"YAK! LALISA APA INI!" suara dengan nada tinggi dan terdengan berat itu menusuk telinga gadis lugu dan cantik itu. lisa terdiam dan menundukkan kepala serta matanya yang terpejam, ruangan itu hanya terisi mereka berdua, hawa tidak enak memenuhi ruangan tersebut
"AKU MEMANGGILMU LALISA! TATAP MATAKU" ucap pria itu sambil menutup kasar dokumen
lisa lagi lagi tak bergeming, dirinya semakin menunduk takut, bahunya bergetar, air matanya mengalir deras, tetapi ia berusaha menahan isakan tangisnya
"KAU TIDAK PUNYA TELINGA HA?" bentak pria itu sambil menggebrak meja, lalu pria itu berjalan menghampiri lisa dengan tatapan penuh amarah
"ma..ma..af..kan saya, apakah saya membuat kesalahan lagi?" ucapnya tanpa menatap pria di depannya itu
pria itu dengan kasar mencekal pipi lisa dengan cengkraman yang sangat kuat, sehingga membuat sang empu meringis kesakitan
"ya, kau masi membuat kesalahan yang sama. Dengarkan aku.." ucap pria itu penuh penekanan diiringi dengan tangannya yang semakin mencengkram kuat pipi lisa
"shhh" desis lisa
"kau sudah aku beri kesempatan berkali kali untuk memperbaiki dan tidak melakukan kesalahan yang sama tanpa melaporkan masalah ini ke pimpinan.." ucap pria itu dingin
"TAPI KENAPA KAU TETAP MELAKUKAN NYA HA? KAU NIAT UNTUK BEKERJA ATAU TIDAK?! KAU INGIN MEMBUAT PERUSAHAAN INI DALAM MASALAH?" bentaknya lagi lalu melepas kasar cekalannya, membuat lisa terjatuh
pria itu lalu berjongkok untuk mensejajarkan tinggi badannya
"apa yang akan kau lakukan jika aku melaporkannya kepada pimpinan dan pimpinan mengetahui masalah ini?"
hening
hanya isakan lisa yang terdengar, oh ayolah lisa jawablah jika ini keteledoran karena dirinya sedang menanggung banyak beban pikiran terhadap keluarganya
"apa kau tidak mempunyai telinga untuk mendengar dan mulut untuk menjawab nona lalisa?" tanyanya terkesan lembut tetapi tajam
"sa..sa..yaa.."
BRAK
ucapan lisa terpotong, keduanya menoleh kearah pintu yang terbuka secara kasar menampakkan sosok lelaki tampan, gagah, tinggi yang tak lain adalah pimpinan dari perusahaan tempat lisa bekerja, Jeon Jung kook.
"apa yang kau lakukan kepadanya wakil pimpinan?" tanya jungkook dingin berjalan kearah pria yang membentak lisa dengan memasukkan kedua tangannya kedalam saku celana
pria tadi yang membentak lisa menundukkan kepalanya tanda memberi salam "dia melakukan kesalahan lagi dan kesalahan yang sama, memberi beberapa berkas yang salah untuk rapat hari ini dan itu sungguh menjadi masalah yang besar, dan masalah itu telah terjadi berulang ulang kali" kata pria itu lalu menatap lisa
Jungkook kemudian menatap gadis lugu seperti lisa yang masih terduduk di atas lantai dengan keadaan sedang menangis karena pipinya yang masih terasa sakit, kemudia menatap pria tadi
"tidak kah kau bisa tidak bermain kasar kepada wanita jika sedang marah?" tanya jungkook lagi dengan muka datar dan nada bicara dingin
pria itu hanya menunduk sebentar tanda meminta maaf
"berdirilah" perintahnya pada lisa
lisa berdiri, jantungnya berdetak cepat tak berani menatap kedua pria di hadapannya itu, karirnya terancam sekarang jika pimpinannya sudah mengetahui masalah ini, "tamat sudah" batin lisa
"ikuti saya lalisa"
setelah itu jungkook berlalu meninggalkan ruangan itu diikuti dengan lisa di belakang nya. Keduanya memasuki ruangan pimpinan lebih tepatnya ruangan jungkook
KAMU SEDANG MEMBACA
GADIS LUGU || LIZKOOK ✓
Fiksi Penggemar[END] seorang gadis cantik berponi sebatas alis dan lugu Lalisa Manoban dan Jeon Jungkook lelaki dingin nan tampan 📌ini cerita pertama ku, jadi mohon dukungannya ya ( ꈍᴗꈍ) ⚠️DILARANG KERAS UNTUK MENJIPLAK CERITA INI⚠️ Rank: #1 Lizkook 020621 #1 Liz...