"Gaia!!"
Boro-boro yang dipanggil menoleh, merespon saja tidak malah terus berjalan masuk ke koridor seusai memarkir motornya di parkiran. Alea berlari mengejar lalu menepuk pundak temannya itu.
"Gaia, gue panggilin juga!"
"Hah?"
Gaia menoleh, gadis itu melepaskan tudung jaket miliknya yang memperlihatkan sebuah earphone menempel di kedua daun telingannya. Alea menghela nafas.
"Ternyata pake headset toh."
"Kamu manggil aku?"
Kepala Alea menggeleng lalu merangkul temannya, "Nggak jadi. Ke kantin yuk, anterin aku beli donat." Gaia mengangguk.
Diantara mereka bertempat (Rhea, Yoriko, Alea dan Gaia) —terkecuali Celine yang beda kelas, yang sering berangkat di pagi hari selalu Gaia dan Alea. Sedangkan dua orang temannya itu berangkat dengan cara yang unik untuk menghadap BK, seperti masuk ke dalam kelas tepat bel masuk berbunyi. Awal pertemanan merekapun juga unik, Gaia yang sebenarnya anak transfer dari kelas IPA dan tak kenal sama sekali dengan satupun anak dari kelasnya sekarang bertemu dengan Alea saat mengurusi perpindahannya di BK. Awal kelas sepuluh dahulu, baik Gaia maupun Alea tak berani berkenalan dengan Rhea dan Yori yang memiliki tatapan ganas. Berkat pembagian kelompok Sosiologi yang mengharusnya berkelompok depan belakang, akhirnya persahabatan mereka terjalin.
Mereka masuk ke dalam kantin yang masih sangat sepi pengunjung, mendatangi salah satu kios yang ada disana.
"Mau jus nggak?" tawar Alea.
Gaia menggeleng, menolak, "Nggak dulu, masih pagi."
"Gue mau pesen jus, tungguin ya." Gaia mengangguk lalu duduk di salah satu bangku yang ada disana meninggalkan Alea yang sedang mengantri sendirian. Gaia kembali melanjutkan acaranya memutar musik.
Akhir-akhir ini selera musiknya berubah. Gaia bukan tipikal orang yang stuck dalam satu genre musik dalam waktu yang lama, gadis itu cenderung mencoba semua genre sesuai mood hatinya. Dulu saat di Semarang, Gaia sangat senang mendengarkan genre Kpop dan mengidolakan sebuah boy grup. Semenjak boygrup kesayangannya terseret masalah membuat namanya kian redup dan menghilang, hidup Gaia menjadi berubah. Gadis itu kini senang mendengar lagu indie Indie Indonesia atau bahkan hanya mendengarkan instrumen gamelan jawa sebagai obat rindu akan kota Semarang.
Sebuah berisik dari meja depan Gaia membuat gadis itu mendongak yang mendapati wajah Haekal berserta dua temannya yang tidak Gaia kenal menatap wajahnya.
"Gaia..."
"Alea, aku tunggu di kelas. Aku ada tugas."
Gadis itu terburu-buru bangkit lalu berlari pergi tanpa mendengarkan penjelasan yang akan di sampaikan Haekal. Bahkan Alea yang baru saja menerima minumannya terkejut dengan aksi Gaia yang pergi terbirit-birit lalu beberapa detik kemudian mencoba menyusul Gaia. Haekal termenung terkejut, menatap kepergian Gaia tak paham.
KAMU SEDANG MEMBACA
Laporan Haekal
Teen Fiction❝Lapor komandan, saya telah kalah dalam persaingan ketat memenangkan hati Anindyta Gaia. Rekan saya lebih dahulu menyelesaikan misi penting ini. Sekian dari saya, Haekal Garda melaporkan, laporan selesai.❞