"Ngapain ngeliatin cowok sampek segitunya?"
***
Saat ini, Zara sedang merenung di dalam kamarnya. Dia sedang memikirkan hal yang terjadi di sekolah tadi saat sepulang sekolah. Bukan tentang cowok misterius yang keluar dari kelas barunya saat sekolah sudah sepi. Namun, tentang teguran dari teman barunya. Ah, apa bisa disebut teman jika mereka hanya mengetahui nama dan mengobrol hanya perihal ekstra di sekolah?
Ingatannya kembali pada saat cowok itu menepuk bahunya.
-
"Ngapain ngeliatin cowok sampek segitunya?"Zara tersentak, "Eh, engga kok. Aku cuma heran aja, kayaknya mereka bukan dari kelas aku, tapi kenapa mereka barusan keluar dari sana?"
Aszriel terdiam sejenak, memandang Zara dengan tatapan bingung, memikirkan jawaban apa yang harus ia berikan kepada calon anggota tim ekstranya.
"Jangan natap lawan jenis lama-lama, bisa jadi zina mata," ujarnya kemudian langsung berjalan ke arah parkiran.
Zara masih melihatnya, bagaimana dengan kerennya cowok itu menaiki motornya dan memakai helm yang di detik berikutnya langsung tancap gas dan meninggalkan area sekolah.
Zara mematung, apa dia baru saja menatap cowok itu terlalu lama? Tidak! Zara menggelengkan kepalanya. Bergegas menuju gerbang depan dan segera menelepon kakaknya.
-"Za?" Lamunannya seketika buyar. Seorang cowok berperawakan tinggi sedang berjalan menuju ke arahnya.
"Eh, iya Kak? Ada apa?"
"Lagi mikirin apaan sih? Dari tadi gue panggil-panggil lo diem aja," ucapnya sembari mengambil posisi duduk di sisi kasur yang kosong.
Dewa Angga Surya Maulana, kakak pertama Zara itu akrab disapa Angga. Saat ini, dia sedang memandang Zara dengan raut wajah bingung. Angga mendengus sebal. Adiknya sedang melamun, jadi dari tadi ucapannya sama sekali tidak didengar?
Angga mengerutkan kening, menatap adik perempuannya dengan tatapan jail. Perlahan dia mendekatkan wajahnya ke arah samping Zara. Dirasa sudah pas, dia menarik napas dan mengambil ancang-ancang.
"ZARA LO NGAPAIN NGELAMUN SIH? MIKIRIN COWOK YA? GUE ADUIN MAMA NIH!"
Zara tersentak, menatap tajam ke arah Angga yang sekarang sedang tertawa geli melihat raut wajah kaget adiknya itu. "KAK ANGGA, TELINGA ZARA SAKIT IH, NYEBELIN TAU GAK!"
KAMU SEDANG MEMBACA
◇ Rekayasa Cinta ◇
Novela JuvenilAda banyak hal hebat yang tampil sederhana. Bertemu denganmu mungkin adalah rencana semesta. Entah sementara atau selamanya, pertemuan kita adalah takdir Sang Maha Kuasa. Tak peduli sehebat apapun aku dan kamu menolaknya, kita tetap tidak bisa mengh...