Day 1

199 21 3
                                    

‘’bukannya kita tidak mengerti, akan tetapi kita hanya belum memahami semua keadaan hidup ini’’

Author’s POV

‘’Ara!!! Woke up!!!’’ teriak seorang gadis itu tepat ditelinga gadis bernama tidak asing Barbara.

‘’Argh… can you stop screaming like that? You make me arghh… ‘’ melasnya dan menarik selimut yang berada di kakinya hingga menutupi semua tubuhnya.

‘’Sorry, tapi kamu harus bangun Ara! Kalau enggak? Laporin mama kamu nih yah!’’ ancam gadis itu sedari tadi.

‘’Okay stop it! Okay … okay I wake now’’ ujarnya , karna digelitiki sedari tadi .

‘’Go to bathroom now!’’ dengan melas Barbara berjalan gontai ke kamar mandi

Barbara’s POV

‘’Okay stop it! Okay … okay I wake now’’ ujarku ramah diselingi tawa. Dan kini aku berjalan gontai menuju kamar mandiku, entah kenapa Leo menginap disini. Bukannya itu sedikit menyebalkan? Aku mencuci mukaku lalu menatap nanar ke kaca.

‘’Kita bunuh Chloe!’’ kata-kata itu selalu saja terngiang-terngiang di telinga ku. Mengingat semua kejadian yang pernah terjadi di masa lalu, memang dahulu Chloe punya salah kepada Chrissy, tapi apa benar? Chrissy menyimpan dendam yang begitu besar kepada Leo? Apa karna itu semua dia memendam begitu hampa? Apa yang kupikirkan sekarang adalah mengapa dia ingin membunuh Leo?

‘’Kalau bukan lo yang bunuh dia! Gue bakalan suruh orang lain yang bunuh dia!.....’’ apa yang dia inginkan? Apa ?

Tokk…tokk

‘’You’re done?’’ teriak Leo dari luar kamar mandi.

‘’No! aku bahkan belum mandi sama sekali hehe, wait 15 minute’’ dan dengan cepat aku bergegas, menanggalkan semua bajuku, lalu menyalakan shower, sesuai perkataan aku keluar menggunakan handuk setengah paha berjalan keluar.

‘’Wow,  pantas saja kau model kau memiliki…’’’

‘’Yayaya aku tahu!’’ jawabku pura-pura cuek, aku ingin lihat bagaimana reaksi manusia aneh seperti dia, ampuni aku tuhan!

‘’Yayaya what you want!’’ bentaknya kurasa dia mulai marah padaku.

‘’Aku hanya bercanda kumohon jangan marah’’ ucapku polos sambil memeluknya dari belakang.

‘’Okay ada satu permintaan tapi kau harus mengabulkannya’’ keningku bertautan satu sama lain. Kuharap jangan itu kuharap.

‘’Kau harus memakan 3 burger ditambah 2 piring steak plus kentang goreng, lalu menghabiskan 2 gelas ice cream dalam waktu 5 menit, setelah itu kau harus menghabiskan 1 gulali ukuran besar, lalu kau memakan 2 mangkuk sup, dan 1 piring spaghetti ‘’ apakah dia mulai gila?

‘’Kau mulai gila? Aku menghabiskannya? Se..see..sebanyak itu? Kau mau membunuh ku? Asalkan kau ikut makan bersamaku, aku akan memakannya’’ ujarku sambil menampakan wajah cemberut ale-ale ku

‘’No! aku tak ikut makan hanya kau saja! Eits jika kau membantah aku tak akan membantumu ujian semester nanti!’’ sial bisa mati aku jika tak dibantu ujian semester, terakhir aku mengikuti ujian semester sendiri tanpa bantuan aku mendapat nilai 2 artinya tidak lulus, bahkan aku harus mengulang hingga 4 kali baru aku lulus. Bagaimana dia bisa tau?

‘’Baiklah-baiklah! Aku menurutimu’’ ujarku malas.

‘’Yeyy come on!’’

30 Minute later.

‘’Barbara! Cepat habiskan kau lama sekali kau mau membunuh ku? Ini sudah sangat lama! Kau baru saja memulai memakan steak piring pertamamu!’’ ujarnya cemberut. Tuhan perutku sangat sakit sekarang

‘’Aku kenyang!!!!’’ rengekku

‘’Baiklah, kau boleh bawa pulang akan tetapi sesampai dirumah kau menghabiskannya eits semua tanpa ampun kau mengerti atau tidak?’’

‘’Kau sungguh baik ahh!’’ kulepaskan garpu yang sedari tadi kupegang. Mengapa tidak dari tadi?

‘’Mengapa tidak dari tadi? Aku sudah kenyang!’’

‘’Terserah kau saja ! ayo kita pergi bermain ke festival!’’ ujarnya menarik tanganku dengan cepat!

Wahana roller coaster kini tengah kami mainkan.

‘’Ahhhhhhhhhhhhhh!!!!!!!!!!!!!!!!’’ teriakku ketika roaller coaster tersebut dengan ketinggian 30 meter meluncur kebawah (kalau kurang tinggi tambahin sendiri yau hahaha :v)

‘’Jantungku yatuhan!’’ pekikku, sesaat setelah kami turun dari wahana mematikan yang apabila relnya rusak goshh..

‘’Hahaha that’s so funny haha’’

‘’Wait! Leo blood!’’ ucapku panic bahkan berteriak melihat Chloe mengeluarkan darah dari hidungnya.

‘’Apa? Dimana?’’ dia pun mengusapkan tangannya kebagian hidungnya.

‘’Hehe hmm’’ dia hanya terkekeh? Mengapa?

‘’Kau tampak tenang saja sedari tadi! Kau kenapa? Kita kerumah sakit!’’ ucapku tapi sialnya aku telat Chloe sudah jatuh pingsan sebelum aku ingin mengajaknya.

‘’Chloe! Chloe! Wake up! Wake up!’’ sambil menggoncang-goncangkan tubuhnya dengan kuat Chloe, tetes per tetes air mata mulai jatuh dari pelupuk mataku. Apa janga-jangan ini perbuatan Chrissy? Bukannya Chloe sempat memesan minuman di kedai kopi tadi? Kujauhkan sebentar pikirku lalu menelpon ambulans, kini kami tengah di ambulans, banyak alat rumah sakit yang melilit di tubuh Chloe.

Kuambil handphone ku lalu mencari kontak Chrissy setelah itu aku mengiriminya pesan.

‘’Temui aku di tempat biasa!’’ kututup handphone lalu kembali memandang Chloe sambil menggenggam tangan kanannya.

15 minute later

‘’Mau lo itu sebenernya apa sih hah?!”’ teriakku. Sudah cukup aku menahan emosiku yang berada di ujung kepala.

‘’Mau gue bunuh Leo kesayangan lo ! cumin bunuh aja  kok susah banget sih bagi lo?’’

‘’Kalau gue enggak mau gimana?!’’ bentakku, walaupun nada Chrissy terdengar pelan, aku tak akan pernah berbicara pelan dihadapannya sama sekali, tak akan pernah

‘’Bukannya lo yang minta untuk bunuh dia yah? Kenapa sekarang lo mertahanin dia? Lo enggak sakit atau apapun kan? Gue takut lo udah sakit jiwa! Ingat lo cumin pura-pura deket sama dia, cumin pura-pura!’’ setelah itu dia pergi meninggalkanku,

Apa.. apa .. maksudnya? Haruskah aku mundur untuk melindunginya?

150 Days With YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang