3. DASAR PENGGANGGU!

59 9 2
                                    

Halo! Dimohon kiranya buat menekan tombol 🌟 ya. Terima kasih😊

🍒🍒🍒

Ulfa Anindya. Gadis ayu pemilik kulit putih bersih, dengan rambut hitam panjang sepunggung. Wajahnya tirus terpahat sempurna dengan bulu mata lentik menaungi sepasang almond eyes beriris hitam, hidung minimalis serta bibir tipis merah delima.

Gadis berusia 23 tahun itu sedang berjalan pulang menuju kontrakan ditemani Eci yang masih bercerita panjang lebar masih seputar Arkan.

Ulfa sebagai pendengar yang baik hanya sesekali menanggapi. Tidak, ia tidak benar-benar mendengarkan cerita Eci. Gadis itu diam karena rasa kantuk yang menyerang. Ia kelelahan.

"Duluan ya, Ci!" Ia berpamitan pada Eci setelah sampai di depan kontrakan.

"Met malam, Fa."

Ulfa mengangguk. Merogoh kunci di saku celana, kemudian ia memasuki kontrakan dua petak yang sudah dihuninya selama beberapa bulan.

Setelah menutup pintu, Ulfa langsung merebahkan diri. Sangat lelah setelah seharian bekerja. Untuk sesaat ia hanya menutup mata, menikmati rebahan di kasur empuknya.

Ulfa kemudian bangkit. Sadar bahwa ia harus membersihkan diri dan mengisi perut sebelum tidur.

Setelah mandi, menyantap mie rebus sebagai menu makan malam dan menyelesaikan satu episode Drakor, Ulfa merebahkan diri. Berniat tidur karena waktu sudah menunjukkan pukul 12 malam lewat.

Lagu milik Shaun, Way Back Home mengalun dari ponsel di atas meja. Tanda seseorang menelepon.

Ulfa yang merasa terganggu langsung mengubah posisi berbaring menjadi duduk.

"Siapa sih yang nelepon tengah malam begini?"

Ia mendengkus kesal. Sangat risih.
Namun, tetap saja ia meraih ponsel.

Ulfa menatap layar persegi itu, rupanya penelpon tidak terdaftar dalam daftar kontaknya.

"Halo?" Ia menempelkan ponsel di telinga setelah menekan tombol hijau.

'Ini siapa?' tanya seseorang di seberang sana. Suara musik yang sangat keras terdengar mengganggu.

Ulfa menjauhkan ponsel dari telinganya. Menatap heran pada layar ponsel. Dalam hati bertanya, yang menelepon siapa yang bertanya siapa.

"Harusnya aku yang nanya. Ini siapa?"

'Siapa ini? Halo?' Si penelpon malah bertanya balik. Ulfa makin bingung.

Menduga aksi penipuan, Ulfa mematikan panggilan secara sepihak.
Ia sedang capek malah diganggu penipu. Ia meletakkan ponselnya kembali di meja sembari menutup mulut karena menguap lebar. Ia benar-benar mengantuk.

Namun, beberapa menit kemudian, ponselnya berdering lagi. Ulfa muak. Ia melirik layar yang menunjukkan nomor yang sama.

"Halo? Ini siapa sih?" Ulfa kembali mengangkat panggilan setelah ponselnya dibiarkan berdering cukup lama.

"Bentar!" teriak suara di seberang sana. Ulfa menurut. Menunggu si penelpon bersuara lagi.
Sementara itu, ia mendengarkan suara di sana. Sangat berisik dengan musik yang sangat mengganggu pendengaran.

'Ini dengan Ulfa Anindya?' tanya seseorang itu. Suara cowok yang bisa didengar Ulfa lebih jelas karena suara berisik agak teredam. Sepertinya si penelpon pindah tempat.

"Iya, ini siapa?"

Seseorang di seberang sana mengucap syukur.

'Kirain salah.'

AYO JADIAN, MBAK! (Hiatus)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang