Mereka sudah bisa menggerakan tubuh mereka masing masing. Tsukishima dan Aone berlutut sambil melihat darah yang terciprat akibat jatuhnya Hinata tadi. Setelah melihat darah itu. Ia melihat ke arah Hinata. Tidak hanya Tsukishima dan Aone yang melihat ke tubuh Hinata yang sudah bukan lagi sebuah tubuh manusia. Mereka semua melihat miris penuh rasa penyesalan. Mereka merasa sesuatu tertahan dipelupuk mata mereka. Saat air mata mereka turun, mereka melihat sebuah bayangan dari arah penyebrangan jalan. Menampilkan dirinya sebagaimana orang itu tertabrak dipenyebrangan jalan, menampilkan kejadian kecelakaan bayangab itu kepada orang orang yang masih terdiam ditempat. Bayangan itu berlari ke arah tubuh Hinata. Ia berdiri di depan tubuh itu dan melihat ke arah mereka semua. Ya, itu Kageyama. Wajahnya sangat marah. Sangat, lalu tidak lama sebuah bayangan keluar dari tubuh Hinata yang sudah tidak bersatu lagi. Rasanya sepertu mereka mempunyai mata batin dapat melihat roh keluar dari tubuh seseorang. Tapi atas kuasa tuhan, tuhan mengizinkan mereka melihat kejadian sebenarnya kecelakaan Kageyama dan perginya Hinata dari sisi mereka. Hinata melihat kearah mereka, dan tersenyum lalu Kageyama menariknya pergi ke sebuah tempat yang cahayanya lebih terang.
"HINAAATTAAAAA/SHOOOYOOOO/CHIIBII -CHAANN!!!!!"
Tsukishima membuka ponselnya dan melihat notifikasi tadi, betapa terkejutnya Ia. Seharusnya tadi Ia membuka, bukan malah mendiamkan notifikasi itu.
???: Cepat datang ke gedung xxx lantai 20!!!
???: hey jawab
???: apa kau ingin melihat dia melayang dari ketinggian didepan wajah kalian?!
???: bodoh sekali, kalian bodoh...
???: baiklah jika tidak ingin membaca pesanku, selamat melihat pemandangan pahit dan senyum manisnya untuk terakhir kalinya.
???: ya, dia sudah pergi bukan? Kenapa kalian tidak membantu? Aku melihat kalian loh!! Kalian sangat jahat.Kontak ini memblokir nomor anda
Mereka meraung, menyesal tidak membaca pesan itu. Kini mereka harus menggunakan baju hitam untuk mendatangi upacara pemakaman temannya untuk kedua kalinya. Ada ibu Kageyama disana, terlihat wajah bencinumya menatap teman teman Hinata.
~ Gone forever ~
Dia menghilang begitu saja... saat menemukannya justru harus melihat tubuhnya terpotong oleh roda mobil yang melaju dengan kecepatan tinggi ditambah itu mobil box
"Hey kalian bodoh, nih.. ambil kertas ini! Kalau saja kau membaca pesanku satu detik kalian bisa menariknya, dan satu lagi sepertinya orang tua Hinata maupun keluargaku membenci kalian kecuali dua orang yang sudah berusaha menjaga Hinata. Aku tidak tahu siapa tapi aku berterima kasih! Ah bukan dariku... Tobio pernah bilang jika dia sudah tidak ada didunia, dan masih ada yang menjaga Hinata untuknya dia berterima kasih. Sudah, kalian nangis pun tidak membuat tubuhnya tersatu kembali, jaa naa!". Yaa, seorang perempuan yang mendatangi Tsukishima ternyata kakak perempuan Kageyama. Dia memberikan sebuah surat. Tsukishima melihat ke arah ibu Hinata, dan ibunya tersenyum padanya dan menundukan tubuhnya sedikit seraya mengatakan terima kasihnya pada Tsukishima.
Setelah uoacara pemakaman selesai untuk terakhir kalinya, mereka meminta maaf dengan apa yang mereka lakukan. Mereka masih berdiam didepan dua makam temannya yang mereka semua kenali. Mereka duduk mengelilingi dua makam orang yang maniak voli itu. Tsukishina membaca suratnya dengab suara keras agar teman temannya mendengar. Tapi saat ingin membuka kertas yang Hinata berikan, Yamaguchi melihat ada kertas disamping nisan Kageyama. Ia pun mengambil dan menyimpannya terlebih dahulu, untuk nanti dilihat bersama sama.
~ gone forever ~
Haii gaiss, maap aku sempet hiatus fanfic ini dlu soalnya aku harus selesai fantic sebelah juga hehehe
Kali ini aku nyatakan slow update bukan hiatus lagi xixi
Semoga kalian suka sama fanfic ini
Voment sukarela ya gais
![](https://img.wattpad.com/cover/255589837-288-k78535.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Gone Forever
Romance[ COMPLETED ] ⚠️ Selfharm and Suicide Warning ⚠️ Seorang Hinata Shoyou yang harus menerima tuduhan dan ketidakpercayaan teman temannya atas kematian Kageyama. Setelah sekian lama Ia tahan dengan sebuah sebutan brengsek menurutnya. Hingga akhirnya Ia...