Andai..

303 19 5
                                    

''Andaikan waktu dapat berhenti , aku akan mengentikan waktu yang dapat membuatku tertawa.

Andaikan waktu dapat diulang aku ingin mengulang dimana aku tak akan pernah menangis.

Andaikan waktu bisa dipercepat aku akan mempercepat waktu agar aku tak bisa menangis, bahkan melihat orang yang kucintai menangis.

Akan tetapi, itu semua hanyalah sebuah andai-andai yang tak akan pernah terjadi sampai kapanpun. Sekarang hanya puing-puing memori yang mengingatnya''

Chloe's POV

Mataku terbelalak kaget sesaat yang kulihat adalah lilin yang mengukir kata ''Go away in my life bi*ch'' . buliran bening yang seari tadi di ujung mataku, akhirnya tak kusangka mengalir dengan lembutnya di mataku. Kenapa? Kenapa Austin harus melakukan ini? kenapa  harus dia? kenapa tuhan?!

'Hiks.. hiks' aku semakin terisak dengan apa yang kulihat barusan. Drtt drt... ponselku bergetar , 1 message from : Austin . kutekan layar pada handphoneku.

By : Austin.

Apa kau sudah melihatnya? Kau menyukainya? J

To : Austin

Ya aku sudah melihatnya, aku .. aku pikir aku menyukainya terima kasih yah.

By : Austin

Baguslah jika kau sudah melihatnya, pergilah tidur, besok aku sudah kembali.

Aku tak membalas pesan darinya , ini sangat menyakitkan, mungkin besok aku akan berpisah dengannya, atau aku harus mempertahankan hubungan ini? bahkan dia sudah mengatakan untuk pergi dari hidupnya? Apa yang harus aku lakukan tuhan? Katakan padaku. Aku .. aku tak kuat. Lagi-dan lagi air mata ku turun dari pelupuk mataku. Sebegini kejamnya kah ujian mu padaku tuhan?

Aku melangkahkan kakiku masuk ke kamar, kututup pintu kamarku, dan berjalan ke meja belajarku. Kubuka buku diaryku dan menuliskan seberapa aneh hari ini.

Tak terasa sang fajar telah terbit untuk menyinari bumi perkasa ini. Aku sudah terbangun dan tengah bersiap untuk pergi hanya untuk sekedar jalan-jalan hari ini sekolah kami sedang libur musim dingin, jadi kurasa tak apa jika aku pergi hanya untuk sekedar berjalan-jalan seorang diri. Dinginnya udara serasa menusuk tulang-tulang ku, dan menghambat semua aliran darahku...

''Arghhh..'' pekikku saat kurasakan ada benda keras yang memukul tepat di leherku, perlahan semuanya berputar, dan gelap menghampiriku...

150 Days With YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang