Dua💔

21 3 0
                                    

"Bagiku bahagia ku itu sederhana, cukup dengan mendapatkan perhatian dari keluarga itu sudah lebih dari cukup, tapi mungkin aku belum di takdirkan untuk bahagia oleh sang pencipta."

Cintia anantasha

¤¤¤¤

Hari telah berganti, yang tadinya gelap kini menjadi terang menderang akibat cahaya matahari yang terlihat indah saat memancarkan sinarnya untuk menerangi bumi agar tidak kegelapan.

"Aku akan belajar dari matahari, walaupun sudah di caci maki dirinya tetap ingin menyinari dunia," gumam Tia sambil menunjukan senyum yang terlihat seperti senyum tanpa beban sedikitpun, 'walaupun kenyataanya berbalik.'

saat ini Tia sudah rapi dengan pakaian sekolah yang melekat di tubuh mungilnya, dirinya menuruni tangga dan melihat kedua orang tuanya sedang sarapan, tapi tak ada niat sedikit pun untuk bergerak menuju meja makan, karena dirinya tahu kalau dia berjalan menuju meja makan pasti Mama dan Papanya akan segera menghentikan acara makannya.

Pov Tia

Saat aku menuruni tangga satu persatu mataku tak sengaja melihat kedua orang tuaku sedang makan sambil mengobrol ringan, sebenarnya aku pengen sarapan bareng mereka tapi aku juga takut kalau hal yang dulu akan terulang lagi.

Yasudah dari situ aku langsung berjalan meninggalkan orang tuaku, yang menatapku tajam, entahlah aku tak tahu apa yang ada di fikiran mereka, yang aku tahu mereka sangat membenciku hanya karena bang Varo pergi ke paris untuk menggantikanku untuk menjaga oma dan opa.

Aku berjalan menuju halte, tapi saat melihat matahari yang belum terlalu nampak aku berfikir 'sepertinya belum ada kendaraan umum, lebih baik aku berjalan menuju sekolah, toh jaraknya cuma dua puluh lima meter lebih dengan jarak rumahku, lagian ini juga masih sangat pagi,' itulah yang ada di fikiranku saat ini, karena memang benar saat ini jam masih menunjukan pukul 06:05 jadi masih ada waktu

Sekitar empat puluh menit berjalan akhirnya aku sudah sampai di depan gerbang sekolah, dan banyak melihatku dengan tatapan tak suka tapi bagiku itu sudah biasa.

'Eh lihat deh si cupu datang lagi tuh.'

'Ish kirain udah pindah, karena nggak sekolah selama tiga hari.'

'Bikin malu aja deh.'

'Ish nggak tau malu banget sih,'

Seperti itulah cacian serta makian yang terdengar di telinga ku, tapi aku hanya menunduk dan berjalan menuju kelas.

***

Saat aku sampai di depan kelas, aku tak sengaja bertabrakan dengan seorang wanita.

Brak!

"Aws ...," ringisku bersamaan dengan wanita tersebut.

"Adu maaf, saya nggak sengaja," ucap ku.

"Eh iya nggak papa, lagian tadi itu juga salah saya," ucap wanita tersebut lalu melangkah pergi.

Setelah wanita itu pergi akhirnya aku berjalan menuju tempat dudukku lalu mendudukkan bokongku untuk beristirahat.

"Eh cupu or gendut gue pinjam kacamata lo dong," ucap seorang siswa dan berhasil membuat tawa dari setiap penghuni kelas .

Aditia (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang