2. About Phantomhive

1.2K 270 136
                                    

Warn: typos in everywhere

Et, tunggu dulu. Votenya mana nih, darling?!!

C L E A N F R E A K C A T

Kalian suka Megumi ga? Aku mau keluarin ff tentang Megumi tapi ragu banget (。╯︵╰。)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kalian suka Megumi ga? Aku mau keluarin ff tentang Megumi tapi ragu banget (。╯︵╰。)





Gadis bersurai malam tengah berkaca pada cermin toilet sekolah. Bibirnya ditekuk cemberut. Ia menyentuh wajahnya sendiri. Tidak ada yang berbeda kecuali lingkaran hitam yang melingkar di area matanya. Gadis bermarga Phantomhive itu memang kurang tidur dalam beberapa hari sebelumnya. Ia menghela napas sejenak. Sudah berjalan seminggu ia bersekolah, namun, tatapan berang dari setiap orang tidak pernah lepas dari dirinya. Sang gadis menyalakan keran lalu mencuci wajah agar terlihat segar kembali. Menepuk-nepuk pelan kedua pipi.

"Huh, menyebalkan sekali tatapan mereka." Monolog sang gadis.

Pikirannya terngiang kembali saat beberapa orang menyebutnya dengan sebutan iblis. Ia semakin menekuk bibirnya tajam. Mengenai iblis, mungkin hal itu memang tepat adanya dan menempati kediaman Phantomhive. Tapi bukan berarti ia adalah seorang iblis. (Name) mengingat wajah Sebastian yang tersenyum. Daripada seorang iblis, (Name) lebih suka menganggap bahwa Sebastian itu adalah gagak kesepian yang hinggap pada loteng rumahnya. Tapi, gadis itu juga menyukai netra merah sang pelayan bak buah apel.

Beberapa siswi masuk ke dalam toilet dan berjengit kaget. Mereka tidak menyembunyikan keterkejutan dan tatapan aneh kepada gadis bersurai malam. Sedangkan (Name) hanya menunduk sembari membenarkan tata letak seragam. Ia terlalu canggung dengan orang lain. Bahkan cacian yang keluar selalu mengalir tanpa henti ke dalam telinganya. Rasanya, (Name) ingin sekali menyumpal telinga dengan segala sesuatu. Menghalang perkataan hina yang tidak pantas masuk ke dalam telinga. Lagi-lagi sang gadis menghela napas. Mungkin saja, lebih dari lima puluh kali gadis itu menahan kesabarannya.

"Ayo cepat! Aku takut bila berada di dekatnya."

Samar ia mendengar salah satu siswi berbicara kepada siswi yang lain. Permatanya tanpa sengaja beradu pandang dengan netra lembayung milik siswi tersebut. Debuman pintu yang tertutup menggema di dalam toilet.

Membahas tentang Phantomhive, keluarga (Name) merupakan salah satu keluarga penting dalam Negara. Menjadi penyumbang dana nomor satu dan tidak pernah tergantikan. Ayahnya, Vincent Phantomhive selalu aktif dalam bidang politik. Ibunya pun orang yang sangat santun dan selalu menyempatkan diri dalam bidang amal. Tawa canda tidak pernah terhenti dari dua belah bibir kediaman tersebut. Para pelayan yang bekerja pun sangat menghormati Tuan juga Nyonya dengan sepenuh hati.

Namun, ia masih mengingat peristiwa mengerikan. Bahkan untuk dirinya yang masih berumur lima tahun terlalu kejam jika mengingat kenangan yang tak layak untuk dikenang. Beberapa pejabat yang iri kepada Phantomhive tidak segan mengkambinghitamkan keluarganya. Membuat keluarga Phantomhive jatuh ke dalam kubangan pekat nan dalam. Mereka menyebarkan rumor yang tidak pantas kepada khalayak ramai dan membuat pandangan buruk kepada keluarga tersebut. Kabar simpang siur membuat kedua orang tua (Name) resah. Beberapa pelayan yang sudah tidak sanggup bekerja terpaksa mengundurkan diri.

Clean Freak Cat; Levi AckermanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang