Part 3

14 2 0
                                    

I'm pretty sure, i didn't meet you just for nothing.

~Unknown
-----------------------------------------

Sesampainya di kantin aku langsung berjalan menuju ke salah satu stan yang menjual mie ayam disitu, dan dengan cepat mie yang aku pesan sudah siap.

Aku melihat sekeliling kantin untuk mencari meja yang kosong, tiba - tiba terdengar suara keributan dan teriakan beberapa anak di kantin. Belum sempat aku menoleh untuk melihat asal keributan tersebut, seseorang kemudian menabrak bahuku dengan keras dari belakang.

"Aww!!" Rintihku kesakitan, sambil memegang bahu kananku. Dan kulihat orang yang menabrakku tadi, terjatuh tidak jauh dari hadapanku dengan muka babak belurnya

"Lo apain teman gue hah?!!" Teriak salah satu siswa yang datang sambil melayangkan tinjunya di muka siswa itu.

"Jawab bego, jangan diem aja!! Gak punya mulut apa lo!"

Buaggh buaghh buaghh

Tinju yang dilayangkan dengan keras itu membuat semua murid - murid, begitupun aku meringis melihatnya.

Pukulan - pukulan itu terus dilayangkan tanpa ampun. Dan tidak ada satupun murid disana yang berani melerai perkelahian itu. Dimana perginya semua guru pikirku sambil melihat sekeliling.

Dengan hati - hati aku mundur perlahan dari arena perkelahian ini. Jujur saja, aku paling tidak suka melihat orang berkelahi, entah itu di dalam film maupun di dunia nyata.

Suara pukulan atau teriakan keras yang dihasilkan orang - orang yang sedang berkelahi selalu berhasil membuatku takut.

Saat aku sudah sampai di salah satu meja yang kosong, kuletakkan mieku dan melihat ke sekeliling, berharap setidaknya ada penjaga kantin yang berani melerai mereka.

Pukulan yang tidak henti - hentinya dilayangkan, telah membuat wajah siswa itu dipenuhi dengan darah segar.

"Jawab bang***!", teriak siswa itu sekali lagi dengan keras, sebelum pada akhirnya memberhentikan pukulannya, dengan nafas yang terengah - engah.

Hening...seluruh kantin yang tadinya ramai tiba - tiba hening seketika.

Mataku terus menatap siswa yang sudah terkapar di lantai tersebut. Dapat kulihat ia berusaha  berdiri dan mengangkat  wajahnya. 

Kuperhatikan wajah siswa itu dengan seksama. Deg! Wajah ini. Aku harap penglihatanku salah. Tanpa sadar kulangkahkan kakiku berjalan perlahan ke arah tempat perkelahian barusan.

Tanpa mempedulikan semua tatapan mata yang sedang tertuju ke arahku, dengan segera aku mendekatkan diri ke arah siswa yang berusaha untuk bangun itu.

Dengan gemetaran kududukan badanku di lantai, dan mendekatkan wajahku untuk memastikan, apakah ini benar wajah orang yang sangat kurindukan.

~Di sisi lain sekolah~

Ethan!!! Hormat menghadap bendera yang benar!! Teriak wakil kepala sekolah yang sudah sangat lelah menggadapi sikap anak didiknya yang satu ini, yang sangat hobi membuat semua guru naik darah.

"Ah elahh buu!! Panas atuh buu, ini juga saya udah hormat dengan cara yang benar bu. Ibu coba lihat dengan seksama, kalo bisa pake hati juga bu dihayati dan dirasakan." Ucapnya sambil terkekeh.

"Dimana - mana hormat yang benar itu menghadap ke atas kearah bendera, bukan menghadap lurus ke arah tiang kayak kamu sekarang ini!"

"Ahhh buuu, saya juga ada alasan kali bu kenapa ngak mau liat keatas. Coba ibu lihat kearah bendera baik - baik. Apa warna benderanya?"

Dengan sedikit bingung guru itu pun menjawab "merah putih?"

"Nah ibu mau tau gak alasan kenapa benderanya ada merahnya?" Tanya siswa itu lagi

"Kenapa memangnya?"

"Itu karena benderanya malu buu saya liatin setiap hari. Liat aja tuh buktinya, setiap saya liatin benderanya, matahari pasti jadi ikut - ikutan bersinar terang,  supaya buat saya tertarik liatin dia juga." Ucap siswa itu sambil menahan tawanya,  yang hanya dibalas dengan helaan nafas panjang dari guru yang sudah malas meladeni sikapnya itu.

Ya, siswa itu tidak lain adalah Ethan, salah satu anak nakal, yang hobinya adalah membuat keributan. Dia selalu bilang bahwa masa SMA ini kurang lengkap jika tidak ada murid yang nakal sepertinya. Pikiran itulah yang membuatnya seringkali berbuat ulah agar dapat diingat oleh semua guru dan teman - temannya pada saat lulus nanti.

~Back to Alysson~

"Bang, bang axel?" Panggil Alysson dengan sedikit bergetar berusaha untuk menahan air mata yang sudah hampir menetes di wajahnya.

Dengan cepat orang yang dipanggil itu segera mengangkat wajahnya. Dan betapa terkejutnya Axel saat mendapati bahwa orang yang paling ia benci dan hindari muncul dihadapannya dengan air mata yang siap jatuh kapan saja.

Dengan muka memerah menahan amarah, Axel mendorong bahu adiknya itu dengan keras hingga terjatuh.

"Minggir lo bi*ch! Gak usah sok kenal sama gue!"

Setelah berkata demikian, dengan sekuat tenaga, Axel segera merapikan bajunyan dan menatap sekilas siswa yang sedari tadi memukulnya, setelah itu ia segera berjalan pergi meninggalkan kantin.

Setelah Axel pergi, semua mata menatap penasaran kearah Alysson. Alysson yang tau bahwa dirinya sekarang sedang menjadi pusat perhatian, segera berdiri mengibaskan roknya, dan berjalan cepat meninggalkan kantin.

Tanpa mereka semua sadari, di pintu belakang kantin ada satu orang yang melihat semua kejadian itu dengan ekspresi wajah yang datar, dan segera pergi begitu melihat gadis itu keluar dari kantin.

~~~~~~~~

Dengan air mata yang bercucuran, aku berjalan tanpa arah di sekolah yang sangat besar ini, dan sampai di sebuah taman kecil yang sepertinya terletak dihalaman belakang sekolah.

Tanpa mempedulikan sekelilingku,  aku jatuh terduduk ketanah sambil menangis.

"Hiksss hiksss"
Alysson stupid. Ini bukan pertama kalinya dia ngomong kasar sama lo kan. Tapi kenapa lo masih aja sakit hati sih. Tahan Alysson lo itu kuat, jangan cengeng.

"Erghhh, kenapa gue masih ngak bisa tahan sama semua ucapan lo bang, kenapa gue- hikss" tangisnya kesal pada dirinya sendiri.

Ia meremas kerah bajunya dengan kuat, entah mengapa dadanya terasa sangat sesak, seolah - olah ada ribuan jarum yang menusuk kearahnya.

Allyson terus menangis, beberapa kali ia membungkam mulutnya agar tangisannya tidak terdengar oleh orang yang mungkin lewat kapan saja.

Tanpa Alysson sadari, ada Ethan yang tanpa sengaja melihatnya berlari, kemudian segera mengikutinya dan bersembunyi dibelakang pohon yang tidak jauh dari tempatnya itu.

Tentunya Ethan mendengarkan semua yang alysson ucapkan dengan sangat jelas, yang entah mengapa membuat hatinya ikut sakit mendengarnya.

Lo ngapain si than sembunyi disini gak gentle banget pikir ethan sambil memperhatikan gadis yang sedari kemarin telah memenuhi pikirannya itu.

Ya benar, Alysson namanya. Gadis cantik mungil yang sedari kemarin telah memenuhi pikiranku sejak pertemuan pertamaku dengannya di taman, yang tanpa ku duga pertemuan itu berlanjut disekolah.

Entah mengapa saat aku melihat Alysson, aku selalu merasa hatiku menghangat dan perasaan untuk melindunginya muncul begitu saja. Aneh bukan?? Aku sendiripun juga merasa aneh, karena ini pertama kalinya aku merasakan sesuatu yang tidak biasa saat pertama kali melihat seseorang.

Meskipun banyak sekali perasaan tidak biasa yang aku rasakan saat pertama kali bertemu dengannya, aku yakin bahwa perasaan ini bukanlah suatu pertanda buruk. Meskipun untuk sekarang aku juga tidak tahu apa yang akan terjadi kedepannya.

○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○

Terima kasih telah membaca~~

Jangan lupa dukung terus author dengan vote dan comment yaa🙌🙌🙌

AlyssonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang