4. Kayu Bakar Nyaris Berujung Maut!

21 9 0
                                    

Hari ini adalah hari ke dua Pasca Tragedi. Gue sudah bisa beradaptasi dengan tempat ini. Gue jadi tahu arti uang di sini. 'Hanya di hutan uang nggak ada nilai guna nya.' Toh! Di sini nggak ada yang perlu di perjual belikan. Stock makanan makin menipis. Tujuan gue dan mereka sama, agar kita bisa keluar dari hutan ini.

"PPRRRIIIIIIIIITT."

Terdengar bunyi pluit yang di tiupkan oleh Pak Andre. Semua siswa berkumpul di depan tendanya masing masing. Oh iya hari ini badan gue sudah membaik untuk menjalankan rutinitas seperti biasa.

Pak Andre kali ini menginstruksi kita semua untuk mencari kayu bakar. "Anak anak semuanya, dengerin bapak! Hari ini bapak ingin kita semua bekerja sama untuk mencari kayu bakar, agar kita tidak kegelapan di malam hari." Pak Andre itu masih muda! Umurnya sekitar 25 tahun. Ganteng? Bangeeetttt.

"Di kertas yang bapak pegang ini sudah ada nama nama anak bapak yang bisa mencari kayu bakar. Ada beberapa tim yang bapak bagikan. Jika nama nama yang tidak di panggil harap tetap di sini di area tenda untuk membersihkan tempat ini, agar hutan yang asri ini masih terjaga ke murnian dan keasriannya. Ngerti anak bapak semua??" Jelas Pak Andre.

"Apakah ada yang ingin bertanya?" Hening. Semua tak berkutik. Nggak lama Juna angkat tangan. Dia nyeletuk, "Pak, nilai ujian praktek saya masih aman kan pak?" Terlihat jelas Pak Andre mendengus kesal.

"Nggak." Balas Pak Andre.

Satu kata loh! Buat hati Juna teriris tipis. Raut wajah nya menjadi melengkung ke bawah. "Yah pak." Lanjut nya.

Elu lagi keadaan kaya gini masih aja ngulah oii!

"Baik sekarang bapak lanjut. Dengar baik baik yaa nama yang bapak panggil. Tim Micin terdiri dari Agung, Siska, dan Alya. Selanjutnya, Tim ali dan gator, Juna, dan Devin. Lalu, Tim Bu aya, Wuji, dan Jodi. Terkahir, Tim Mantul, Joshua, dan..." Jeda Pak Andre buat kita semua mengernyit, KEPO.

"Dan Gesya."

Hah? Loh? Kok gueeee? Saya ceweeekkk looo Pak!!!

Gue menggerutu dalam hati.

Nanti kalau Joshua Grepe grepe saya gimana Pak?!

Kalau dia khilaf gimana Pak?!!

Ya Allah, Pak!




Akjhgsafhkkg








Temen gue yang lain saling pandang. Menatap gue heran.

Sebagian ada yang mulai bisik bisik.

Heuh! Lo pikir gue tau bakal kaya gini? Kalau gue tau pun gue juga nggak bakal mau satu tim sama Jojo!!

Mau nggak mau yah harus tetap gue terima kenyataan pahit ini.

"Ok! Nama nama yang sudah di panggil silahkan ikut bapak sekarang. Bagi yang tidak di panggil tetap berada di area sini, nanti Sir Azhar dan Bu Indah akan membina kalian. Paham semua nya?"

Kita semua serempak menjawab. "Paham, Pak."

-

"Bapak akan bagi tugas nya, tim micin kalian ke arah barat, jangan jauh jauh ya. Tim ali dan gator, kalian ke arah timur,"

"Pak, kita kok nggak bareng aja sama tim micin? Kan lumayan Pak banyak rezeki." Pungkas Juna, Pak Andre menatap nya tajam. Juna langsung menunduk.

Woii lah! Pak Andre sama Juna saudara kandung! Ganteng nya sama!

"Bilang mamah. Liat aja nanti." ucap Juna sembari memeletkan lidah nya ke arah Pak Andre. Pak Andre hanya bisa menggelengkan kepala.

"Tim kalian ke arah timu laut." Lanjut Pak Andre yang melihat gue dan Jojo dengan dagu menunjukkan arah tempat yang akan gue bersama Jojo tuju nanti nya.

UnexpectedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang