Chapter 5 : Terima Kasih🌟

39 6 0
                                    

بسم الله الرحمن الرحيم

____________________________________

Ngreeeng....

BRAK.....

"Astagfirullah!!!" Pekik Khaira dengan kuat. Badannya sudah ambruk mengenai aspal. Hampir saja Khaira terkena srempetan kereta dari orang yang sudah melanggar tata tertib itu. Khaira menjatuhkan diri kebelakang, sehingga dia tidak terkena tadi.

Pengendara yang berada disitu pun banyak mengeluarkan sumpah serapah. Jantung Khaira hampir mencelos tadi.

1 detik...

2 detik...

3 detik...

Khaira masih ditempat, seakan tidak percaya bahwa dia masih selamat. Bayang bayang kematian seakan berkelebat dipikirannya.

"Ayo bangun, kamu pikir ini cafe buat tongkrongan." Khaira langsung menoleh kesumber suara. Ya Allah pangeran siapa ini yang nyasar kesini!

"Huuft, biar aja ditabrak." lelaki tersebut menghembuskan napas dan melenggang pergi. Khaira langsung tersadar dan langsung bangun dari tempatnya. Karena lampu merah sudah berganti warna tadi bertepatan saat Khaira berdiri.

Jangan ditanya bagaimana reaksi pengendara yang melihat kejadian tadi itu, sudah pasti banyak yang kaget karena Khaira hampir ketabrak tadi. Tapi mereka hanya duduk anteng dikendaraan masing masing sambil menonton. Tapi Khaira tak masalahkan hal itu, lagian dia tidak tertabrak. Kalau Khaira tertabrak dan mereka hanya menonton, nah itu harus dipertanyakan dimana sikap saling tolong menolong mereka.

Tapi jangan sampe ya Allah. Khaira belum mau mati. Memang ajal tak memandang kesiapan kita, tapi setiap orang pasti takut dihadapkan dengan kematian.

"Haduh, mau ditaruh dimana muka ku. Jatuh didepan orang banyak tuh gak enak banget. Lagian tuh orang gak patuh banget sih." Khaira sudah mendumel dumel sambil membersihkan baju dan roknya.

"Awas aja tuh orang, kalau aku ketemu dia. Pasti aku smackdown tuh orang. Lagian,---aww----" Khaira membalik telapak tangannya. Dia melihat banyak goresan yang mengeluarkan darah. Ini pasti karena jatuh dan keseret diaspal tadi. Mana hampir mau tiduran.

Khaira kuat, jadi Khaira diam. Khaira mengabaikan rasa perih ditelapak tangannya, Khaira mengelap darah didaun yang dipetiknya. Seperti kanak kanak ya bund. Setelah selesai, dia terus berjalan dan tujuannya ke pangkalan angkot berikutnya. Khaira terus berjalan dengan pelan, takut kejadian itu terulang lagi. Saat Dia berjalan, tas nya seperti ditarik, ditarik makhluk astral. Khaira bergidik. Lagian jalan ke pangkalan angkot yang dia tuju, sedikit jauh dan sekitar jalannya banyak pohon pohon besar.

"Haduh siapa lagi ini yang tarik tarik. Haduh ya Allah, gimana ini. Heh setan. Lepassin gak sebelum aku tonjok kamu." Oke Khaira harus berani, gak boleh takut. Khaira teringat dengan sebuah hadits yang pernah guru ngajinya bacakan.

"Setan itu sebenarnya sangat takut terhadap kalian (manusia), melebihi ketakutan kalian kepadanya. Oleh karena itu, setan menampakkan diri kepada kalian, janganlah kalian lari ketakutan. Karena jika kalian takut, ia akan menunggangi (mengganggu) kalian, akan tetapi bersikaplah keras kepadanya, pasti dia akan pergi". (Riwayat Ibn Abi Dunya)

..........

Tas Khaira diputar oleh setan tersebut bersamaan badan Khaira yang membalik ke belakang. Khaira menutup matanya, tak ingin mengambil resiko bila melihat yang aneh aneh, niat ingin nonjok tuh setan malah takut nengok mukanya. Waktu terus berjalan dan Khaira masih menutup matanya, merasa diabaikan oleh si setan.

Aku Memilih Mundur√Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang