6. Cleaning Time

1K 198 69
                                    

Warn: typos in everywhere

Et, tunggu dulu. Votenya mana nih, darling?!!

C L E A N F R E A K C A T

— C L E A N  F R E A K  C A T —

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.





Sudah seharian penuh gadis bersurai jelaga bergelung di dalam tebalnya selimut. Padahal cuaca hari ini terlihat cerah dan panas, tapi gadis itu memilih menyibukkan dirinya sendiri di atas kasur. Netra berlian cantiknya tidak henti mengawasi pergerakan seorang pria yang tengah berbaring santai di sofa panjang. Bibir gadis itu mencebik. Menahan semua kata cendala yang terpatri apik di otaknya. Sedangkan pria itu tak acuh kepadanya. Terbukti dengan dengkuran halus dari bibir sialan itu. Terkadang sang pria meregangkan tubuh sebentar kemudian bersiap kembali untuk pergi ke alam mimpi. Jika boleh jujur, gadis itu merasa kepanasan. Ia seperti sedang sauna. Yang menjadi pembeda hanya caranya yang terlalu tradisional

Ketukan pintu terdengar di rungunya. "Ng, a-ano.. Oujo-san. A-apakah Anda ti-tidak ingin mandi?" Suara seorang gadis pun mulai terdengar. (Name) mendecak kesal lantaran itu adalah pertanyaan kesepuluh yang pelayannya tanyakan.

"Rin, sudah aku bilang, aku tidak ingin mandi!" Teriak sang gadis.

Bohong. Gadis itu berbohong. Ia sangat ingin merasakan sensasi dinginnya air tatkala menyentuh kulit. Ia ingin berendam sesegera mungkin. Sering kali buliran keringat sebesar jagung terjatuh melalui punggung dan leher. (Name) sungguh tidak nyaman dengan semua ini. Tapi mau bagaimana lagi. Jika ia memutuskan mandi, dirinya takut akan diterkam oleh pria sinting jelmaan kucing. Sudah cukup ciuman pertama yang ia khususkan untuk pemuda bersuai cokelat terambil oleh makhluk tidak waras tersebut.

"T-tapi Oujo-sama, teman-teman Anda sedang menunggu di ruang tamu." Jelas sang pelayan wanita bernama Meyrin. Di balik pintu sang pelayan berkacamata mendesah pasrah. Jarang sekali Nonanya tidak ingin mandi. Padahal (Name) adalah gadis yang sangat kecanduan oleh air. Benda cair itu sudah seperti obat terlarang bagi majikannya.

Punggung (Name) menegang kala mendengar rentetan kalimat yang keluar dari belah bibir Meyrin. Teman-temannya datang berkunjung. Sial. Kenapa harus sekarang. Gadis itu sangat ragu untuk keluar dari area ranjang. Matanya menatap Levi dengan lamat. Disaat kedua kelopak sang pria tengah tertutup ia mencoba menurunkan ujung ibu jari kaki. Saat menyetuh lantai betapa terkejutnya gadis itu lantaran suara berat Levi yang mengaung di udara.

"Jorok sekali."

(Name) yang kesal pun melempar bantal miliknya tepat di wajah sang pria. Tidak sakit tapi sangat mengganggu. Saat menyingkirkan bantal, pintu kamar sudah tertutup diiringi debuman kencang. Levi mendecih dan melanjutkan tidur. Saat dua kelopak menutup menyembunyikan netra kelabu dari pekatnya dunia, ia menggeram rendah. Pria itu sudah tidak dapat melanjutkan acara tidur. Mutiaranya memandang seluruh area kamar. Kesan pertama saat menejelajar ruang tersebut adalah; bersih. Namun, bersih saja tidak menambahkan poin dalam kamus Levi. Kerapihan juga salah satu poin terpenting dalam kamus sang pria. Matanya memincing saat mendapati seragam yang berserakan di lantai.

Clean Freak Cat; Levi AckermanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang