Who ?

233 30 4
                                    

’ Kuakui hari ini aku sangat bahagia, bahagia karena dapat merasakan indahnya cinta, indahnya akan dunia yang penuh dengan semua cinta yang kita punya, akan kah kita sengsara tanpa adanya sebuah cinta?’’

 

Chloe’s POV

Senyum sedari tadi terlukis di wajahku, mengingat kejadian dimana Austinmeneyatakan perasaannya kepadaku kemarin, dan kami resmi sebagai sepasang kekasih sekarang. Byur , sontak langkahku terhenti, ketika sebuah orange juice jatuh diatas kepalaku.

‘’Ups! Si cewek nerd, lagi senyam-senyum gaje tuh, daripada lo gila, mendingan gue siram ya enggak guys?!’’ sindirnya, dan murid-murid lain yang sedang berada di lorong ini, tertawa terbahak-bahak. Aku hanya diam, karena tidak berani berbicara lebih kepada Barbara sungguh

‘’Kok diam sih?’’ ujarnya manja , dan gengnya hanya tertawa.

‘’Gue harus pergi’’ jawabku sopan, akan tetapi langkahku terhenti ketika dia tangannya menahan lenganku agar tidak pergi dari hadapannya.

‘’Enggak segampang itu!!’’ Semua temannya kini memegangi kedua tanganku

‘’Apa yang mau lo lakuin?!’’ Tanyaku setengah panik.

‘’Apa?! Apa yang mau gue lakuin?! Ya kerjain cewek nerd kayak lo lah!! Masa iya temenan sama lo? Hahaha’’

‘’Tapi kita pernah temenan Bar, lo enggak inget?’’ kataku dengan suara rendah.

Barbara’s POV

‘’Tapi kita pernah temenan Bar, lo enggak inget?’’ sontak mataku membulat besar, dan otakku seakan memutar apa saja yang pernah kulakukan dengannya. Kugelengkan kepalaku dengan kuat , untuk menghapus memori gelap yang berada di otakku sekarang ini.

‘’Chloe Grace Moretz! Apa enggak capek gue kasih tau hah? Itu cuman dulu! Dulu Chloe dulu! Bukan sekarang! Dulu itu masa lalu! Buat apa gue inget hah?!’’ kuberi tekanan saat menyebutkan namanya.

‘’Tapi Bar! Please we can be a friend! Trust me!’’ sambungnya.

‘’Enggak penting seberapa besar lo ingetin gue tentang kejadian persahabatan kita! Gue enggak peduli! Gue udah terlanjur marah sama lo! Karna lo pernah ambil semua yang gue mau! Yang gue punya! Lo ambil smua! Sampai orang yang gue sayang lo ambil!’’ teriakku di depan wajahnya.

‘’Tapi ini smua enggak seperti yang lo pikir’’ ujarnya dengan suara parau.

‘’Argh! Bullshit! Gue enggak peduli! Ini yang gue pikir! Bukan tentang lo yang mikir! Udah gue capek ngomong sama lo! Bawa dia!’’

‘’Oka Palvin!’’ seru Ariana dan Victoria bersamaan, akhirnya mereka membawa paksa Chloe agar pergi,  dari hadapanku.

‘’Ra... ra..ra..’’ teriaknya, dan tak lama suara itu hilang.

Kuberjalan gontai menuju taman belakang, yah disinilah aku, sebagai Palvin yang dulu. Palvin yang selalu ceria , bahagia, tertawa lebar, tak ada pikiran , tapi sekarang? Huh. Pemarah, manja, and everything changed in my life. Aku sudah berbeda 360 derajat sekarang. Yah ini lah aku.

Aku bersama dengan Chloe memang, dulunya bersahabat, tapi itu dulu, kalau untuk sekarang aku juga berpikir, akan kah aku harus memaafkan kesalahannya dulu? Dan memulai yang baru? Aku hanya takut disakiti untuk kesekian kalinya, melihat kedua orang tuaku lebih menyayanginya dibanding diriku.

*Flashback On*

Masa SMA adalah masa yang paling indah, kita akan tahu apa yang namanya cinta, teman memiliki 2 wajah, teman setia, atau sekedar mencari popularitas, pokoknya masa SMA Itu masa paling indah. Sekarang aku sedang duduk ditaman belakang sekolah ku bersama dengan Chloe, yup dia sahabatku, kami sering berdua di taman ini, karena bagiku tidak ada yang mengganggu bahkan mendengar ucapan kami disini.

150 Days With YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang