❝Lapor komandan, saya telah kalah dalam persaingan ketat memenangkan hati Anindyta Gaia. Rekan saya lebih dahulu menyelesaikan misi penting ini. Sekian dari saya, Haekal Garda melaporkan, laporan selesai.❞
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Gaia merebahkan diri di atas kasur dengan keras. Matanya menutup, merasakan rasa penat yang teramat. Menatap jam beker yang ada di nakas, manik matanya berjumpa pada jarum jam di angka delapan. Gadis itu menghela nafas.
Padahal ia kira seusai bimbel dan meminta sedikit tambahan kepada tentor tak akan selama itu. Nyatanya pukul delapan malam ia baru saja bisa bernafas lega seusai mandi.
Gaia mengambil handphone yang ada di meja belajar, baru saja selesai ia charging karena kehabisan baterai. Saat sudah menyala beberapa notifikasi langsung masuk secara beruntun. Satu diantara lainnya ada dari Sagara yang menanyakan tugas ataupun cara penyelesaian soal, bahkan notif grup-grup yang belum sempat ia buka. Tapi, tatapannya mengarah kepada satu pesan dari nomor yang tak dia kenal menjadi fokus utamanya. Langsung saja ia buka.
| P | mikumm | astagfirullah | assalamualaikum, selamat sore.
Dahi Gaia terenyit, seingatnya teman satu kelasnya tak ada yang sesopan ini mengirim pesan kepadanya dengan pembukaan salam.
Waalaikumsalam | Kalau boleh tau siapa ya? |
| alhamdulillaah udah dibaca, gue kira salah chat orang neng 😭😭
Hehe, maaf. Baru bisa buka handphone | Siapa ya? |
| haekal :)
Haekal..... siapa? |
Untuk kedua kalinya dahi Gaia kian terenyit bingung. Ia mencoba mengingat-ingat siapa temannya yang bernama Haekal.
| :( yg nganterin lo pulang, yaaa.
Ohhhhh, haekall. Maaffff baru inget |
| :( syedih
Hehe | Ada apa ya kal? |
| hmm, itu... | g-gue boleh minta ajarin ekonomi? | mau nyalin milik lo, gue nggak paham udah kek serasa salah jurusan 😭😭😭
Boleh kok. |
| seriusss? 😲 | ngajarinnya gmn, ya? 🥺
Pandangan Gaia teralihkan. Gadis itu mematikan handphonenya, lalu menatap Lucas yang sudah menampakan bagian kepalanya saja di pintu seperti biasanya.
"Ada apa Kak?"
"Turun, ayo makan malam."
Gaia mengangguk, ia merapikan kaosnya yang sedikit berantakan lalu turun sembari membawa handphone miliknya.
