"kalung ini berharga, tapi kamu lebih berharga buat saya. Anggep aja ini sogokan suapaya kamu nerima saya pas saya nembak kamu nanti"
(✿^‿^)
Semua orang punya caranya sendiri untuk meluapkan isi hatinya, seperti Sena yang lebih suka bernyanyi dan menulis untuk meluapkan rasa resah maupun senang. Sena tidak suka menceritakan masalahnya pada orang lain sekalipun ia sudah sangat dekat dengan orang itu, dia sudah hapal benar tabiat orang. Jangan cerita ke orang lain ya, cukup lo aja yang tau.
Hari itu dia akan mengangguk, lalu Setelahnya orang' yang ia percaya menyimpan masalahnya akan menceritakannya pada orang lain.
Menurut Sena musik dan coretan tinta adalah berangkas paling aman untuk bercerita selain Tuhan, tidak akan ada yang tau jika kira menyimpannya dengan baik dan benar. Dia mungkin gadis yang ceria bahkan terkadang terkesan bar-bar, mungkin pepatah "Orang yang tertawa paling keras adalah orang yang paling terluka hatinya." Itu benar adanya, fakta bahwa Sena akan tertawa seperti orang kesetanan lalu ketika malam ia akan menagis dipojok kamar dengan ribuan penyesalan atau sekedar mengevaluasi perbuatannya selama ini yang salah.
Angin boleh berhembus kencang membuat dingin udara disekitarnya, namun tetap saja Sena tidak bergeming dari tempatnya sibuk memetik ukulele berwarna merah jambu hadiah ulang tahun dari Win Win tahun lalu.
Sena benar-benar menikmatinya saat angin malam menyentuh lembut pipinya yang memerah sejak tadi.
Kuhampiri jalan yang kita lewati
Setiap hari kita di sini
Ku menanti hadirmu 'tuk kembali
Hanya kenangan yang tersisa di siniLagu milik Anneth itu sangat familiar di telinganya akhir-akhir ini, menikmati masa-masa galaunya mengingat kak Doyoung.
Sesungguhnya hatiku tak sanggup menerima dan lupakan segalanya...
Disetiap bait lagu yang terus ia alunkan membuat Sena menerawang jauh kemasa lalu, memaksanya mengingat bagaimana manisannya kak Doyoung saat itu, dan mirisnya siang ini ia ditampar oleh kenyataan bahwa, dia. Kak Doyoung sudah punya pacar. Sia -sia sudah selama ini Sena menunggu tanpa pernah sedikitpun melirik pada mereka yang menyukainya.
Sena menggenggam erat kalung berbentuk kubus kopong yang melingkar dileher indahnya, Sena belum pernah melepasnya barang sebentar saat dulu kak Evan memberikannya sebagai hadiah ulang tahun di halte bus depan sekolahnya dulu. Masih lekat diingatan Sena saat cowok itu dengan tatapan teduh dan sweater birunya dengan cepat melepaskan kalung yang melingkar dileher jenjangnya lalu memakaikan nya pada Sena, bahkan sampai sekarang Sena masih bisa merasakan bagaimana hangatnya nafas Evan di tengkuk nya kala itu.
Dia bilang, "saya nggak tau hari ini ulang tahun kamu, jadi saya nggak nyiapin apa-apa. Ini berharga banget buat saya, kamu jaga baik-baik ya~" begitu katanya sambil mengulas senyuman cerah dan mengusal rambutnya dengan gemas.
KAMU SEDANG MEMBACA
He Is Kak Evan | Kim Doyoung
FanficRate: 17+ "kak! Liat Nana bawain manisan salak buat kak Evan!" "Kenapa kakak harus buat saya jatuh cinta kalok akhirnya kakak sama orang lain?" ° ° ° ° "dia adalah semesta. Luas, sulit terbaca namun indah! Dia bak rasa yang sama namun berbeda, d...