Chapter 3

802 65 0
                                    

"Arghhh sakit!" Tiba tiba suara itu

mengagetkan mereka berdua -Aldi dan (Namakamu)-. Mereka pun langsung menolehkan kepalanya ke sumber suara.

Disana terdapat seorang pria yg tengah meniupi lutut kekasihnya yg terluka akibat terjatuh tadi. (Namakamu) tak terlalu mengetahui siapa mereka. Pasalnya,posisi mereka itu membelakangi (Namakamu) dan Aldi.

"Gimana? Masih sakit gk?" Tanya pria ini. Gadis ini pun tersenyum tipis.

"Emm..udh gk terlalu sakit kok. Makasih ya sayang.." ucap gadis ini lalu memeluk tubuh kekasihnya yg berada dihadapanya. "Makasih yaa.. Aku sayang kamu." Pria ini pun tersenyum. Sedangkan gadis ini, (Namakamu) membulatkan matanya kaget.

"Iq...baall..?" Gumam (Namakamu) yg masih bisa terdengar oleh Iqbaal walaupun samar samar. Iqbaal yg mendengar (Namakamu) menggumamkan namanya pun hanya tersenyum kecut.

Sedangkan (Namakamu)? Ia merasa seperti sedang ketahuan selingkuh oleh kekasihnya. Ia takut,ia takut Iqbaal akan marah kepadanya.

"Yaudah,sayang kamu bisa berdiri kan?" Tanya Iqbaal,sambil membantu Bella berdiri. Namun nihil. Entah disengaja atau tidak Bella malah terjatuh kembali ke lantai dan meringis.

"Aduhh..sakit baal! Aku gk bisa berdiri."Ucap Bella dengan nada meringis. Tanpa pikir panjang,Iqbaal pun langsung membopong tubuh Bella.

Bella pun langsung mengalungkan

lengannya dan langsung mencium pipi Iqbaal sekilas. Iqbaal pun terlonjak kaget. Ia langsung menatap Bella jahil.

"Sekarang kamu udh berani yaa?" Ucap Iqbaal sambil mengangkat satu alisnya. Bella yg takut pun langsung membenamkan wajahnya didada Iqbaal.

"Awas yaa.. lihat nih pembalasan aku!" Iqbaal pun langsung memutar mutar tubuhnya. Bella yg berada di pangkuan Iqbaal langsung berteriak.

"Aaa... Iqbaaalll!! Berhentiiii!!" Teriak Bella.

"Aku gk akan berhenti hahahah..."Iqbaal pun makin mengencangkan putaran tubuhnya. Bella yg sudah terbiasa pun ikut tertawa.

Tak sadarkah mereka? Ada 1 hati yg terluka ketika melihat mereka berdua seperti itu. Andaiii.. saja yg berada didekapan pria itu adalah dirinya. Namun,untuk saat ini mustahil. Ia pun langsung menggelengkan kepalanya dan tersenyum miris.

"Apa harus sesakit ini? Mencintai

seseorang yg hanya menyayangi kita sebatas sahabat? Apa sesakit ini,bila terjebak dalam dunia friendzone? Ya! Sakit memang. Tapi mau bagaimana lagi,semuanya sudah terlanjur. Aku mencintainya. Aku mencintainya dalam diam ku. Aku mencintainya dalam kesakitanku. Jika ini bisa membuatnya bahagia,buatlah aku rela melepaskannya juga. Bukan malah aku semakin tersiksa seperti ini. Tuhaann..jika suatu saat nanti aku pergi,aku hanya ingin satu. Teruslah buatnya bahagia seperti ini." Batin gadis ini. Air matanya mulai mengalir. Ia bingung,apakah ia harus bahagia atau bersedih? Gadis ini pun memejamkan matanya. Dan membukanya kembali,dan mencoba tersenyum seperti awal. Walaauuuu...hatinya semakin sakit.

"(Namakamu).." ucap Aldi sambil melambai lambaikan tangannya didepan wajah (Namakamu).

(Namakamu) pun langsung tersadar dan terseyum tipis. "Ada apa Al?" Tanya (Namakamu). Tanpa mengalihkan pandanganya. Ia baru sadar,Iqbaal dan Bella ternyata sudah tidak ada disini.

"Lo gk papa kan?" Tanya Aldi. Dirinya sungguh sangat bodoh! Mengapa ia bisa bisanya bertanya seperti itu. Sudah jelas gadis dihadapanya ini sedang menangis. Dasar Bodoh! Rutuk Aldi.

"Gapapa kok,gue cuma terharu aja. Apa gue bakal terus terusan lihat Iqbaal seneng kaya tadi?" Ucap (Namakamu) matanya tetap memandang lurus kedepan.

FriendzoneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang