07. HIKD : Indomaret

47 9 7
                                    

Kira-kira begini nih, gambaran kalau Doyoung benaran bawa motor.

°•°•°•°

Bus berhenti tepat didepan Indomaret membuat nya turun dan melangkah masuk hanya untuk mengobati rasa rindunya terhadap sosok kak Evan. Tempat ini cukup bersejarah bagi Sena juga kak Evan nya, sudah lama kakinya tidak datang kesini hanya untuk menetralkan keringat dan membeli sebotol air mineral bersama orang yang begitu ia kagumi. Dulu.

Sena melewati setiap rak yang ada disini, mengapsen apakah masih sama seperti dulu atau sudah berubah, sama seperti Evan nya?

Langit mungkin mulai berubah jingga, namun Sena sama sekali belum memiliki niat untuk beranjak dari kursi yang disediakan didepan Indomaret. Sekali lagi Sena tersenyum saat saat kendaraan lewat begitu saja tanpa henti, bukan karena ada yang lucu Sena tertawa, hanya saja ingatan soal kak Evan benar-benar mengusik fikiran nya akhir-akhir ini.

Dulu, sekitar satu tahun yang lalu Sena juga pernah duduk sini, di tempat duduk yang sama dan Indomaret yang sama. Rasanya saat ini Sena seperti sedang mengenang orang yang sudah mati seorang diri, seolah sudah ikhlas lalu mengenangnya lewat kenangan-kenangan klise yang terekam di otak dan hati. Aneh rasanya, karena kenyataannya kak Evan masih ada di dunia ini, namun bedanya laki-laki itu sudah tidak lagi bersama Sena untuk menggenggam tangan nya dan mengajaknya menyebrang jalan.

Duh! Rasanya benar-benar rindu saat tangan besar nan dingin itu menggenggam tangan Sena dengan erat, sesekali mengayunkannya sambil tersenyum dengan mata yang berbinar.

Setiap kali ingin menyebrang kak Evan selalu bilang, "pegang tangan saya yang erat, jangan sampai di lepas atau kamu bisa jatuh."

"Nana udah besar tau kak." Jawab Sena yang tidak terima karena di perlakukan seperti bocah.

Lantas laki-laki bermata bulat itu tertawa renyah hanya untuk mendapati wajah Sena yang semakin di tekuk karena kesal, "sini." Katanya sambil mengambil tangan kanan Sena dan di masukan ke dalam saku Hoodie nya, membuat tangannya semakin terasa hangat di udara yang cukup dingin sore itu.

"Iih! Geulis geulis sedeng euy! Lagi ngebayangin apa atuh neng?"

Sena langsung bersikap gelagapan pasca di pergoki seorang laki-laki tua penjaga parkiran sedang senyum-senyum sendiri. Moodnya benar-benar langsung hilang saat itu juga.

"Nggak pak, tadi ada badut lewat lucu banget," kata Sena bohong, entah sadar atau tidak namun bapak tukang parkir itu hanya geleng-geleng kepala lalu berlalu begitu saja.

Jika obat rindu adalah bertemu, lalu bagaimana dengan Sena yang selalu merindukan Evan padahal setiap hari pun selalu ia temui? Bertemu saja tidak cukup jika tidak pernah saling menyapa dan berbagi rasa seperti dulu.

Apa selama satu tahun ini hanya Sena yang masih menyimpan rasa dan menunggu sampai waktunya tiba? Saat masuk ke sekolah menengah atas, Sena kira waktu baik itu sudah datang, Sena kira ia tidak akan kehilangan Evan lagi. Namun kenyataannya, jarak mereka semakin jauh meskipun dalam lingkungan yang sama.

Karena hal itu pula Sena jadi banyak diam dan mengenang, mengenang dia yang masih hidup memang yang paling menyakitkan. Mau bagaimana lagi, dia takut kehilangan untuk ketiga kalinya. Tahun lalu, sekarang dan kenangan dihati dan otaknya, Sena tidak akan membiarkan ingatan itu hilang.

He Is Kak Evan | Kim DoyoungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang