Part 6

14 2 0
                                    

Dengan keadaan yang masih setengah sadar, aku melihat jam yang tertera pada layar hpku, yang menunjukkan pukul 12.50, yang berarti aku sudah tertidur selama kurang lebih 2 jam sejak istirahat pertama tadi.

Enak banget sekolah disini, gue perasaan dari kemarin skip kelas mulu ngak ada yang nyariin. Pikirku dengan keadaan yang masih setengah sadar.

Dengan malas aku segera berdiri dan berniat untuk melanjutkan tidurku di kelas, karena untungnya aku terbangun tepat pada saat jam istirahat kedua.

Saat aku ingin berjalan, aku merasakan sebuah tangan yang menahan pergelangan tanganku.

Aku menoleh, dan kulihat seorang siswa laki - laki sedang menatapku dengan mata sayunya. Disaat itulah aku baru menyadari, kalau ia duduk di bangku yang berhadapan denganku entah sejak kapan.

Dengan bingung ku tatap wajahnya dan memiringkan kepalaku seaakan bertanya.

"Lo inget gue ngak?" Tanyanya tiba - tiba, kemudian berdiri dan menjajarkan tubuhnya di dekatku.

"Emmm, siapa yaa? emang kita pernah ketemu?" Tanyaku bingung. Dan dapat kulihat terdapat sedikit kekecewaan di sorot matanya.

"Taman" Katanya lagi sambil menatap penuh harap kearahku.

Butuh beberapa menit untukku memikirkan clue yang diberikannya tadi, "Ethan?" Jawabku sedikit ragu, setelah berhasil mengingat wajah yang terasa familiar dihadapanku ini.

"Ternyata lo masih inget" Ujarnya sambil tersenyum lebar.

Lucu. Batinku tanpa sadar, dan dengan cepat aku segera menggelengkan kepalaku.

"Lo angkatan baru ya? Tanyanya kemudian. "Kenalin gue kakak kelas lo, Ethan 11 IPA 3." Ujarnya sambil mengulurkan tangannya.

Melihat aku yang hanya diam saja, ia segera menarik tanganku untuk bersalaman dengannya.

"Pertemuan awal kita ditaman terlalu singkat, gue mau kita kenalan ulang yang lebih formal. Nama sama kelas lo?" Tanyanya dengan satu alis yang terangkat, sambil menggengam tanganku.

"Alysson, 10 IPA 2" Ucapku cepat kemudian segera melepas genggamanku dari tangannya.

"Lo lucu deh. By the way kayaknya pertemuan pertama sama kedua kita semuanya selalu pas lo tidur ya. Semoga di pertemuan berikutnya gue bisa liat ekspresi wajah lo yang lain, selain ekspresi tidur lo." Ucapnya sambil menatapku dan tersenyum.

"Gue duluan kalo gitu" Pamitnya, kemudian mengacak rambutku pelan dan berjalan meninggalkan perpustakaan.

Orang aneh. Pikirku sambil membenarkan rambutku dan segera berjalan meningalkan perpustakaan.

~~~~~~~~

Kringgggg

Bel pulang sekolah yang sudah kutunggu sedari tadi akhirnya berbunyi. Dengan cepat aku segera merapikan alat tulisku dan berjalan cepat keluar kelas.

Hari ini aku telah berutang budi dengan teman sebangkuku. Ya Brian. Karena ternyata dia telah secara spontan membantuku berbohong kepada guru - guru, mengenai ketidakhadiranku di kelas tadi, yang kukira tidak akan menjadi masalah.

Meskipun aku tidak secara langsung meminta bantuannya, aku pastinya tetap harus berterima kasih padanya. Karena jika bukan karena dia, aku mungkin sudah di panggil guru dan dicap dengan title anak nakal, karena telah membolos di awal masuk sekolah.

Dan sebagai ganti karena dia sudah membantuku tadi, aku harus memberikan nomorku ponselku kepadanya. Entah akan ia gunakan untuk apa nomorku itu. Yang penting hutangku dengannya sudah lunas.

Ku langkahkan kakiku ke arah gerbang sekolah. Dapat kulihat banyak siswa tabg sedang berbincang - bincang ataupun menunggu jemputan.

Dikarenakan jarak antara rumah ke sekolah yang terbilang cukup dekat, aku akhirnya memutuskan untuk berjalan kaki.

Untungnya Jakarta sudah mulai memasuki musim hujan, oleh karena itu udara Jakarta akhir - akhir ini terasa lebih sejuk dari biasanya.

Kulangkahkan kakiku di tepi jalan, dan mulai menyusuri jalan yang tidak terlalu lebar itu.

Sesampainya di rumah, seperti biasa, tidak ada sambutan yang terdengar. Sudah kukatakan bukan? Rumah ini memang selalu sepi, bahkan sebelum kepergian papa. Ini semua dikarenakan mama dan papa yang memang lebih sering pergi dinas ke luar kota atau bahkan ke luar negeri.

Akan tetapi bedanya, dulu aku masih punya 2 abang yang sangat menyayangiku, dan tidak akan membiarkanku merasa kesepian. Akan tetapi sekarang, 2 sosok malaikat penjaga yang sering menemaniku itu, telah ikut menghilang semenjak kepergian papa.

Dan rumah ini tentunya juga terasa semakin kosong, bahkan tidak ada lagi namanya kehangatan seperti yang kurasakan dulu.

○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○

Gimana guys pertemuan kedua lyly sama Ethan? Apakah akan tumbuh benih - benih tumbuhan di antara mereka?

Author mau nanya juga nih, pendapat kalian tentang rumah itu seperti apa sih readers? Apakah yabg disebut rumah itu adalah orang - orang yang tinggal didalamnya, bangunannya atau suasananya nih? Hal seperti apa yang bisa dikatakan rumah "home" menurut kalian? Komen dibawah ya👇👇👇

Terima kasih telah membaca~~

Jangan lupa dukung terus author dengan vote dan comment yaa🙌🙌🙌

AlyssonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang