Chapter 2.

189 21 16
                                    

Semenjak dari pesta pernikahan Miroku, Sesshoumaru terus saja memikirkan wanita yang menurutnya aneh.
Pria berusia 37 tahun ini, untuk pertama kali merasa tertarik dengan perempuan.

Sosok wanita misterius yang di lihatnya waktu itu menimbulkan reaksi yang tak menyenangkan di hati dan pikirannya. Mau bertanya pada Miroku, tapi ah, gengsi. Pasti akan dicemooh, bisa-bisa setiap hari ia dibully dengan cibiran dan sindiran. Lupakan, Miroku dicoret dari orang yang ingin dia tanyai.

Dari analisanya, si perempuan berpakaian serba putih adalah teman dekat dari mempelai wanita, terbukti dari interaksi mereka berdua. Tanpa sungkan mereka saling berpelukan.

Rasa penasaran memuncak, Sesshoumaru memutuskan menyuruh Jaken mencari informasi tentang perempuan yang beberapa hari lalu ia temui. Putra Inukimi akhirnya memanggil salah satu pelayan setia untuk masuk ke ruang pribadinya.

Jaken memasuki ruangan bernuansa cokelat muda. Beberapa bunga segar 'duduk manis' di sudut tak jauh dari sofa. Terdapat satu lemari besar untuk menyimpan dokumen. Wajah pria itu menunduk dalam bahkan tak berani menatap mata sang tuan.

Sesshoumaru membalikan tubuhnya. Ia menatap Jaken datar. Sorot matanya tajam seakan-akan hendak mengulitinya.

"Cari tau wanita ini." Sesshoumaru menyerahkan selembar foto pada Jaken. Dengan tangan gemetar pria itu menerimanya.

'Darimana tuan Sesshoumaru mendapatkannya?' benak Jaken

"Satu lagi jangan sampai orang lain tau. Kau mengerti apa yang ku katakan, bukan?!"

"Baik tuan." Jaken mengangguk cepat. Ia sangat mengerti apa yang dikatakan sang majikan. Ia tidak berani membantah dan masih sayang nyawa, masih ada istri dan anak di rumah. Jika ia mati, mau di kasih makan apa mereka. Jaken segera mengenyahkan pikiran buruk dari kepala.

.

.

.

Seorang wanita tengah merangkai bunga pesanan salah satu pelanggan. Higurashi Kagome namanya, wanita ini memiliki toko bunga dan kedai ramen. Kedua tempat berdampingan, hanya di batasi sekat pemisah. Sebenarnya itu adalah bangunan dengan dua lantai. Lantai satu digunakan untuk toko bunga dan kedai ramen. Sedangkan lantai dua digunakan untuk tempat tinggal.

Ia hidup sendiri, terkadang keponakannya yang bernama Shippou dan Aimo datang berkunjung. Mereka adalah anak dari saudara sepupunya. Ia tidak keberatan jika mereka di titipkan di sini, ditambah ia sangat menyukai anak kecil. Shippo dan Aimo keduanya bukanlah anak yang nakal. Mereka sudah seperti anaknya sendiri. Biarpun sampai saat ini ia masih sendiri, tak masalah buatnya karena Canda-tawa mereka membuat ia terhibur.

Seorang wanita paruh baya duduk santai, sambil menikmati suasana toko bunga milik Kagome. Kecantikannya tak lekang oleh waktu. Walau umurnya sudah menyentuh di angka enam puluh tampak awet muda. Bahkan garis halus, flek hitam tak terlihat. Rambut perak disanggul rapi, bibir tipis dipoles lipstik merah cerah. Kimono bercorak bunga lily warna biru keungunan melekat di tubuh rampingnya.

Di temani kudapan manis dan secangkir kopi, sungguh terasa nikmat. Wanita itu tengah melihat Kagome merangkai bunga pesanannya. Diam-diam ia mengaguminya.

Kagome adalah seorang wanita manis yang memiliki kesopanan tinggi. Di lihat dari penampilannya yang tertutup, cara berpakaian dan tutur katanya baik. Lihat saja, ia sampai di suguhi teh dan kudapan manis sebagai pelengkap. Sangat baik dalam menyuguhi customer.

Ia salah satu pelanggan tetap di sini. Ia sangat menyukai bunga-bunga di toko ini karena Kagome sangat menjaga kualitas bunga yang di jual.

Sempat ia merasa kehilangan, karena perempuan itu pernah menutup tokonya. Lokasi yang sekarang berbeda dengan yang dulu. Toko bunga yang dulu berada di pusat kota, sedangkan toko bunga yang sekarang berada di pinggiran kota namun dekat dengan kuil Higurashi. Kuil yang setiap seminggu sekali ia datangi. Dulu Kagome hanya menjual bunga kini usaha wanita itu meningkat sampai membuka usaha baru, yakni kedai ramen di samping toko bunganya.

Don't Touch Me!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang