“Selamat pagi.”
“Hn,” Onyx Sasuke bergulir mengikuti pergerakan Sakura yang menuang air dari kendi lantas duduk di sisinya dengan segelas air ditangannya. “kau baik?”
“Sasuke selalu bangun sepagi ini?” Zamrudnya menangkap anggukan samar Sasuke. Sakura menegak airnya hingga tandas lantas meletakkan gelas kosong di atas meja. “hari ini ke pasar lagi?”
“Kau baik?” Tanya ulang Sasuke.
“Aku bisa bangun sendiri artinya baik,” Zamrud Sakura menggerling nakal. “Sasuke khawatir padaku ya? ayo ngaku.”
Sasuke mendengus pelan. Jika mau jujur pandangannya terhadap Sakura sudah berubah, namun gadis itu tetap bertingkah menyebalkan. “Kau tidak suka?”
“Oh Dewa manis sekali pangeran tampan ku ini.”
Mengabaikan kalimat Sakura yang membuat jantungnya bergemuruh. Sasuke memilih memerhatikan gadis itu yang beranjak menyimpan gelas lantas kembali di sisinya.
“Hari ini jualan apa?”
“Kau istirahat di rumah.”
“Tidak mau, aku ikut.”
“Istirahat.”
“Pokoknya ikut titik tidak pakai tapi-tapian.”
Sasuke menghela napas pelan. “Keras kepala.”
“Harus, bagaimana nasib Sasuke kecil jika ada kucing binal yang menangkap ayahnya. Aku harus selalu mengawasi ayahnya dimanapun dia berada.”
“Terserah mu,” Sasuke menyandarkan punggungnya pada kursi kayu. Diam-diam ia tersenyum mendengar kalimat panjang lebar Sakura yang terkesan omong kosong. “ayah ... apa semua ayah akan melukai anaknya jika berbuat salah?”
Sakura mengernyit bingung. Zamrud nya seketika menyendu kala mendengar pertanyaan Sasuke. Benar ia belum pernah sekalipun melihat sosok ayah Sasuke, dan ia tidak ingin lancang menanyakannya.
“Bagaimana rasanya ... punya ayah?”
“Ayah ya?” Zamrud Sakura menerawang jauh ke atas. “sosok pendiam yang diam-diam selalu melindungi, menyayangi keluarganya. Sosok yang diam-diam akan membuka kamar anaknya ketika malam hari. Sosok yang diam-diam melakukan apapun untuk keluarganya, Ayah tidak banyak bicara seperti ibu, tapi kasih sayang dan pelukannya sehangat ibu.”
‘begitulah ayah ku dulu.’
“Jika begitu kenapa ayah mu mencambuk mu? Bukankah itu terlalu berlebihan?”
Sakura tertawa kecil. “Karena aku terlalu nakal.”
Sasuke menangkap senyum kecil Sakura yang kembali tak sampai sudut matanya. “Kau mungkin bisa membohongi orang lain tapi tidak dengan ku.”
Zamrud Sakura melebar sepersekian detik lantas memeluk erat lengan Sasuke. “Oh Dewa ternyata aku tidak salah pilih suami, kau bahkan mengerti aku luar dalam manis sekali.”
“Apa maksud mu dengan luar dan dalam,” Sasuke menyeringai tipis. “mari buka baju mu agar aku mengerti bagain dalam mu.”
Sakura melepas pelukannya lantas menggeser duduknya menjauh. Kedua pipinya merona samar. “A-apa maksudmu-”
“Kenapa menjauh Sakura? kemari aku harus mengerti bagian dalam mu.”
“B-bukan itu b-bodoh.”
Seringai tipis masih terpasang apik di bibir Sasuke. Ia mulai menikmati setiap debaran yang diberikan jantungnya. Ia beranjak berdiri lantas mengukung Sakura yang duduk di ujung kursi kayu. Onyx nya merekam wajah Sakura yang merona merah dengan raut kegugupan yang terlihat jelas.
KAMU SEDANG MEMBACA
Korelasi [✓]
أدب المراهقينDia yang awalnya apatis terhadap sekitar diharuskan berurusan dengan gadis jelita yang ditemukannya di dekat jurang setinggi pinggangnya. Gadis jelita yang selalu membuatnya pusing hingga terpaksa menegak ramuan tradisional hampir setiap hari.