02. HIKD : Truth Equals Pain

151 56 56
                                    

"saya suka kamu, saya mau kita jadian. Tapi nggak sekarang."

⊙﹏⊙

"Seperti layaknya aku melihat senja, aku akan mencintainya sesederhana itu, melihat perlahan biru langit berubah menjadi jingga lalu merah keunguan. Memandang namun tidak berharap memeliki nya, menikmatinya tanpa ingin membawanya pulang...

... seperti aku melihat kamu Jeff, aku nggak pengen kamu jadi pacar aku. Lewat surat ini aku cuma pengen ngasih tau kamu, kalok aku suka kamu..

...dari Nadia."

Sesaat setelah menutup surat yang ia baca, Tiway  bersorak riuh memenuhi seisi kantin tanpa ada yang berani menegur. Ini adalah surat ketiga yang sahabatnya terima di loker nya pagi ini. Bukan hanya surat, bahkan para pengagum rahasia Jeffrey banyak memberikan coklat, bunga atau sekedar pocari sweat setelah cowok itu selesai latihan basket di lapangan. Jeffrey akan selalu menerima pemberian itu, namun siapa yang tau setelah si pemberi hilang dari pandangan, ia akan langsung membuang nya ke tong sampah atau yang paling waras-nya Jeffrey akan memberikan nya pada Tiway.

Mendengar sorakan riuh yang Tiway sebabkan, Jeffrey hanya memainkan lidahnya didalam mulut berlagak songong sambil menarik sarkas kerah jas almamaternya. Menyebalkan dimata Tiway namun mampu membuat pingsan para gadis yang melihatnya.

Tiway berani bersumpah demi kaos kaki busuknya Spongebob, kalau membacakan surat cinta yang Jeffrey terima adalah sebuah keseruan tersendiri bagi nya. lucu, karena terkadang mereka menuliskan nya dengan sangat berlebihan, bukannya baper Tiway yakin siapapun yang membacanya juga akan merasa jijik lalu tertawa terbahak-bahak, ini era canggih dan mereka masih menulis surat berharap dianggap romantis. Dasar bodoh! Tiway tidak akan menyimpan surat Jeffrey sendirian ia akan membaginya pada Evan juga, bahkan sering ia akan berdiri ditengah-tengah keramaian hanya untuk membacakan keras-keras surat yang diletakan pengagum rahasia Jeffrey di loker bahkan dikolong meja cowok ganteng itu.

Jeffrey yang notabenenya cowok brengsek berkedok malaikat itu hanya tersenyum samar, membiarkan Tiway membacakan surat surat cinta yang sebenarnya di tujukan untuk nya. Masa bodo! Toh seisi sekolah sudah tau resikonya kalau berani mengirimkan surat cinta untuk Jeffrey, ya harus siap siap malu suratnya dibacakan didepan umum oleh Tiway.

Bukan main bahkan Tiway tanpa ragu menyebutkan nama pengirimnya, tanpa embel-embel sensor, tidak peduli bagaimana si gadis akan malu lalu lari terbirit-birit karena mendengar bisik-bisik  seluruh murid yang mendengar isi suratnya dibacakan didepan umum. Itu adalah hiburan bagi Tiway,

"Gua denger Nadia itu cantik lho Jef! Kembang kelasnya 2C, gimana? Sikat aja udah!" Tiway dengan semangat empat lima menyenggol nyenggol bahu Jeffrey.

"Liat tu!" Matanya menunjuk objek yang tengah mereka bicarakan, Nadia. Perempuan yang baru saja surat cintanya dibaca oleh Tiway datang dengan gerombolan gengnya, dengan sesekali ia mencuri pandang pada Jeffrey.

"Liat bodynya Jef.. huuh aduhai kayak gitar spanyol. Mon-thok!" Cowok itu meliukkan tangannya didepan wajah Jeffrey, seolah  membentuk lekuk tubuh gadis yang tengah mereka bicarakan.

"Jeffrey mana doyan sama cewek, dia kan gay! Lo hati-hati aja Way, awas di grepe-" Celetuk Evan yang sejak tadi hanya diam dan menjadi penonton Tiway yang heboh sendiri dan Jeffrey yang berlagak sok ganteng.

"Enak aja lo!" Sebuah geplakan mendarat di kepala Evan dengan cukup keras, membuat nya meringis namun enggan membalas. "Gini-gini gua masih suka lobang dari pada batang." Ia bergidik ngeri sendiri.

He Is Kak Evan | Kim DoyoungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang