, Mbak. Soalnya kalau berduaan yang ketiga itu setan. Itu kata guru agama di sekolah."

Bawa-bawa agama segala padahal masuk kelas saja jarang. Dasar Rangga!

AYO JADIAN, MBAK! (Hiatus)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang