Aku muak menulis kesedihan karenamu
Membuang waktu untuk merangkai kata meratapi mu yang tak lagi milikku
Menodai kertas putih hanya untuk melimpahkan rindu yang sering membusuk di benakku
Akan ku hibahkan semua puisi ber-rima indah yang tertulis di ratusan lembar kertas ke penjual sayur atau tukang gorengan
Pasti lebih berguna untuk membungkus wortel atau alas bakwan yang masih hangat
Tak sudi juga kubakar, asapnya akan menambah polusi, dan menyusahkan lebih banyak orang, cukup aku saja yang susah
Aku tak pernah menyesal puisikan keindahanmu
Hanya tak sudi membacanya berkali-kali, akan mengudang luka tanpa terapi
dan disaat yang sama mungkin kau sedang cumbui mimpi yang kini tanpa aku sebagai pemeran utamanyaYa sudah, tak akan lagi ku tulis satu huruf pun tentang kamu
Karena kuyakin saat ini tak sedetik pun kau ingat akuTetapi, mengapa aku masih meng-Ghibah mu di kertas ini?
Ahh dasar aku!
Ini tulisan masih saja tentang kamu
dan betapa munafiknya aku bilang tak lagi luka di kesepian tanpamuDepok, 26 November 2020