Chapter 6 : Patah hati 🌟

23 2 0
                                    

                         بسم الله الرحمن الرحيم

Kamu masih kecil.  Jangan dulu mikirin cinta cintaan. Belajar dulu yang bener.
                    - Khaira -

         Aku Memilih Mundur

Khaira mengelap peluh didahi nya. Ia habis beberes kamarnya, yang sedikit agak berantakan. Malam ini, ibunda dan tante nya akan kembali kekamar mereka yang sudah dibenarkan tempat lampunya.

Khaira berdiri lalu membentuk tangan nya seperti orang yang sedang memotret.
"Okey perfect." ucapnya lalu tersenyum.

Khaira berjalan ketempat tidurnya dan melompat ke sana. Ia ingin tidur, karena esok ia akan sekolah. Ketika Khaira sudah ingin menyelami alam mimpi, tiba-tiba...

Braakk

Khaira yang mendengar itu langsung menutup telinga nya dengan bantal.
"Astagfirullah ya Allah. Rasanya pengen nyentil orang nya."

Khaira memiringkan badannya untuk melihat siapa yang masuk. Wajah kesal Khaira langsung berubah sendu, melihat adiknya yang jahil sedang sedih. Gilang duduk dimeja belajar Khaira, sambil menenggelamkan wajah nya diantara tangannya.

"Lang. Ngapain? Kan Gilang juga ada meja belajar." Tanya Khaira dengan nada lembut.

Gilang langsung menggelengkan kepalanya secara cepat. Kalau ini bukan adiknya, mungkin Khaira akan menyeret tuh orang lalu tutup pintu, jangan lupa dikunci biar kagak masuk lagi. Tak mendapat respon apapun dari Gilang, Khaira turun dari tempat tidur lalu duduk disamping Gilang.

"Kamu kenapa Lang? Cerita aja sama kakak." kapan terakhir kali Khaira berbicara lembut dan berhati hati seperti ini pada Gilang. Haah Khaira lupa, karena hampir setiap hari saat bertemu pasti gelud.

Gilang memiringkan kepala nya menatap Khaira. Dan mengucapkan kalimat pertama nya,

"Kak, aku memang kurang ganteng apa sih?" Tanya Gilang membuat Khaira ingin tertawa.

"Adik kakak ini memang ganteng kok kayak pangeran kodok."

Eh apaan sih thor? (Mohon maaf, diatur keyboard)

"Emang kenapa sih? Kok jadi bahas soal ganteng atau nggak nya. '' ujar Khaira penasaran akan sikap Gilang.

Gilang menegakkan duduknya, lalu menghadap sang kakak. Jangan lupakan mata merah nya sehabis nangis dan

'sruuuk' ingusnya yang keluar masuk.

Khaira membuang mukanya kearah lain.
Jorok banget nih adik orang. Bathin Khaira.

"Aku sedih, masaan si Saiful suka sama si Dadang. Padahal dari segi wajah aku lebih tampan dari pada si Dadang itu. Haaah hamba patah hati Ya Allah." jelas Gilang dengan melankolis.

Kerutan didahi Khaira makin bertambah usai mendengar cerita adiknya. Gak mungkin adiknya menyukai sesama jenis. Apa mungkin adiknya ini homo. Ah yang benar saja, kalau itu benar akan dijedutkannya kepala adiknya kedinding biar sadar.

''Astagfirullah, Gilang. Kamu jangan aneh aneh deh. ''

''Emang kenapa sih kak. Apa salah kita menyukai seseorang?"

"Ya gak salah sih. Tapi kan jangan suka sama sesama jenis juga. Itu namanya kamu udah gak normal. ''

"Maksud Kakak Saiful itu laki laki?" Khaira mengangguk.

"Astagfirullah kakak mah ngeselin. Saiful itu perempuan kak. Nama lengkapnya Saifuliyyah Ukraina.''

''o--oh maaf. Kakak pikir laki-laki. '' ucap Khaira dengan cengirannya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 19, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Aku Memilih Mundur√Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang