Charon berangkat sekolah diantar Kak Arta, sebab Mama Riris harus menghadiri breakfast meeting pagi-pagi sekali. Mama Charon itu sudah meninggalkan apartemen sejak jam 5 tadi. Biar ngga kena macet, katanya.
Tanpa sadar, Charon yang sedang berjalan memasuki gerbang SMA Magella dengan membawa pot tanaman Adam Hawa—dengan Yono yang mungkin masih bobok di dalam tanah—sedikit berharap kalau pagi ini dia akan berpapasan dengan Pluto. Entah kenapa pikirannya mengarah kesitu, tanpa disuruh.
Tapi nihil. Charon tiba di kelasnya dengan kekecewaan yang asing. Dia hanya mendapati teman-teman sekelasnya yang asik ngobrol sebelum bel masuk berbunyi, ada yang membawa jajan sebagai "sarapan" dari kantin juga.
Nggak ada Kak Pluto pagi ini...
Eh, ngapain sih Ocha mikir gitu? sadar gadis itu. Charon merasa malu sendiri.
"Pagi Chaaa!" sambut suara nyaring riang seorang Riva. Gadis berkerudung itu duduk di barisan depan, bersebelahan dengan Gillian.
"Pagi Riva, pagi Gill. Udah siap buat praktikum nanti kan?"
"Woyadong! Eh, elo dah bawa bagian lo kan, Cha?" tanya Gillian.
Charon menyodorkan pot bunga yang sedari tadi digenggamnya.
"Mantab!" Riva memulai, "Aku juga udah bawa kok, tempe sama ketela. Ini si Gill nih malah ngaco! Suruh bawa air kolam malah ambilnya air kolam renang..."
Charon sontak terbahak. "Kolam renang?" ulangnya.
"Habisnya, di rumah gue adanya itu," jawab Gillian sambil mengangkat bahu tak berdosa.
"Ya tapi kan itu nggak ada bakteri yang bisa diteliti, Gill! Air kaporit semua isinya!" Riva mulai ngegas.
Sebelum pertikaian Riva-Gillian berubah menjadi perang nuklir, Charon buru-buru menyela.
"Eh iya, Gill, Ocha mau bayar hutang..." Charon meletakkan pot bunga di atas meja, lalu membuka tasnya, mengeluarkan uang dari dompet.
"Ini. Ocha udah malakin uang ke Mama, hehe."
Gillian memandang sekilas delapan lembar lima puluh ribuan yang disodorkan Charon. Dengan satu cengiran, cowok itu menerimanya.
"Oke," ucap Gillian.
"Makasih ya, Gill. Riva juga, makasih udah ngajakin Ocha masuk kelompok kalian. Ocha seneng banget." Charon tersenyum manis dengan tulus, membuat Riva dan Gillian turut tersenyum. Senyum ajaib seorang Charon ternyata bisa menular efeknya.
"Kita juga seneng kok sekelompok sama kamu, Cha," jawab Riva.
Charon mengambil kembali pot bunga Adam Hawa, sebelum pamit untuk menuju bangkunya.
"Ocha ke bangku Ocha dulu ya, Riva, Gillian."
"Dadah Ocha, sampai ketemu di praktikum nanti ya~"
Lambaian tangan Riva mengiringi kepergian Charon. Tanpa gadis itu sadari, ia telah memplester senyum manis yang tulus selama berjalan kembali ke bangku dekat jendela.
"Ngapain lu ngomong sama mereka?" sambut Lala tanpa ba-bi-bu dan tanpa ucapan selamat pagi.
Senyum di wajah Charon langsung surut seketika.
"Lala... sekarang udah masuk sekolah?" tanya Charon polos.
"Menurut lu??"
Charon menunduk, dengan dada bergetar ia menarik napas.
"La... Ocha perlu bicara sama Lala."
🌑
Bel masuk sudah berbunyi, lorong-lorong di SMA Magella sepi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tidally Locked (𝘌𝘕𝘋)
Teen FictionWork ini BELUM DIREVISI. Mohon maap masi acakadut 🙏🏻 ** Apa yang akan terjadi ketika semesta mempertemukan cewek baru yang terlampau ramah dengan cowok senior paling bermasalah? Charon : Murid pindahan baru di kelas XI SMA Magella. Selalu disukai...