Seorang wanita berparas manis, tengah menikmati secangkir kopi Americano. Menikmati secangkir kopi di cuaca yang cukup dingin ini sangatlah nikmat, apalagi di temani kudapan manis.
Udara di kota Tokyo pada bulan Desember dan Januari sangat dingin, ditambah salju yang hampir setiap hari turun membuat sebagian orang malas untuk keluar rumah. Jika harus memilih, ia lebih baik berdiam diri di dalam rumah, menghabiskan waktu di kamar, dengan berlapis selimut tebal, sambil memeluk guling.
Oh... Sungguh surga dunia bagi orang mager sepertinya.
Namun semua itu tak seindah apa yang ia inginkan. Aktivitas yang padat tak membiarkannya untuk bersantai.
Di saat tengah menghabiskan waktu senggang, dering ponsel berlogo apel tergigit bergetar, dilihatnya nama sang sahabat tertera di layar, dengan cepat ia mengangkatnya.
Terdengar bunyi 'hallo' dari sebrang sana. Percakapan pun terjadi, biarpun tidak bertemu secara langsung mereka tampak bahagia. Wajar saja karena sudah lama sekali mereka tidak bertemu.
Sango, nama sang sahabat memberi kabar, jika ia akan segera menikah. Mendengar kabar tersebut, Kagome sangat senang, akhirnya sahabat yang terkenal tomboi itu akan melepas masa lajangnya. Pesta pernikahan sang sahabat akan diselenggarakan di kota Kyoto, tempat di mana ia lahir.
"Selamat ya, aku pasti akan datang ke acara mu," ujar Kagome bahagia.
Setelah cukup bertelepon ria akhirnya mereka memutuskan sambungan.
Kagome mendesah, wanita dengan manik mata sebiru samudra - menatap cangkir kopinya sendu.
'Menikah ya??' batin Kagome.
.
.
.
Sepasang mata emas tengah menatap pemandangan kota dari atas gedung pencakar langit. Kota metropolitan itu seakan tidak pernah tidur, ada saja lalu lalang kendaraan yang hilir mudik. Baik roda dua maupun roda empat.
Di temani segelas wiski di tangan, Sesekali ia menenggak minuman beralkohol tersebut dengan tenang.
Aura tenang, anggun, namun menusuk menguar dari laki-laki tsb, siapapun yang melihat akan bertekuk lutut di bawah kakinya. Kaum hawa akan berlomba-lomba mencari perhatian untuk mendapatkannya.
Dianugerahi rupa yang menawan, tubuh atletis, siapa yang tidak tergoda? Aura Alpha yang menguar darinya sangat dominan, tapi sayang sekali ia tipe pemilih. Dari sekian banyak wanita di dunia ini belum satu pun dari mereka ia kencani. Tak ayal, banyak spekulasi yang mengatakan jika ia Gay.
Hell! Dia masih lah normal yang menyukai melon daripada pisang. Ia hanya berhati-hati dalam memilih pendamping hidup.
Dia bukan tipe pria yang suka memasukkan 'lubang' begitu saja ke siapapun. Ia hanya ingin melakukan dengan satu wanita sepanjang hayat. Jika tidak, dirinya rela menjadi bujang lapuk seumur hidup. Daripada harus memaksakan kehendak menikahi bocah bahkan usia jauh dari aslinya.
Bisa-bisa ia disangka tua-tua keladi - Pedofil.
Hello... Sekarang bukan lagi menikah itu wajib hukumnya. Menikah atau tidak itu panggilan hidup masing-masing individu, jika tidak sesuai dengan hati maka jangan di paksakan. Menikahlah dengan orang yang kau cintai jangan dengan keterpaksaan. Menikah karena terpaksa sama dengan petaka.
Karena ia penganut kebebasan
ditambah ia tidak memiliki agama, katakanlah ia seorang Atheis biarpun keluarganya penganut ajaran Shinto yang kuat, sampai detik ini ia tidak mempercayai keyakinan manapun.
KAMU SEDANG MEMBACA
Don't Touch Me!
FanfictionHigurashi Kagome seorang wanita dewasa yang seharusnya sudah pantas untuk menikah dan memiliki anak, namun karena suatu alasan ia memutuskan untuk tidak memilikinya. Warning: Konten ini mengandung unsur dewasa. Diharapkan bijak dalam membaca. Ret :...