Pluto duduk di sudut teduh rooftop.
Cowok itu menghela napas. Jam istirahat sudah hampir selesai, tapi Charon tidak juga menampakkan batang hidungnya.
Di mana sih, anak itu? Benak Pluto menanyakan hal yang sama berulang kali. Instingnya mengatakan bahwa ada sesuatu yang terjadi. Janggal.
[Cha, lo dmn? Gw tunggu d rooftop.]
Pluto membaca ulang SMS yang dikirimnya tadi. Sudah terkirim 45 menit yang lalu, tapi masih tak ada balasan.
Sedetik cowok itu mengutuki teknologi jaman batu bernama SMS tersebut, yang tidak mengakseskan pengirim untuk mengetahui apakah pesannya sudah dibaca atau belum.
KRIIINNNGGG!
Bel tanda masuk telah berbunyi. Pluto malah menyandarkan bahunya, tak peduli.
Pluto nggak beranjak kemana-mana. Dia akan menunggu sampai sekolah ini tutup, kalau perlu.
🌑
"Cha, ikut gua."
Charon tersentak saat mengetahui siapa yang mengajaknya bicara. Lala.
Bel istirahat baru saja berbunyi. Tadinya Charon punya tempat tujuan yang menjadi prioritasnya selain kantin dan WC, yaitu rooftop.
Namun sepertinya semua itu harus ditunda dulu, sebab Lala keburu menghadang langkah Charon yang hendak bangkit dari kursinya.
"Ada apa, La?" tanya Charon setenang mungkin.
"Gua perlu ngomong sama lu. Berdua."
Charon menekuk alis, skeptis.
"Oke. Bentar, Ocha ambil hape dul—"
"Nggak perlu, sebentar doang kok." Lala mencegah gerakan Charon menarik ritsleting tas.
Alarm dalam kepala Charon berdenting. Ada yang nggak beres. Gadis itu buru-buru memikirkan cara untuk menolak ajakan Lala.
"Cha, please. Gua mau minta maaf..." lirih Lala yang mencondongkan tubuh ke arah Charon, setengah berbisik, membuat gadis itu kicep seketika.
Maaf? Lala minta maaf?
Charon nggak ngerti apa yang harus dia pikirkan. Otaknya serasa mati.
Yang gadis itu tau, menit berikutnya ia telah mengekor Lala ke luar kelas, bersirobok sedetik dengan Riva dan Gillian yang menatapnya dengan pandangan heran.
Charon hanya mengangkat bahu sekilas ke arah mereka.
🌑
BRUAKK!
Charon merasakan punggungnya menghantam dinding, menyebabkan rasa nyeri yang sampai ke diafragma. Lala barusan mendorongnya dengan hentakan keras, menyudutkan Charon terhimpit di tembok gudang.
"Bocah modelan kayak lu gini ini yang bikin gua muak. Muak, tau nggak! Dari awal gua udah gedeg sama lu, Cha! Sok polos, sok manis, tapi ternyata belagu luar biasa." Lala mencengkeram kerah seragam Charon.
"Begini cara kamu minta maaf, La? Aghh—" Charon merasakan kerongongannya tercekat. Lala mengeratkan cengkeraman, semi mencekik.
"Bener-bener udah berani ngelawan lu ya? Lu pikir gua kaga tau lu berangkat sekolah boncengan sama siapa? Lu itu seakan-akan ngeludahin muka gua, Cha! Udah tau gua kaga suka—jelas-jelas gua larang, sampai gua kasi peringatan juga kemarin-kemarin, tapi masih aja lu lakuin! Ternyata nggak cuman lemot, lu juga goblok luar biasa! Dibilangin pake mulut kaga bisa, harus pake tangan biar lu bisa paham, iya?!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Tidally Locked (𝘌𝘕𝘋)
Ficção AdolescenteWork ini BELUM DIREVISI. Mohon maap masi acakadut 🙏🏻 ** Apa yang akan terjadi ketika semesta mempertemukan cewek baru yang terlampau ramah dengan cowok senior paling bermasalah? Charon : Murid pindahan baru di kelas XI SMA Magella. Selalu disukai...