Sherly dan Bobby berbaring bersisian. Mata keduanya masih terbuka lebar menatap langit-langit kamar.
"Garda kehabisan langkah. Dia nggak mungkin bisa meyakinkan si Raymond dengan kondisi sekarang," ucap Bobby.
"Bulan depan Mali gimana ya? Dikasih uang juga pasti nggak mau dia."
"Tinggal sedikit lagi loh. First Asian who played main character in hollywood movie. Cuma karena dia belum jadi Bapak aja. What is so wrong with that?!"
"Anak-anaknya Mali sabar banget, tapi mau sampai kapan hidup mereka harus gini?"
"Kasihan Garda kalau sampai gagal di kesempatan kali ini. Dia pasti bakal down banget."
"Kasihan anak-anak Maliha, apalagi kalau sampai putus sekolah."
Hening. Otak keduanya seolah memproses ucapan mereka yang sekilas tak berkaitan.
"Sayang, sebentar deh ...." Bobby merasa ada yang dapat menyambung ucapan demi ucapan tadi. Spontan ia menghadap ke arah Sherly. "We could help them both!"
Senyum Sherly mengembang. Perempuan itu mengangguk, "Aku setuju! Besok, ajak Garda ke rumah."
"Aku telepon Garda dulu!" seru Bobby sambil beranjak dari balik selimut.
***
"Mal, ini Garda Milburga."
"Tahu kok gue, Garda Milburga. Hehehe ...."
"Dia talent yang gue manage secara eksklusif."
"Itu juga gue tahu. Hehehe ...."
"Bisa diem dulu nggak? Gue lagi berusaha ngejelasin sesuatu nih!"
Maliha menutup rapat mulutnya dan memberi gerakan seolah meresleting mulut itu dengan tangan sambil menatap Bobby baik-baik.
"Saat ini dia lagi dapet tantangan super berat sepanjang karirnya. Kerja sama untuk bermain sebagai pemeran utama di film Hollywood besutan Raymond Angelo terancam dibatalin karena dia dianggap nggak bisa memerankan karakter pria berkeluarga."
Maliha mengangguk-angguk sok paham, padahal kepalanya kosong. Ia sibuk menikmati waktunya menatap wajah pria paling tampan yang pernah ia temui. Garda Milburga, aktor kesukaan yang sangat menjaga privasi sehingga jarang ditemui di media-media infotainment. Ini pasti hadiah dari Tuhan karena keteguhannya dalam setahun terakhir.
Melihat wajah tenang Garda, Maliha merasa hati dan jiwanya terpenuhi. Ia bahkan yakin bisa menghadapi tempaan hidup setahun lagi karena semangatnya sudah memiliki bahan bakar berupa tampang rupawan sang aktor idola.
Aura selebriti memang beda ya ....
"Gar, ini Maliha. Dia teman gue dari lahir. Seriusan kita tetanggaan dan nyokap kita lahiran di waktu dan rumah sakit yang sama." Bobby dan Maliha tertawa sejenak. Lalu Bobby sedikit menunduk mengingat perjalanan persahabatannya dengan Maliha.
"Gue dan dia udah kayak kembar. Apalagi kita ini sama-sama anak tunggal. Sejak bokap dan nyokap gue meninggal pas usia gue 18 tahun, keluarga dia sering ngurusin gue. Setelah dia nikah pun masih ngurus gue. Dari zaman gue masih jadi sampah masyarakat, sampai akhirnya ketemu Sherly dan settle. Sepanjang gue kenal dia, Maliha itu paling total kalau udah menyangkut orang-orang yang dia anggap keluarga."
"Ngapain tiba-tiba ngomong baik tentang gue? Mencurigakan." Maliha melipat tangan sambil menyipitkan mata, menatap Bobby dengan tatapan menyelidik.
"Mal." Sherly menggenggam tangan Maliha sambil memberi isyarat dengan kedipan mata agar sahabatnya itu diam dulu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pernikahan Setengah Settingan [TERBIT]
Storie d'amoreGarda, aktor keturunan Jerman terancam batal terlibat dalam sebuah proyek film Hollywood. Sutradara proyek tersebut menganggap kekosongan dalam hidup Garda tak memungkinkannya memenuhi peran yang diberikan. Maliha, ibu empat anak yang sedang berada...