Wahai waktu, ingin aku menghardikmu yang baru pertemukan kami saat aku di akhir muara sedang dia di hulu sungai
Meski basah kuyup dari air yang sama, namun kami berkendara pada rakit yang beda
Pada matahari yang sama, kami adalah dua manusia pemuja cinta yang bermimpi akhiri segalanya berdua, berangan bisa menua bersama
Apa salahnya datang lebih awal?
Saat jemari belum miliki genggaman
Saat tubuh belum miliki pelukan
Saat jiwa belum miliki ikatan
Wahai masalah, ingin ku mencium tanganmu
Yang persatukan kami, saat aku ditikam badai dan dia berenang di danau duka
Walau luka dengan air mata berbeda, namun terperosok dalam jurang romansa kepedihan yang indahPada luka yang sama, kami adalah dua tubuh yang pura-pura bahagia, terpaksa keras tertawa dan membuat luka baru dari saling mencinta diwaktu yang salah
Kami adalah kebenaran yang tak diizinkan oleh waktu, kesalahan indah yang dihadiahkan oleh masalah
Meski si waktu tak berpihak, setidaknya sang masalah sempat eratkan pelukan kamiJakarta, 11 November 2020